Wednesday 4 February 2015

NYEBAR GODHONG KARA, SABAR SAWETARA




NYEBAR GODHONG KARA
SABAR SAWETARA

Nyebar godhong kara, sabar sawetara, makna harfiah:
menyebar daun kacang kara, sementara waktu sabarlah.
Dalam mencapai sesuatu, tidak boleh berlaku gegabah,
tergesa-gesa, serba instan, apalagi dengan marah-marah,
menghalalkan segala cara, dan hal-hal yang tidak terarah.

Laksana seorang petani yang menanam padi di sawah
dapat menuai padi setelah mandi keringat basah-basah,
membajak dan juga menggaru dengan bersusah payah,
serta menyebar benih, selanjutnya menjaga agar benih
yang telah disebar selamat, tidak mengeluh dan gelisah
tertimpa hujan dan terik matahari tetap tegar, tak goyah,
dengan sabar dia menantikan padi semburat nan indah,
menguning, dan masak, hingga dipanen sampai di rumah.
Hasil pengorbanan petani bermanfat bagi seluruh ranah.
 
Lihat pula jerih payah petani yang menanam buah-buahan
buah yang tua ranum matang, tentu manis untuk dimakan,
namun untuk dapat memperoleh rasa manis legit menawan
sementara waktu harus dapat berlaku sabar, menantikan
dari waktu ke waktu, hari ke hari, juga dari bulan ke bulan
dari biji ditanam, tumbuh jadi pohon, hingga menghasilkan
buah segar, harum manis, legit, tentu juga lezat dimakan
sangat menyehatkan badan dan bermanfaat semua insan.
 
Nyebar godhong kara, sabar sawetara, dapat menghayati
watak bumi atau tanah yang senantiasa tetap memberi,
meskipun setiap waktu, dibajak, digaru, dicangkul, digali,
diinjak-injak, bahkan diaduk-aduk, dan kemudian ditanami
akan terus menghasilkan sayuran, buah, juga hasil bumi
lainnya yang tentu sangat bermanfaat bagi setiap insani

Sentul, 4 Februari 2015



No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan