SABAR SAREH MESTHI BAKAL PIKOLEH,
SABAR SUBUR MUSTHIKANING LAKU
Makna harfiah:
Sabar sareh mesthi bakal pikoleh,
sabar subur musthikaning laku, agar memperoleh
hasil sesuai
dengan harapan haruslah sabar, saleh,
sungguh-sungguh
tekun, teliti, cermat, hingga boleh
dikatakan
sabar menuntun kepuasan hasil diperoleh.
Sejatinya sabar
maknanya momot: sungguh luas hati,
bagai lautan tiada bertepi, tidak meluap dan membanjiri,
tapi segala cobaan kuat diderita, mampu menahan diri,
bukan orang yang putus asa, melainkan dia teguh hati,
bagai lautan tiada bertepi, tidak meluap dan membanjiri,
tapi segala cobaan kuat diderita, mampu menahan diri,
bukan orang yang putus asa, melainkan dia teguh hati,
kuat sentosa,
dan mahaluas pengetahuan yang dimiliki,
pemahamannya tidak
kerdil, kemauan dapat terkendali
watak dan
tabiatnya mulia, perangainya tidak picik budi.
Mari kita berolah kesabaran dengan usaha menjauhkan
watak-watak emosional, seperti cekak rupak brangasan.
Cekak rupak brangasan disebabkan pikiran dan perasaan
dibatasi oleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan,
menganggap salah semua pengetahuan dan kemampuan
Mari kita berolah kesabaran dengan usaha menjauhkan
watak-watak emosional, seperti cekak rupak brangasan.
Cekak rupak brangasan disebabkan pikiran dan perasaan
dibatasi oleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan,
menganggap salah semua pengetahuan dan kemampuan
dari apa saja
yang sudah dapat dimiliki oleh semua insan.
Wahai kawan semuanya, kesabaran itu laksana
minuman jamu yang sungguh pahit rasanya,
dan hanya dapat diminum oleh mereka
yang sungguh-sungguh teguh sentosa budinya,
hingga dapat menghilangkan duka lara,
berbagai penyakit yang diderita.
Wahai kawan semuanya, kesabaran itu laksana
minuman jamu yang sungguh pahit rasanya,
dan hanya dapat diminum oleh mereka
yang sungguh-sungguh teguh sentosa budinya,
hingga dapat menghilangkan duka lara,
berbagai penyakit yang diderita.
Perkara yang
sukar dan gawat semuanya
akan dapat
menjadi mudah dengan sarana
berlaku sabar,
sabab kesabaran senantiasa
menjadi jalan
tercapainya cita-cita luhur dan mulia.
Jadi, Sabar
itu bukan hanya niat yang berhenti pada
harapan,
angan-angan, atau pada pembicaraan saja,
melainkan
bertindak setapak demi setapak, atau juga
selangkah demi
selangkah dengan ajeg dan telaten kerja
hingga
tercapai apa yang menjadi cita-cita luhur dan mulia.
No comments:
Post a Comment