Friday 28 February 2014

PEPALI SAD-AVIHIMSA


PEPALI SAD-AVIHIMSA
 
Apa makna pepali sad-avihimsa?
Enam larangan berbuat kejam dan aniaya.
Siapa pun dilarang berbuat semena-mena,
terlebih kejam dan aniaya kepada sesama.
Kejam dan aniaya termasuk perbuatan hina,
juga tergolong budi pekerti yang amat tercela.

Larangan pertama disebut agnida
dilarang membakar secara membabibuta
lahan dan hutan jangan dibakar semaunya
terlebih juga membakar emosi pada sesama
dengan iri, dengki, sentimen pribadi, misalnya
dapat menghancurkan tatanan yang sudah ada.

Larangan kedua disebut wisada
dilarang meracun kepada siapa saja
termasuk meracun berbagai macam satwa
perbuatan meracun dapat menghilangkan nyawa
terlebih itu juga meracun kepada sesama manusia
ganjaran bagi yang menerjang wisada adalah neraka.

Larangan yang ketiga disebut atarwa
dilarang melakukan sihir dan guna-guna
sihir dan guna-guna berasal dari dewata
dapat membuat orang lain sakit dan gila
bahkan menderita seumur hidup di dunia
terkadang sampai tega meghilangkan jiwa.

Larangan yang keempat disebut sastraghna
dilarang mengamuk dengan cara putus asa
mengamuk disebabkan kebingungan dirinya
ketika menghadapi silap pesona maya dunia
pikiran dan perasaannya menjadi gelap gulita
korbannya pun, apa saja yang di sekitar mereka.

Larangan yang kelima disebut dratikrama
dilarang keras atas kegemaran memperkosa
memperkosa termasuk perbuatan keji dan hina
terlebih memperkosa wanita yang tidak berdosa
para pemerkosa lupa akan harga diri dan keluarga
dosanya pun tujuh turunan tidak terampuni oleh-Nya.

Larangan yang keenam disebut raja pisuna
dilarang keras atas kesukaan memfinah sesama
memfinah itu lebih kejam daripada membinasa
fitnah dapat menyebabkan derita sepanjang masa
barangsiapa yang sok suka memfinah siapa saja
ganjarannya tiada lain jadi penghuni intip neraka

Semua manusia seharusnya berbudi mulia
mau berjalan di jalan benar ialah jalan utama
jalan yang berakhir dalam kehidupan sejahtera
jalan yang senantiasa membuat hidup bahagia
bahagia di dunia dan bahagia di akhirat nantinya
kembali ke surga bersama Tuhan yang Maha Esa.

Jakarta, 28 Februari 2014

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan