Thursday, 5 February 2015

SABAR SAREH MESTHI BAKAL PIKOLEH, SABAR SUBUR MUSTHIKANING LAKU





SABAR SAREH MESTHI BAKAL PIKOLEH,
SABAR SUBUR MUSTHIKANING LAKU

Makna harfiah: Sabar sareh mesthi bakal pikoleh,
sabar subur musthikaning laku, agar memperoleh
hasil sesuai dengan harapan haruslah sabar, saleh,
sungguh-sungguh tekun, teliti, cermat, hingga boleh
dikatakan sabar menuntun kepuasan hasil diperoleh.  

Sejatinya sabar maknanya momot: sungguh luas hati,
bagai lautan tiada bertepi, tidak meluap dan membanjiri, 
tapi segala cobaan kuat diderita, mampu menahan diri,
bukan orang yang putus asa, melainkan dia teguh hati,
kuat sentosa, dan mahaluas pengetahuan yang dimiliki,
pemahamannya tidak kerdil, kemauan dapat terkendali
watak dan tabiatnya mulia, perangainya tidak picik budi.

Mari kita berolah kesabaran dengan usaha menjauhkan
watak-watak emosional, seperti cekak rupak brangasan.
Cekak rupak brangasan disebabkan pikiran dan perasaan
dibatasi oleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan,
menganggap salah semua pengetahuan dan kemampuan
dari apa saja yang sudah dapat dimiliki oleh semua insan.

Wahai kawan semuanya, kesabaran itu laksana
minuman jamu yang sungguh pahit rasanya,
dan hanya dapat diminum oleh mereka
yang sungguh-sungguh teguh sentosa budinya,
hingga dapat menghilangkan duka lara,
berbagai penyakit yang diderita.

Perkara yang sukar dan gawat semuanya
akan dapat menjadi mudah dengan sarana
berlaku sabar, sabab kesabaran senantiasa
menjadi jalan tercapainya cita-cita luhur dan mulia.
Jadi, Sabar itu bukan hanya niat yang berhenti pada
harapan, angan-angan, atau pada pembicaraan saja,
melainkan bertindak setapak demi setapak, atau juga
selangkah demi selangkah dengan ajeg dan telaten kerja
hingga tercapai apa yang menjadi cita-cita luhur dan mulia.

Sentul, 4 Februari 2015



No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan