Saturday, 11 February 2012

NARIMA: TAWAKAL DAN BERSYUKUR

Makna sesungguhnya narima
banyak mengarah ke ketenteraman hati kita
bukan orang yang malas atau enggan bekerja
melainkan orang yang menerima apa pun bagiannya.
Apa yang sudah ada di tangannya,
dikerjakan dengan senang hati jua,
tidak tamak, tidak serakah, dan tidak loba.

Narima yang sesungguhnya:
tidak menginginkan milik orang diluar dirinya,
tidak iri akan keberuntungan orang diluar dirinya,
tetapi orang yang senantiasa tawakal dan bersyukur atas karunia-Nya.

Watak narima adalah suatu harta
yang tiada dapat habis sepanjang masa,
oleh karena barang siapa yang ingin kaya raya,
upayakanlah di dalam watak narima.
Orang yang sudah dapat narima
tentulah beruntung di dalam segala hidupnya
oleh sebab dia unggul dan senantiasa jaya
atas berubah bergantinya keadaan dunia.

Ketahuilah wahai engkau semua
bahwa kehidupan di dunia
merupakan suatu roda perputaran masa
cakramanggilingan istilah lainnya
yang setiap saat berubah berganti tentunya:
apabila engkau tetap dalam panarima
dengan apa pun yang telah dianugerahkan-Nya
engkau senantiasa akan menjadi orang yang paling kaya
di antara para umat manusia.

Apabila kenginanmu tidak terpenuhi jua
tetaplah engkau dalam panarima,
dengan apa yang telah engkau milikinya,
sebab sekalipun tidak terpenuhi semuanya,
bukankah sebagian sudah engkau peroleh atau milikinya?

Hanya watak narimalah, tentunya
yang dapat menutun hatimu menjadi cerah ceria.
Hanya watak narimalah, semestinya
yang mengandung rasa tenang, tentram, dan bahagia.
Hanya watak narimalah, seharusnya
engkau tidak akan merasa:
terombang-ambing perputaran dunia,
timbul-tenggelamnya bahtera kehidupan fana,
yang senantiasa engkau alami dalam setiap harinya.

Bekasi, 10 April 2011

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan