MUSTIKANING
DEWI KUNTHI
Dewi Kunthi sebagai mustika wanita
memberi teladan bagi kita semua
atas pengorbanan seorang bunda
mengasuh dan mendidik para putra
sebagai perwujudan sejatinya cinta
menjadi pendidik pertama dan utama
menjadi pelindung dan juga penjaga
kewajiban agung yang sungguh mulia
senantiasa disertai dengan laku brata
wujud bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perjuangan yang luar biasa
ditinggal suami satu-satunya
ketika putra-putra masih muda
penuh pengorbanan jiwa dan raga
pantaslah dia jadi mustika wanita
berperan melahirkan insan utama
mengiringkan perjalanan hidupnya
mulai anak-anak hingga ke dewasa
juga berperan menjadi penghiburnya
agar semua putra selamat sejahtera.
Kewajiban sungguh suci dan mulia
peran menjadi ibu bagi setiap
wanita
dilakukan penuh rasa kasih yang
sama
tidak membeda-bedakan satu dan
lainnya,
jujur, sabar, narima, rela, dan berbudi
mulia,
dipupuk dengan rasa sadar, iman,
dan takwa
tanda berbakti kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Peran seorang ibu yang
senantiasa setia
melahirkan manusia ksatria
purusatama,
mendidik dengan iklim kasih
sayang sesama
hingga menjadikan mereka insan
utama,
mengiringkan perjalanan hidup
putra-putranya
dari lahir, anak-anak, remaja, hingga
dewasa,
menjadi juru petunjuk dan
penghibur mereka
agar semua selamat sejahtera
perjalanan dari pondok dunia
hingga ke istana akhirat
nantinya
Hal demikian itu jugalah
hendaknya
dapat dilaksanakan oleh para ibu
semua.
Putraku Pandawa semua
Bunda harapkan bilamana dewasa
engkau menjadi pilihan ksatria
yakni berwatak ksatria utama
dengan berbusana ilmu nyata
asal dan tujuan senyatanya
menjadi surga bagi Ayahanda.
Putra Dewi Kunthi yang pertama,
bernama Basukarna,
oleh Sri Mangkuenagara
dalam tembang Tripama,
sebagai teladan para wiratamtama
rela berkorban bagi negara dan bangsa.
Putra kedua, Puntadewa,
raja yang berwatak utama
jujur, berwibawa, dan bijaksana,
serta memiliki budi pekerti
mulia
menjadi
kompas dari saudara-saudaranya,
terlebih
akan rasa bakti dan panembahnya
sungguh-sungguh
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang
menguasai semesta alam seisinya.
Putra ketiga, Bimasena,
tampak gagah dan perkasa
ksatria penegak kebenaran di
dunia
pelindung dari para saudara
Pandawa
juga dapat menemukan guru
sejatinya
sang dewa bajang disebut Ruci
Batara.
Putra keempat, bernama Arjuna
ksatria utama bergelar Dananjaya
pusaka sakti Pasopati dia punya
berhasil mesu budi di Gunung Indrakila,
tidak tergoyahkan akan rayu dan goda
tujuh bidadari sungguh cantik
jelita
sehingga Manikmaya turun ke
dunia
berkenan memberi Pasopati kepada
Arjuna
untuk menyirnakan raksasa
Niwatakawaca,
Jayadrata yang sembunyi di
gedung baja,
saudara tuanya Basukarna di
medan laga,
dan Aswatama yang hendak
membunuh raja.
Titipan Dewi Madrim, dua putra
si kembar bernama Nakula dan
Sadewa,
di tangan Dewi Kunthi menjadi
ksataria
yang sungguh berbudi bawa laksana.
Keberhasilan mendidik
putra-putranya
mereka menjadi ksatria
purusatama
Dewi Kunthi disebut Mustika
Wanita,
teladan utama bagi para ibu
semua
sebagai tanda bahwa wanita
tidak sekadar memasak di dapur
bukan hanya teman di tempat tidur
ataupun hanya tukang cuci di
sumur.
Bekasi, 16 Desember 2012
No comments:
Post a Comment