Sunday, 2 February 2014

RATU ADIL

RATU ADIL

Apabila bangsa brahmana sudah menipu,
berlaku dagang cari keuntungan melulu,
ke mana-mana dia selalu menjual ilmu
padahal seharusnya dia tidak begitu.

Bangsa ksatria berbuat tercela,
berebut milik berbudi hina dina,
menggadaikan bangsa dan negara,
demi sesuap nasi dan sekeping harta.

Bangsa waisyalah yang berkuasa.
kedua bangsa takluk menghamba
bersujud-sujud kepada si empunya harta
disuruh membantu memperkaya waisya
dengan cara menindas bangsa sudra.

Berlaku demikian si bangsa sudra
berebut unggul melawan si waisya
si sudra sudah hilang rasa patuhnya
selalu menuntut kenaikan upah kerja
dan tambah berbagai jaminan juga
apabila tidak dipenuhi oleh si waisya
mogok menjadi buruh, tak mau bekerja.

Jikalau kerusakan semakin merajalela,
dunia rusak, kacau, dan penuh angkara
Aku, Ratu Adil, datang memperbaikinya
darma dari keempat bangsa di dunia.

Kehadiran Ratu Adil diharapkan semua
sebagai penjelmaan dari Wisnu Batara
sebagai juru selamat atas kerusakan dunia
sebagai utusan Tuhan Yang Maha Kuasa
laksana para nabi dan rasul dahulu kala
serta merta membawa kabar bahagia
menata hidup manusia agar sejahtera
dari pondok dunia ke istana mulia.

Sosok Ratu Adil pada diri Ramawijaya
ditorehkan Walmiki dalam sebuah cerita
sejak kelahiran Rama hingga remaja
telah dicitrakan sebagai ksatria utama
penuh kebajikan, kasih, dan berwibawa,
disegani rakyat, disenangi kawan,
dan juga ditakuti lawan,
bahkan sebagai pahlawan
pembela kebenaran dan keadilan.

Rama mampu melindungi brahmana
yang tengah bertapa di hutan Dandaka
yang diharu-biru para raksasa Alengka
hingga para raksasa mati tak bernyawa.

Rama dapat memenangkan sayembara
putri Mantili dari raja Janaka yang jelita
hingga mampu memboyong Dewi Sinta
pergi dari kota Mantili ke negeri Ayodya.

Rama mampu menaklukan Ramabargawa
anak pendeta yang haus darah para ksatria
dendam atas peristiwa yang melanda ibunya
hanya dengan merentangkan busur gandewa.

Rama dapat menerima nasibnya
dengan tulus ikhlas sebagai ksatria
selama 14 tahun dibuang ke Dandaka
di hutan hidup sengsara dan terlunta-lunta.

Rama ikhlas memberikan takhta Ayodya
kepada adiknya tercinta Sang Bharata
tanpa harus ada persyaratan apa jua
demi kesejahteraan rakyat dan bangsa.
Rama juga berhasil menolong Sugriwa
atas perlakuan Subali yang semena-mena
hingga mengembalikan kedudukan Sugriwa
menjadi raja kera di kerajaan Gua Kiskenda.

Tambak berhasil dibangun Rama
untuk menyeberangi samudera
menuju ke kota negeri Alengka
hanya dibantu sepasukan kera.

Rama dapat membebaskan Dewi Sinta
melalui perang besar melawan Rahwana
raja raksasa yang penuh angkara murka
akhirnya tewas dengan pusaka Guawijaya.

Rama menobatkan Gunawan Wibisana
jadi raja Alengka menggantikan Rahwana
dengan membekali ilmu Hastha Brata
membuat negeri Alengka kembali jaya.

Akhirnya, Rama membagi takhtanya
kepada dua anaknya Lawa dan Kusa
sebelum Rama mencapai moksa
ke langit sap tujuh menjadi dewata.

Sosok Ratu Adil seperti apa
senantiasa dipuja dan didamba
oleh setiap manusia hidup di dunia
yang dapat mengentaskan semua derita
dari hidup papa sengsara ke hidup mulia
dari hidup gelap gulita ke terang bercahaya
dari hidup sesat ke jalan benar dan utama
dari hidup dunia yang penuh kotor dan dosa
menuju ke hidup yang sejahtera dan bahagia.

Bekasi, 20 Januari 2011

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan