Saturday, 11 September 2010

Bahagia

BAHAGIA

Apakah batasan bahagia?
Senang, suka ria, penuh gembira,
badan sehat, dan kaya harta.
Bukankah itu hanya bahagia sementara,
sebab masih ada duka, nestapa, dan lara
bahkan sengsara, papa, miskin harta,
juga berbagai bencana
silih berganti datangnya.

Lalu, apa sesungguhnya bahagia?
Ternyata dan ternyata, e... ternyata
bahagia itu adalah mereka
yang senantiasa dekat dengan Tuhan yang Mahakuasa
berada dalam tuntunan, lindungan, dan pengayoman-Nya.

Seperti apa tanda
bahwa mereka dekat dengan Tuhan yang Mahakuasa
sehingga hidup mereka di dunia dan di akhirat nantinya
bahagia tiada tara karena masuk surga.

Kata orang waskita ada tujuh tanda.
Pertama, di mana saja dan kapan saja
dirasakan betapa puas, tenang, lega,
tentram, damai, dan sejahtera.

Sebagai tanda untuk yang kedua:
banyak dikabulkannya doa-doa,
walau tidak semua yang kita minta,
dikabulkan oleh Tuhan yang Mahakuasa
hal itu sudah sebagai bukti nyata
bahwa Tuhan kasih kepada manusia.

Tanda kita dekat yang ketiganya
barang siapa memberi cepat kembali
kadang tidak dalam tempo yang lama,
bahkan kembali berlipat sepuluh kali,
dari apa yang kita berikan kepada mereka,
sungguh betapa bahagia sekali.

Keempat, tanda kita dekat dengan Tuhan
sering kali diberi pinjaman kebijaksanaan
buah sadar dan bakti kita kepada Tuhan
barang siapa senantiasa penuh kebaktian
sinar pencerahan kebijaksanaan Tuhan
selalu menyertainya dalam kehidupan.

Pinjaman kekuasaan sebagai tanda kelima
buah nyata dari rasa percaya,
bulat, teguh, kukuh, tangguh iman kita
tiada tuhan selain Allah Taala.

Apa tanda yang keenam kalinya?
Kita diperkenankan membabarkan Karsa
yang bukan berasal dari perasaan dan cipta,
melainkan buah dari rasa
taat melaksanakan perintah-Nya
dan juga menjauhi semua larangan-Nya.

Inilah tanda yang ketujuh dekat dengan Ilahi
Sudah tidak memiliki keinginan apa-apa lagi,
sudah merasakan kebahagiaan abadi,
hidup bertunggal dengan Tuhan Sejati,
di mahligai suci pusat sanubari
mencapai kasunyatan jati.

Bekasi, 11 September 2010

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan