Wednesday 29 February 2012

KEPEMIMPINAN DASASILA



Apa makna kepemimpinan Dasasila, wahai kawan?
Dasasila kesanggupan yang harus engkau laksanakan,
yaitu Jalan Keutamaan agar selamat sejahtera setiap insan
dalam perjalanan dari pondok dunia hingga ke istana keabadian.

Pertama, Berbakti kepada Tuhan yang Maharahman
adapun cara berbakti itu wahai kawan yang budiman
sembahyang yang benar haruslah engkau melaksanakan
caranya dengan memusatkan angan-angan dan perasaan
menuju ke arah dalam pusat batin yang telah tersucikan
raga, cipta, angan-angan, perasaan, dan hati engkau bulatkan
sehingga suasana heneng hening telah dapat engkau rasakan.

Oleh karena itu yang tetap dan ajeg bersembahyangmu, kawan
pada waktu siang dan malam pun tetap harus engkau laksanakan
dengan jalan jangan berani-beraninya menerjang larangan Tuhan
yang tersebut dalam Serat Paliwara, sebagaimna telah tersabdakan.

Kedua, berbakti sungguh-sungguh kepada Utusan Tuhan Mahasuci
yakni Utusan Abadi nan Mulia, yaitu Sang Suksma Sejati
disebut juga Nur Muhammad ialah Kristus Sang Sabda abadi
Penuntun, Pemimpin, dan Guru Dunia kamu sekalian yang sejati.

Adapun pokok atau intisari berbakti itu, wahai kawan
adalah taat melaksanakan perintah ya Sabda Wejangan
juga menjauhi semua larangan Tuhan yang Maharahman
senantiasa meningkatkan takwa dan iman, wahai kawan
berserah sepenuh jiwa raga kepada Penuntun Kesejatian.

Sadar mohon pertolongan agar dituntun dalam perjalanan
laksana engkau itu berada di tengah-tengah medan pertempuran
agar engkau terhindar dari godaan iblis dan para setan jalanan
mengalirnya sih anugrah tak terlepas dari hasil sembah-sujud kalian.

Berbakti yang ketiga kepada Kalifatullah ya Pembesar Negara
mereka itu sebagai wakil Tuhan yang Maha Esa, di dunia
pembesar negara tentu melindungi dan menyehterakan rakyat semua
dengan aturan undang-undang yang adil mengatur hajat hidup bangsa.

Pesanku wahai teman, setialah engkau dengan sungguh-sungguh
kepada Pembesar Negara yang disebut juga sebagai Kalifatullah
terhadap hukum negara dan peraturannya, melanggar, janganlah!
terhadap negara dan bangsamu, lebih baik engkau berkorbanlah
bagimu negeri, jiwa-raga kami, agar negara tegak sentosa dan kokoh.

Berbakti yang keempat dibicarakan
yaitu cinta tanah air: Indonesia tanah kelahiran
tanah pusaka yang suci tempat kita berkorban
tanah tumpah darah kita dan tempat makam di kemudian.

Tanda setia sungguh-sungguh kepada tanah air pusaka
yaitu meluhurkan atau demi kemuliaan Indonesia Raya
sarananya hanya dengan berusaha dan terus berusaha
berdoa dan bekerja keras membangun negara dan bangsa
disertai menuntut ilmu lahir dan batin, juga ilmu agama
menjadi kunci kebudayaan yang termasyhur ke seluruh dunia

Budi pekerti luhur, tata susila, sopan-santun, berwatak mulia,
menghormati bangsa-bangsa lainnya di seluruh dunia,
dan berani membela negara dengan taruhan seluruh jiwa raga,
serta ikut menjaga keselamatan tegaknya Negara Indonesia,
tentu NKRI mandiri, berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera.

Berbakti yang kelima itu, wahai kawan-kawan semuanya
adalah berbakti kepada ayah-ibu ya orang tua yang melahirkan kita
menghormatinya dengan penuh rasa belas, kasih, sayang, dan cinta
bersujud secara lahir dan batin, mentaati segala perintahnya
yang menuju ke keutamaan, kemulian, dan kebahagiaan tentunya.

Oleh sebab ayah-ibu itu sama dengan wakil Tuhan di dunia
sadarilah bahwa kelahiranmu di dunia perantaraan ayah-bunda
dengan tumbal dan pengorbanan jiwa dan raga yang senyatanya
sudah sepantasnyalah kalau kita menghormati orang tua kita.

Oleh karena itu, engkau takutlah yang sungguh-sungguh padanya
yaitu terhadap ayah-ibumu demi untuk meluhurkan namanya
dengan sarana berwatak utama atau berbudi pekerti mulia
sebagai bentuk nyata balasan anak kepada orang tua tercinta.

Disebut mikul dhuwur mendhem jero, ungkapan bahasa Jawa,
atau menjunjung tinggi memendam sedalam-dalamnya itu maknanya
usahakanlah di kemudian hari nama orang tua kita tetap terjaga,
nama baik tetap berbau harum mewangi semerbak ke mana-mana
hal itu terjadi apabila engkau menjadi kusuma bangsa Indonesia Raya.

Yang keenam dibicarakan juga berbakti kepada saudara tua
sebab saudara tua itu kelak dapat menjadi wakil orang tua
hal itu terjadi apabila kelak ayah-ibu sudah meninggal semua
oleh sebab itu saudara tua pun wajib dan harus dimuliakannya.

Kesanggupan yang ketujuh berbakti kepada guru kita
sebab guru itu juga dapat sebagai wakilnya orang tua
ketika berada di sekolah, dari TK hingga ke lulus sarjana,
guru menuntun membuka pencerahan ilmu lahir batin jua
sudah pada tempatnya kalau kita berbakti kepada mereka.

Patuh kepada guru sepenuh cinta kasih dan hormat kepadanya
melaksanakan semua perintahnya yang menuju ke hal-hal mulia
janganlah sekali-kali berani engkau membantah pelajarannya
yang menuju ke jalan keutamaan menghantarkan meraih cita-cita.

Wahai kawan semuanya, kesanggupan yang kedelapan
adalah engkau harus berbakti kepada pelajaran keutamaan,
yaitu jalan yang sebenar-benarnya harus engkau lewatkan
agar terhindar dari jalan simpangan yang menuju ke kerajaan setan,
jalan keselamatan yang berakhir dalam kesejahteraan dan kemuliaan.

Bagi mereka yang gemar berbuat onar dan angkara murka
jahat budi, senang terhadap barang-barang kerusakan dunia
perusak, pendengki, pembohong, iri hati, tamak, loba, dan aniaya
mereka akan menemukan musibah, petaka, celaka selama-lamanya
karena itu pesanku wahai kawan, jangan tersesat lakumu yang berhati-hati jua.

Sekarang yang kesembilan dibicarakan tidak kalah pentingnya
kesanggupan yang tersuci ialah belas kasih menyayangi sesama,
rasa cinta dan kasih terhadap semua umat Tuhan Yang Maha Esa,
berbagi kasih dan menghorati terhadap sesama menjadi hidup mulia.

Kesanggupan yang kesepuluh ialah menghormati semua agama
engkau jangan meremehkan dan mencela terhadap agama yang berbeda
sebab semua agama mengajarkan kebajikan dan kembali kepada-Nya
meskipun berbeda-bebeda kepercayaan dan cara-cara beribadahnya,
tetap satu jua, berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan di surga.

Percayalah bahwa semua agama itu menuntun agar berbuat keutamaan
tidak berbeda dengan agamamu yang engkau peluk dengan keteguhan
hanya syariat yang tidak sama, hanya berbeda bahasa dan cara peribadatan
oleh sebab itu jangan cela-mencela, lebih baik saling menghormati, bukan?

Wahai kawan, kepemimpinan Dasasila yang telah diuraikan
adalah kewajiban sejati yang harus diwujudkan setiap insan
dapat mengangkat derajat dan martabat bangsa Indonesia menawan
namun sepuluh kewajiban itu apabila diringkas hanya satu keutamaan
yaitu Sifat Cinta Kasih terhadap semua yang bersifat makhluk Tuhan.

Itulah wahai kawan-kawan yang menjadi jalannya
engkau bertunggal dengan Hidup Sejati-jatinya
yakni Sejati-jatinya keadaan yang tidak berubah jua
dan berubah berganti atau bergeser senyatanya
oleh sebab itu laksanakanlah kewajiban suci nan mulia
agar memancar sinar purnama, cahaya Tuhan, menerangi hidup kita.

Dasasila kesanggupan suci itu simpanlah di dalam batin
ejawantahkan dalam kehidupan senyata-nyatanya, kawan
disertai dengan menyucikan hati, pikiran, dan perasaan
seperti dipaparkan dalam Pancasila, lima watak keutamaan.

Melaksanakan Dasasila secara sungguh-sungguh, kawan
engkau mendapat sih anugerah Tuhan yang Maharahman
hidup teratur, sejahtera, tentram bahagia selamanya, kawan
sebab kasih Tuhan itu melimpah turun mengalir terus-terusan
apa yang kita angan-angankan terlaksana menjadi kenyataan
dan apa yang dikehendaki pun diperkenankan atau dikabulkan.

Bekasi, 29 Februari 2012

(Sumber: R. Soenarto Mertowardojo, Serat Warisan Langeng, 1949)

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan