Apa
makna kepemimpinan Dasasila, wahai kawan?
Dasasila
kesanggupan yang harus engkau laksanakan,
yaitu
Jalan Keutamaan agar selamat sejahtera setiap insan
dalam
perjalanan dari pondok dunia hingga ke istana keabadian.
Pertama,
Berbakti kepada Tuhan yang Maharahman
adapun cara
berbakti itu wahai kawan yang budiman
sembahyang
yang benar haruslah engkau melaksanakan
caranya
dengan memusatkan angan-angan dan perasaan
menuju ke
arah dalam pusat batin yang telah tersucikan
raga,
cipta, angan-angan, perasaan, dan hati engkau bulatkan
sehingga
suasana heneng hening telah dapat engkau rasakan.
Oleh
karena itu yang tetap dan ajeg bersembahyangmu, kawan
pada waktu
siang dan malam pun tetap harus engkau laksanakan
dengan jalan
jangan berani-beraninya menerjang larangan Tuhan
yang
tersebut dalam Serat Paliwara, sebagaimna telah tersabdakan.
Kedua, berbakti sungguh-sungguh kepada Utusan
Tuhan Mahasuci
yakni
Utusan Abadi nan Mulia, yaitu Sang Suksma Sejati
disebut
juga Nur Muhammad ialah Kristus Sang Sabda abadi
Penuntun,
Pemimpin, dan Guru Dunia kamu sekalian yang sejati.
Adapun
pokok atau intisari berbakti itu, wahai kawan
adalah
taat melaksanakan perintah ya Sabda Wejangan
juga
menjauhi semua larangan Tuhan yang Maharahman
senantiasa
meningkatkan takwa dan iman, wahai kawan
berserah
sepenuh jiwa raga kepada Penuntun Kesejatian.
Sadar
mohon pertolongan agar dituntun dalam perjalanan
laksana
engkau itu berada di tengah-tengah medan pertempuran
agar
engkau terhindar dari godaan iblis dan para setan jalanan
mengalirnya
sih anugrah tak terlepas dari hasil sembah-sujud kalian.
Berbakti yang ketiga kepada Kalifatullah
ya Pembesar Negara
mereka
itu sebagai wakil Tuhan yang Maha Esa, di dunia
pembesar
negara tentu melindungi dan menyehterakan rakyat semua
dengan
aturan undang-undang yang adil mengatur hajat hidup bangsa.
Pesanku
wahai teman, setialah engkau dengan sungguh-sungguh
kepada Pembesar
Negara yang disebut juga sebagai Kalifatullah
terhadap
hukum negara dan peraturannya, melanggar, janganlah!
terhadap
negara dan bangsamu, lebih baik engkau berkorbanlah
bagimu
negeri, jiwa-raga kami, agar negara tegak sentosa dan kokoh.
Berbakti
yang keempat dibicarakan
yaitu
cinta tanah air: Indonesia tanah kelahiran
tanah
pusaka yang suci tempat kita berkorban
tanah tumpah
darah kita dan tempat makam di kemudian.
Tanda
setia sungguh-sungguh kepada tanah air pusaka
yaitu
meluhurkan atau demi kemuliaan Indonesia Raya
sarananya
hanya dengan berusaha dan terus berusaha
berdoa
dan bekerja keras membangun negara dan bangsa
disertai
menuntut ilmu lahir dan batin, juga ilmu agama
menjadi
kunci kebudayaan yang termasyhur ke seluruh dunia
Budi
pekerti luhur, tata susila, sopan-santun, berwatak mulia,
menghormati
bangsa-bangsa lainnya di seluruh dunia,
dan berani
membela negara dengan taruhan seluruh jiwa raga,
serta
ikut menjaga keselamatan tegaknya Negara Indonesia,
tentu
NKRI mandiri, berdaulat, adil, makmur, dan sejahtera.
Berbakti
yang kelima itu, wahai kawan-kawan semuanya
adalah
berbakti kepada ayah-ibu ya orang tua yang melahirkan kita
menghormatinya
dengan penuh rasa belas, kasih, sayang, dan cinta
bersujud
secara lahir dan batin, mentaati segala perintahnya
yang
menuju ke keutamaan, kemulian, dan kebahagiaan tentunya.
Oleh sebab
ayah-ibu itu sama dengan wakil Tuhan di dunia
sadarilah
bahwa kelahiranmu di dunia perantaraan ayah-bunda
dengan
tumbal dan pengorbanan jiwa dan raga yang senyatanya
sudah
sepantasnyalah kalau kita menghormati orang tua kita.
Oleh
karena itu, engkau takutlah yang sungguh-sungguh padanya
yaitu terhadap
ayah-ibumu demi untuk meluhurkan namanya
dengan
sarana berwatak utama atau berbudi pekerti mulia
sebagai
bentuk nyata balasan anak kepada orang tua tercinta.
Disebut
mikul dhuwur mendhem jero, ungkapan
bahasa Jawa,
atau menjunjung
tinggi memendam sedalam-dalamnya itu maknanya
usahakanlah
di kemudian hari nama orang tua kita tetap terjaga,
nama
baik tetap berbau harum mewangi semerbak ke mana-mana
hal itu
terjadi apabila engkau menjadi kusuma bangsa Indonesia Raya.
Yang
keenam dibicarakan juga berbakti kepada saudara tua
sebab
saudara tua itu kelak dapat menjadi wakil orang tua
hal itu
terjadi apabila kelak ayah-ibu sudah meninggal semua
oleh
sebab itu saudara tua pun wajib dan harus dimuliakannya.
Kesanggupan
yang ketujuh berbakti kepada guru kita
sebab
guru itu juga dapat sebagai wakilnya orang tua
ketika
berada di sekolah, dari TK hingga ke lulus sarjana,
guru
menuntun membuka pencerahan ilmu lahir batin jua
sudah
pada tempatnya kalau kita berbakti kepada mereka.
Patuh
kepada guru sepenuh cinta kasih dan hormat kepadanya
melaksanakan
semua perintahnya yang menuju ke hal-hal mulia
janganlah
sekali-kali berani engkau membantah pelajarannya
yang
menuju ke jalan keutamaan menghantarkan meraih cita-cita.
Wahai kawan semuanya, kesanggupan yang kedelapan
adalah engkau harus berbakti kepada
pelajaran keutamaan,
yaitu jalan yang sebenar-benarnya harus
engkau lewatkan
agar terhindar dari jalan simpangan yang
menuju ke kerajaan setan,
jalan keselamatan yang berakhir dalam
kesejahteraan dan kemuliaan.
Bagi mereka
yang gemar berbuat onar dan angkara murka
jahat
budi, senang terhadap barang-barang kerusakan dunia
perusak,
pendengki, pembohong, iri hati, tamak, loba, dan aniaya
mereka
akan menemukan musibah, petaka, celaka selama-lamanya
karena
itu pesanku wahai kawan, jangan tersesat lakumu yang berhati-hati jua.
Sekarang
yang kesembilan dibicarakan tidak kalah pentingnya
kesanggupan
yang tersuci ialah belas kasih menyayangi sesama,
rasa cinta
dan kasih terhadap semua umat Tuhan Yang Maha Esa,
berbagi
kasih dan menghorati terhadap sesama menjadi hidup mulia.
Kesanggupan
yang kesepuluh ialah menghormati semua agama
engkau
jangan meremehkan dan mencela terhadap agama yang berbeda
sebab
semua agama mengajarkan kebajikan dan kembali kepada-Nya
meskipun
berbeda-bebeda kepercayaan dan cara-cara beribadahnya,
tetap
satu jua, berasal dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan di surga.
Percayalah
bahwa semua agama itu menuntun agar berbuat keutamaan
tidak
berbeda dengan agamamu yang engkau peluk dengan keteguhan
hanya
syariat yang tidak sama, hanya berbeda bahasa dan cara peribadatan
oleh
sebab itu jangan cela-mencela, lebih baik saling menghormati, bukan?
Wahai
kawan, kepemimpinan Dasasila yang telah diuraikan
adalah
kewajiban sejati yang harus diwujudkan setiap insan
dapat
mengangkat derajat dan martabat bangsa Indonesia menawan
namun sepuluh
kewajiban itu apabila diringkas hanya satu keutamaan
yaitu
Sifat Cinta Kasih terhadap semua yang bersifat makhluk Tuhan.
Itulah wahai
kawan-kawan yang menjadi jalannya
engkau
bertunggal dengan Hidup Sejati-jatinya
yakni
Sejati-jatinya keadaan yang tidak berubah jua
dan
berubah berganti atau bergeser senyatanya
oleh
sebab itu laksanakanlah kewajiban suci nan mulia
agar memancar
sinar purnama, cahaya Tuhan, menerangi hidup kita.
Dasasila
kesanggupan suci itu simpanlah di dalam batin
ejawantahkan
dalam kehidupan senyata-nyatanya, kawan
disertai
dengan menyucikan hati, pikiran, dan perasaan
seperti
dipaparkan dalam Pancasila, lima watak keutamaan.
Melaksanakan
Dasasila secara sungguh-sungguh, kawan
engkau mendapat
sih anugerah Tuhan yang Maharahman
hidup teratur,
sejahtera, tentram bahagia selamanya, kawan
sebab
kasih Tuhan itu melimpah turun mengalir terus-terusan
apa
yang kita angan-angankan terlaksana menjadi kenyataan
dan apa
yang dikehendaki pun diperkenankan atau dikabulkan.
Bekasi,
29 Februari 2012
(Sumber: R.
Soenarto Mertowardojo, Serat Warisan
Langeng, 1949)