Peribahasa:
Godhong suruh lumah lan kurepe,
nadyan beda rupane, yen ginigit padha
rasane.
Arti
harfiah: Daun sirih bagian atas dan bawahnya,
sekalipun
berbeda rupa, jika digigit sama rasanya.
jikalau
diambil akan apa yang menjadi inti ajaran,
bukan
bab petunjuk yang berhubungan dengan
hukum
syariah atau hal lahiriah yang jadi aturan,
dapat
dikatakan tunggal makna, tiada perbedaan.
Hakikatnya
kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Alquran
adalah
kitab suci yang berasal dari wahyu Tuhan,
juga
bahasa dan redaksi ayat-ayatnya pun demikian,
sesungguhnya
semua mengajarkan hal keutamaan.
Representasi
perumpamaan atas ajaran kesunyataan
yang
dibentangkan di semua kitab suci wahyu Tuhan,
ibarat
emas kencana yang dibungkus perak, kemudian
dibungkus
lagi dengan timah, jadi jika engkau sekalian
ingin
mengetahui hingga emasnya, lebih dahulu kalian
harus
membuka timahnya, mengolah peraknya ajaran.
Tidaklah
mudah meggetahui peraknya Sabda Abadi,
yang
tersimpan di dalam kitab-kitab suci wahyu Ilahi,
bilamana
engkau semua tidak dapat bertemu sendiri
dengan
Sang Sabda Abadi di pusat hati sanubari suci,
sebab
jalan tersebut banyak bahaya yang merintangi
hingga
dapat menyesatkan, menyimpang ke jalan kiri.
Senyampang
bulan tampak menyembul di cakrawala,
seyogyanya
engkau siapkanlah delapan watak utama:
senantiasa
dapat berbakti, berimanan, dan bertakwa
sucikanlah
hatimu dengan lima macam watak utama:
sabar,
jujur, tawakal, tulus ikhlas, dan berbudi mulia,
hingga
engkau dapat mengetahui emas sebenarnya.
Pada
emasnya ajaran itu engkau mengetahui bahwa
harumnya
bunga semerbak mewangi tidak dapat juga
dipisahkan
dengan bunganya, madu tidak dapat pula
dipisahkan
dengan manisnya, dan matahari bercahaya
Bilamana
engkau telah sampai pada kesunyataannya
dapat
merasakan daun sirih bagian atas dan bawahnya
sekalipun
berbeda rupa, bilamana digigit sama rasanya,
berarti
emas ajaran kesukmaan telah disaksikan oleh jiwa
hingga
selamat sejahtera di dunia dan di akhirat nantinya.
No comments:
Post a Comment