Thursday 26 February 2015

KRITIK SASTRA TEMPATAN: KERANGKA PENGGALIAN DAN PENGKAJIAN TEORI DAN KRITIK SASTRA PRODUKSI DALAM NEGERI


Judul Buku   : Kritik Sastra Tempatan 
Penulis         : Puji Santosa dan Djamari 
Penerbit       : Elmatera, Yogyakarta 
Tahun            : 2014 
Halaman      : xii + 236 
Ukuran Buku : 14,5 x 21 Cm 
Harga : Rp50.000,00

KATA PENGANTAR PENERBIT

Studi kesusastraan adalah upaya manusia untuk dapat memahami, mengerti, dan memperjelas tentang kesusastraan. Salah satu cara untuk dapat memahami, mengerti, dan memperjelas kesusastraan adalah dengan cara membaca, mempelajarinya, dan mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang kesusastraan yang disampaikan oleh guru sastra, dosen sastra, dan atau pakar kesusastraan sebagai narasumber. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk dapat melakukan studi sastra adalah melalui: (1) jalur pendidikan nonformal dan informal di masyarakat, seperti belajar secara otodidak di masyarakat, mengikuti diskusi, saresehan, seminar, ceramah sastra, kursus-kursus penulisan sastra, dan pentas-pentas sastra yang dilakukan oleh komunitas sastra, dan (2) jalur pendidikan formal, yaitu melalui bangku-bangku sekolah, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, bahkan kalau perlu mengikuti perkulihan di perguruan tinggi.
Buku Kritik Sastra Tempatan yang ditulis oleh Puji Santosa dan Djamari ini diterbitkan sebagai upaya memahamkan dan menerang-jelaskan ihwal kritik sastra tempatan yang digali dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), dan nasional (Indonesia). Dalam penelitian sastra tempatan ini mereka berdua menggali pemahaman teori dan kritik sastra tempatan dari tiga pakar sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar sastra dan sosial budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya). Hal ini kami sadari bahwa selama abad XX hingga kini, terutama memasuki awal 1980-an, Indonesia diserbu arus global paradigma teori dan kritik sastra Barat yang datang secara beruntun. Hadirnya buku ini merupakan alternatif menuju teori dan kritik sastra produksi dalam negeri.
Semoga penerbitan buku ini dapat menambah khazanah publikasi hasil penelitian dan kritik sastra di Indonesia. Penerbit Elmatera Publishing dengan bangga menyajikan penerbitan buku ini sebagai sumbangsih kami kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Selamat membaca dan mengapresiasi sajian penerbitan kami ini.

                                                                                                Penerbit Elmatera


PENGANTAR PENYUNTING AHLI 

Laju perkembangan karya sastra yang pesat di Indonesia tidak diikuti oleh lajunya pertumbuhan kritik sastra. Sepeninggal H.B. Jassin dan Subagio Sastrowardojo seolah-olah kritik sastra di Indonesia hanya jalan di tempat, tidak tampak ada penerus yang secara rutin menggeluti dunia kritik sastra. Keprihatinan itu dirasakan terutama oleh para akademisi dan juga kalangan pencinta sastra di Indonesia.
            Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa selama abad XX hingga kini, terutama memasuki awal 1980-an, Indonesia diserbu arus global paradigma teori dan kritik sastra Barat yang datang secara beruntun. Para akademisi berkenalan dengan New Criticism, Kritik Merlyn, Nouvelle Critique, Post Structuralism, Kritik Marxis, Kritik Psikoanalisis, Kritik Linguistik dan Stilistik, Kritik Formalisme, Kritik Mitepoik/Kritik Arketipe, Kritik Eksistensialisme, Kritik Feminisme, practical criticism, academic literary history, literary appreciation and interpretation, literary theory, kritik pragmatik, kritik ekspresif, kritik objektif, kritik mimetik, dan sejumlah istilah kritik sastra yang lain. Membanjirnya paradigma teori dan kritik sastra Barat itu tidak sepenuhnya dipahami oleh khalayak ramai, bahkan kaum intelektual di luar kampus lebih banyak mengalami kebingungan daripada kejelasan. Hal itu disadari bahwa pada umumnya sarjana sastra di Indonesia tidak begitu mengenal latar belakang pemikiran dan filsafat yang mendasari semua teori dan kritik sastra itu. Jadi, arus global paradigma kritik sastra itu patut dicermati secara saksama.
            Atas dasar pemahaman di atas, seharusnya pengamat, pengajar, dan peneliti sastra di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian tertantang untuk menggali lebih jauh arus global paradigma, baik baru maupun lama, kritik sastra itu dari waktu ke waktu. Artinya, tidak harus meninggalkan paradigma yang lama, tetapi yang baru pun perlu disongsong, digali, dikaji, dan ditelaah lebih lanjut. Para pakar sastra seyogianya menjelaskan bagaimana seharusnya paradigma kritik sastra itu dipahami, kemudian diaplikasikan dalam karya sastra di Indonesia: dalam genre puisi, prosa, dan drama, baik sastra tulis maupun sastra lisan.
Hadirnya buku Kritik Sastra Tempatan ini merupakan hasil penelitian sastra yang ditulis oleh Puji Santosa dan Djamari sebagai kerangka penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra produksi dalam negeri, menjadi salah satu alternatif menangkal teori dan kritik sastra dari Barat. Buku hasil penelitian ini mengungkapkan masalah pelbagai ancangan teori dan kritik sastra tempatan yang dapat digali dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), dan Nasional (Indonesia). Penelitian ini juga mendalami dan menggali pokok-pokok pemikiran teori dan kritik sastra tempatan dari tiga narasumber pakar sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar sastra dan sosial budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya).
Beberapa teori dan krtik sastra tempatan yang dibicarakan dalam buku ini antara lain, kritik sastra wangsalan, kritik sastra dwitunggal, kritik sastra tritunggal, kritik sastra caturtunggal, kritik sastra pancatunggal, kritik sastra hasthatunggal, kritik sastra dasatunggal, kritik sastra bangesgresem (banyol, nges, greget, sem), kritik sastra kasunyatan, dan kritik sastra kontekstual. Oleh karena itu, saya bangga menjadi penyunting ahli buku ini, baik dari sisi teknis bahasa maupun dari isi kajian yang mendalam tentang betapa pentingnya peran teori dan kritik sastra tempatan dalam pengembangan sastra di Indonesia. Hasil penelitian Saudara Puji Santosa dan Djamari ini mampu membuka cakrawala betapa luas dan mendalamnya penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra tempatan yang berangkat dari khazanah sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), Nasional (Indonesia), baik sastra tulis maupun sastra lisan.

Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
                                                                                    Peneliti Utama Bidang Sastra


KATA PENGANTAR PENULIS 


Sebagai salah satu upaya dalam pengembangan tradisi penelitian dan penulisan kritik sastra di Indonesia, kami hadir menyajikan sebuah buku tentang Kritik Sastra Tempatan. Dalam buku yang sederhani ini kami berusaha mengungkapkan pelbagai upaya alternatif ancangan kritik sastra tempatan sebagai kerangka penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra produksi dalam negeri. Buku hasil penelitian ini mengungkapkan masalah pelbagai ancangan teori dan kritik sastra tempatan yang dapat digali dan dikaji dari khazanah sastra daerah (lokal), Melayu (negeri serumpun), dan Nasional (Indonesia). Penelitian ini juga mendalami dan menggali pokok-pokok pemikiran teori dan kritik sastra tempatan dari tiga narasumber pakar sastra dan budaya dari Jawa Timur, yaitu Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Guru besar Universitas Negeri Surabaya), Prof. Dr. Henricus Supriyanto, M.Hum. (Guru besar Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan Begawan Sastra dari Padepokan Seni Sastra Tan Tular Malang), dan Dr. Sunu Catur Budiono, M.A. (pakar sastra dan sosial budaya Universitas PGRI Adi Buana Surabaya).
Pelbagai teori dan krtik sastra tempatan yang dibicarakan dalam buku ini antara lain, kritik sastra wangsalan, kritik sastra dwitunggal, kritik sastra tritunggal, kritik sastra caturtunggal, kritik sastra pancatunggal, kritik sastra hasthatunggal, kritik sastra dasatunggal, kritik sastra bangesgresem (banyol, nges, greget, sem), kritik sastra kasunyatan, dan kritik sastra kontekstual. Maksud penyajian beberapa alternatif ancangan teori dan kritik sastra di atas bahwa penggalian dan pengkajian teori dan kritik sastra tempatan itu harus berangkat dari khazanah teks sastra yang ada secara otonom, baik yang berasal dari sastra daerah (lokal) dengan bahasa daerah (lokal) setempat atau yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, sastra Melayu (negeri serumpun), maupun sastra nasional (Indonesia), juga baik sastra tulis maupun sastra lisan.
Akhirnya, selamat membaca dan mengapresiasi hasil penelitian sederhana ini. Tidak ada gading yang tidak retak. Apabila ada kekurangan, salah dan kilaf, mohon koreksian, kritik, dan saran perbaikan atas buku ini. Salam dan doa.

Jakarta, 1 September 2014
Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR PENERBIT ........................................................................................ iii
PENGANTAR PENYUNTING AHLI .................................................................................... v
KATA PENGANTAR PENULIS............................................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... ...... 1

BAB II PELBAGAI ANCANGAN KRITIK SASTRA TEMPATAN .................................. 13
2.1 Pengantar ....................................................................................................................... 13
2.2 Kritik Sastra Wangsalan ................................................................................................. 14
2.3 Kritik Sastra Dwitunggal ................................................................................................. 24
2.4 Kritik Sastra Tritunggal ................................................................................................... 42
2.5 Kritik Sastra Caturtunggal ........................................................................................ ...... 60
2.6 Kritik Sastra Pancatunggal ............................................................................................. 64
2.7 Kritik Sastra Hasthatunggal ............................................................................................ 67
2.8 Kritik Sastra Dasatunggal ............................................................................................... 78

BAB III KRITIK SASTRA BANGESGRESEM .................................................................. 89
3.1 Pengantar ....................................................................................................................... 89
3.2 Kaidah Kritik Sastra Bangesgresem .............................................................................. 91
3.3 Wayang dalam Satra Indonesia ..................................................................................... 98
3.4 Kritik Bangesgresem Novel ABMA dan KOK ................................................................ 101
3.5 Banyol dalam Pengisahan Novel ABMA dan KOK ........................................................ 112
3.6 Nges dalam Penokohan Novel ABMA dan KOK ........................................................... 126
3.7 Greget dalam Penceritaan Novel ABMA dan KOK ....................................................... 139
3.8 Sem Sebagai Kepekaan Erotik Novel ABMA dan KOK ................................................ 145
3.9 Simpulan ......................................................................................................................... 151

BAB IV KRITIK SASTRA KASUNYATAN ................................................................ ...... 153
4.1 Pengantar ....................................................................................................................... 153
4.2 Kewadakan Tembang .................................................................................................... 157
4.3 Fungsi dan Makna Pupuh Tembang .............................................................................. 164
4.4 Kaidah Kritik Sastra Kasunyatan .................................................................................... 168
4.5 Simpulan ......................................................................................................................... 177

BAB V KRITIK SASTRA KONTEKSTUAL ...................................................................... 179
5.1 Pengantar ....................................................................................................................... 179
5.2 Kerangka Teori Sastra Kontekstual ................................................................................ 180
5.3 Metode dan Teknik Sastra Kontekstual ......................................................................... 182
5.4 Konteks Kesejarahan Sunan Kalidjaga .......................................................................... 184
5.5 Konteks Nilai Keedipenian Tembang “Ilir-Ilir” ................................................................. 187
5.6 Konteks Nilai Keadilihungan Tembang “Ilir-Ilir” .............................................................. 191
5.7 Konteks Pembentukan Pekerti Bangsa ......................................................................... 196
5.8 Simpulan ......................................................................................................................... 199

BAB VI PENUTUP .............................................................................................................. 201

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 203
INDEKS ......................................................................................................................... ...... 211
BIODATA PENULIS                         219


Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan