Monday, 9 February 2015

JUJUR MUJUR BAKAL MAKMUR




JUJUR MUJUR BAKAL MAKMUR

Orang yang senantiasa berbuat jujur
akan selalu beruntung dan makmur
sebab dapat menjaga panjang umur
tidak dihantui pelbagai penyakit uzur.

Sesungguhnya jujur makna pokoknya:
menepati janji atau kesanggupannya,
baik yang masih berada dalam hatinya
maupun yang telah terlahir dalam kata-kata.
Meskipun itu baru berada di dalam niat saja,
apabila hal itu tidak dilaksanakan olehnya
hal itu sudah berbohong nama lainnya.

Apabila seseorang tidak menepati niatnya
berarti dia itu sudah mendustai batinnya.
Jikalau niat tadi telah terlahir dalam kata-kata,
padahal tidak ditepatinya, kebohongannya
sudah jelas disaksikan orang lain juga.

Belajarlah bersikap jujur sungguhan,
kejujuran mendatangkan keadilan,
keadilan menuntun ke kemualiaan,
kemuliaan menghantarkan ke kebahagiaan
kebahagiaan dapat membawa ke keabadian.

Jujur memberi keberanian dan ketentraman
juga sudah tentu hati sanubari tersucikan,
lagi pula membuat tulus budi perbuatan.

Teguh dan kukuhlah kau pada kebenaran,
sekalipun kejujuranmu itu dapat merugikan.
Suka berdusta tentu jangan engkau dilakukan,
walau dustamu dianggap dapat menguntungkan.
Hanya barang siapa berkata dengan kejujuran,
serta dapat bertindak sesuai dengan kenyataan,
artinya dapat berbuat sesuai dengan kebenaran,
sungguh orang itu dapat mencapai kesempurnaan.

Orang bodoh tidak pernah berbohong, niscaya
lebih baik daripada orang pandai suka berdusta.

Sesungguhnya dalam kehidupan, barang siapa
yang tak dapat dipercaya budi bahasa, tutur kata,
atau tidak menepati janji dan kesanggupannya,
termasuk golongan orang munafik namanya,
senang berpura-pura atau mendua hatinya,
sehingga mereka tidak dapat menerima
kasih sayang Tuhan yang Mahakuasa.

Apabila engkau ingin senantiasa dikasihi Ilahi,
hendaklah engkau dapat senantiasa menepati
segala apa saja yang telah engkau sanggupi,
dan janganlah engkau sekali-kali ingkar janji,
supaya engkau hidup mulia dan tetap terpuji.

Sentul, 9 Februari 2015


No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan