Friday 19 April 2019

ABANG-ABANG LAMBE



ABANG-ABANG LAMBE

Abang-abang lambe bermakna:
di bibir polesan merah menyala
ucapan menyenangkan mereka
tapi hanya sekadar manis belaka.

Kata manis tentu enak didengarkan
kabar gembira dapat menyenangkan
padahal semua itu penuh kepalsuan
pada akhirnya ditemukan kekecewaan.

Merah di bibir dapat dikarenakan dubang
atau menggunakan lipstik zaman sekarang
terlihat menarik dan menebarkan pesona
berhati-hatilah agar tidak terpikat olehnya.

Janganlah senang pada manisnya ucapan
kata manis belum tentu sesuai kenyataan
sekadar basa-basi menyenangkan kalian
sadarlah hal itu dapat menjerumuskan.

Bekasi, 19 April 2019

ADEDAMAR TANGGAL PISAN KAPURNAMAN



ADEDAMAR TANGGAL PISAN KAPURNAMAN

Adedamar tanggal pisan kapurnaman, bermakna:
menggunakan penerangan sinar bulan tanggal pertama,
secara tiba-tiba mendapat anugerah sinar bulan purnama.
[baru tanggal satu sudah mendapatkan sinar bulan purnama]

Bahwasannya seseorang mencapai ilmu kesunyataan,
yakni seorang penuntut ilmu kusukmaan atau ketuhanan,
cita-cita hidup sejati bertunggal dengan Yang Maharahman,
tidak terbatas pada ruang dan waktu yang menjadi tujuan.

Ada kalanya penuntut ilmu kesukmaan baru melaksanakan,
baru saja mendapatkan petunjuk jalan benar dan dijalankan,
secara tiba-tiba mendapat anugerah mencapai kesempurnaan,
berhasil lulus, dan tercapailah sudah apa yang dia cita-citakan.

Akan tetapi, banyak orang yang sudah berpuluh-puluh tahun,
bahkan sepanjang hidupnya di dunia tidak dapat menemukan
sari rasa tenang damai tersimpan dalam Rahsa Jati tiap insan,
takhta singgasana Tuhan Yang Maha Esa di pusat kehidupan.

Demikian itu disebabkan oleh usahanya menggunakan pikiran,
perasaannya tidak tetap dan tidak mempunyai keteguhan iman,
lalu berbelok-belok jalan yang di tempuh, ke kiri dan kebablasan,
sehingga masuk ke istana Ratu Kidul, Penguasa Lautan Selatan.

Seorang penuntut ilmu kesukmaan diibaratkan orang bepergian,
dapat cepat segera sampai atau lama dia sampai di tempat tujuan
serta mudah atau sulitnya medan yang dihadapi dalam perjalanan
hal itu tentunya sangat bergantung pada orang yang menjalankan:
apakah pelaksanaannya berdasarkan tekad disertai pengorbanan,
dan apakah mau melakukan itu seenaknya atau hanya lelamisan.

Jikalau engkau semua mempunyai cita-cita mulia setinggi apa saja,
janganlah takut pada sukarnya laku yang menjadi tebusan cita-cita,
sebab bilamana engkau hanya berani pada yang mudah-mudah saja,
takut pada hal yang sukar, sulit, dan pelik, tentu tidak akan terlaksana.

Bekasi, 26 Januari 2015

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan