MENARA BABEL
Sebermula,
bangsa-bangsa di
seluruh dunia
hanya mempunyai
satu bahasa
dengan memakai
kata-kata yang sama
logat dan
ucapannya pun tiada berbeda.
Pada suatu ketika
masih di zaman dahulu kala
anak cucu Adam mulai mengembara
sampailah mereka di sebuah dataran Babilonia,
mereka berhenti, istirahat, lulu menetap di sana.
"Ayolah kita bersama-sama membuat batu bata,
mengeringkan, lalu membakar hingga membara,
agar dapat dipakai membangun rumah dan kota."
Ajakan pemimpin kafilah itu disetujui semuanya.
membangun rumah dengan ter sebagai perekatnya.
"Mari kita mendirikan kota dengan sebuah menara,
dengan puncaknya sampai menjulang ke angkasa,
supaya negeri kita jadi masyhur ke seluruh dunia.”
Oleh karena itu, turunlah Tuhan untuk melihat kota
dan juga menara yang didirikan manusia di dunia.
Lalu bersabdalah Tuhan: "Mereka ini satu bangsa
dengan satu logat,
ucapan, dan bahasa yang sama,
dan ini baru
permulaan dari rencana-rencana mereka.
Tak lama lagi mereka akan sanggup melakukan apa saja.
Sebaiknya Kami turun dan mengacaukan bahasa mereka
supaya mereka tidak lagi mengerti bahasa satu sama lainnya."
Sejak saat itu, Tuhan berkenan mencerai-beraikan mereka,
kemudian, anak cucu Adam berpencaran ke seluruh dunia,
mengais rezeki, belajar, dan bekerja dengan bahasa berbeda
satu tempat dengan satu tempat lainnya saling tak mengenalnya,
hanya satu yang mereka sisakan, yakni satu bahasa kesadaran jiwa:
sebagai hamba haruslah berbakti, beriman, dan bertakwa kepada-Nya
agar perjalanan dari pondok dunia ke akhirat dapat selamat sejahtera.
Jakarta, 21 Februari 2014
No comments:
Post a Comment