Thursday 29 January 2015

GODHONG SURUH LUMAH LAN KUREPE


GODHONG SURUH LUMAH LAN KUREPE

Peribahasa: Godhong suruh lumah lan kurepe,
nadyan beda rupane, yen ginigit padha rasane.
Arti harfiah: Daun sirih bagian atas dan bawahnya,
sekalipun berbeda rupa, jika digigit sama rasanya.

Suatu kiasan akan kesejatian ilmu kesukmaan:
jikalau diambil akan apa yang menjadi inti ajaran,
bukan bab petunjuk yang berhubungan dengan
hukum syariah atau hal lahiriah yang jadi aturan,
dapat dikatakan tunggal makna, tiada perbedaan.

Hakikatnya kitab Taurat, Zabur, Injil, dan Alquran
adalah kitab suci yang berasal dari wahyu Tuhan,
meski berbeda-beda tempat dan masa diturunkan,
juga bahasa dan redaksi ayat-ayatnya pun demikian,
sesungguhnya semua mengajarkan hal keutamaan.

Representasi perumpamaan atas ajaran kesunyataan
yang dibentangkan di semua kitab suci wahyu Tuhan,
ibarat emas kencana yang dibungkus perak, kemudian
dibungkus lagi dengan timah, jadi jika engkau sekalian
ingin mengetahui hingga emasnya, lebih dahulu kalian
harus membuka timahnya, mengolah peraknya ajaran.

Tidaklah mudah meggetahui peraknya Sabda Abadi,
yang tersimpan di dalam kitab-kitab suci wahyu Ilahi,
bilamana engkau semua tidak dapat bertemu sendiri
dengan Sang Sabda Abadi di pusat hati sanubari suci,
sebab jalan tersebut banyak bahaya yang merintangi
hingga dapat menyesatkan, menyimpang ke jalan kiri.

Senyampang bulan tampak menyembul di cakrawala,
seyogyanya engkau siapkanlah delapan watak utama:
senantiasa dapat berbakti, berimanan, dan bertakwa
sucikanlah hatimu dengan lima macam watak utama:
sabar, jujur, tawakal, tulus ikhlas, dan berbudi mulia,
hingga engkau dapat mengetahui emas sebenarnya.

Pada emasnya ajaran itu engkau mengetahui bahwa
harumnya bunga semerbak mewangi tidak dapat juga
dipisahkan dengan bunganya, madu tidak dapat pula
dipisahkan dengan manisnya, dan matahari bercahaya
tak dapat berpisah dengan sinar yang menerangi dunia.

Bilamana engkau telah sampai pada kesunyataannya
dapat merasakan daun sirih bagian atas dan bawahnya
sekalipun berbeda rupa, bilamana digigit sama rasanya,
berarti emas ajaran kesukmaan telah disaksikan oleh jiwa
hingga selamat sejahtera di dunia dan di akhirat nantinya.

Sentul, 29 Januari 2015 



No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan