Sunday, 25 January 2015

ANAK POLAH BAPA KEPRADAH


ANAK POLAH BAPA KEPRADAH
 
Makna ungkapan anak polah bapa kepadrah:
bilamana anak bertingkah, suka membikin ulah,
dalam arti si anak berbuat tercela, bikin masalah,
orang tua pun tidak terlepas terkena juga getah,
artinya orang tua bertanggung jawab atas si bocah.


Ada relasi secara nyata antara anak dan orang tua,
sebab keberadaan anak tidak dapat dipisahkannya
dari orang tuanya yang telah melahirkan dia di dunia
ada sifat bawaan keturunan orang tua atau genetika
sehingga perilaku anak sering dianggap warisannya
meskipun hal tersebut tak sepenuhnya benar adanya
bisa saja pengaruh lingkungan dan pergaulan sesama
membuat anak berberilaku berbeda dengan orang tua
ada kalanya justru si anak perbuatannya lebih mulia
jikalau dibandingkan dengan orang tua yang durjana
atau sebaliknya ada juga orang tua yang alim ulama
anaknya berperilaku busuk, tercela, melanggar susila
orang tua tidak terlepas ikut juga menanggung perkara.


Sadarlah bahwa tertariknya anak menjadi keluarga
hal itu juga tidak terlepas dari adanya hukum karma
bilamana tidak karena tunggal laras atas dosa-dosa,
dapat juga dari buah perbuatannya pada masa purba,
dalam hubungannya dengan makhluk sesama di dunia,
sebagian itu guna membalas perbuatan baik dan mulia,
dan sebagian ada juga yang menjadi tempelak baginya,
karena perbuatan jahat yang telah dilakukan dahulu kala.


Lazimnya, anak dapat tertarik menjadi anggota keluarga
disebabkan oleh balas-membalas kebajikan, kasih, cinta,
dan juga rasa yang selaras, tunggal keadaan atas karma,
pada kehidupan masa purba yang telah diperbuat olehnya
atau karena benar tunggal watak antara anak dan orang tua.
Dengan demikian, tidak usah berulam hati dan berduka lara,
membenci, kesal, bahkan menganggap musuh bebuyutannya
bilamana anak melakukan perbuatan tercela, busuk, dan hina,
segeralah bertobat meminta ampunan Tuhan Yang Maha Esa
atas segala yang jadi perbuatan kilaf, salah, dan dosa-dosanya
supaya anak kita dapat dibukakan kembali pintu mata hatinya,
agar si anak dapat dituntun pada jalan benar ialah jalan utama,
jalan yang berakhir dalam kesejahteraan dan keabadian nyata,
sehingga dapat selalu sadar berbakti, beriman, dan bertakwa,
hidup si anak menjadi umat yang mursid, kaya ilmu dan harta,
memiliki keterampilan, kecerdaasan, juga selalu arif bijaksana,
luhur budi pekertinya, luhur derajatnya, serta mulia hidupnya,
karena sih anugerah dan lindungan Tuhan Yang Maha Esa.


Bekasi, 25 Januari 2015




No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan