Sunday, 23 January 2011

Sayembara Mithila

Sayembara Mithila

Suatu hari, cuaca cerah meliputi suasana Yogaasrama,
Rama, Laksmana, dan Maharesi Wiswamitra pergi bersama
Tujuan mereka tiada lain adalah tempat suci Sungai Gangga
Sungai Gangga adalah tempat untuk membersihkan segala dosa
Mereka dengan suka ria menaburkan bunga-bunga ke Sungai Gangga
Lalu menceburkan diri ke sungai mandi berendam di dalamnya

Badan terasa menjadi segar bugar penuh daya untuk kerja dan doa
Jiwa pun terasa disucikan kembali, sudah terbebas dari segala dosa
Setelah mandi di Sungai Gangga, mereka segera menuju ke negeri Mithila
Terbetik kabar berita bahwa negeri Mithila tengah mengadakan sayembara
Mencari suami bagi putri Prabu Janaka yang sangat jelita, bernama Sita
Maharesi Wiswamitra kali ini menugaskan Rama mengikuti sayembara
Sudah waktunya Rama tampil mengemban darma mulia sebagai ksatria

Syarat menangkan sayembara di negeri Mithila dirasa begitu berat adanya
Peserta sayembara harus mampu mengangkat busur anugerah Batara Siwa
Lalu, menarik talinya, dan kemudian mematahkan busur Gandewa raksasa
Sudah banyak para raja dan ksatria mencobanya, tetapi gagal semuanya

Busur Gandewa raksasa itu seakan menurutkan kata hati Dewi Sita
Sang Dewi belum tergerak hatinya untuk memilih salah seorang ksatria
Banyak para raja dan ksatria yang menjadi kecewa karena gagal mencoba
Seluruh rakyat negeri Mithila mulai cemas, sedih, dan berduka melihatnya

Atas restu Maharesi Wiswamitra, kemudian majulah Rama ke tengah arena
Langkah Rama yang sigap, tenang, dan penuh percaya diri meraih Gandewa
Sungguh ajaib! Dengan mudahnya Rama mengangkat busur Batara Siwa
Lalu, merentangkan talinya, dan kemudian mematahkannya menjadi dua

Hadirin bersorak-sorai dan berseru-seru memuji keperkasaan Rama
Dari tempatnya duduk agak di belakang, Sita tersenyum penuh ceria
Seketika itu pula Prabu Janaka segera naik ke arena tempat Rama berada
“Rama, akulah orang yang berbahagia di antara semua manusia di dunia,
Karena aku mendapatkan dirimu yang sungguh-sungguh gagah perwira.
Semoga engkau senantiasa selamat sejahtera selama-lamanya,”
sabda Raja Negeri Mithila sambil mengangkat kedua tangan Rama.

“Sembah sujud baktiku kepadamu wahai Raja Negeri Mithila,
Anggaplah aku sebagai putramu sendiri juga Prabu Janaka
Siramilah aku dengan kasih sayangmu yang tulus,” jawab Rama

Raja Janaka dengan suka cita lalu menuntun Rama turun dari Arena
Tanpa disia-siakan Dewi Sita pun segera menyambut kehadiran Rama
Perasaan berkecamuk menjadi satu antara senang, haru, dan bahagia
Mereka dipertemukan dalam suasana yang penuh haru dan rasa ceria

Di Balai Pertemua Prabu Janaka berbicara kepada Maharesi Wiswamitra:
“Guru yang kami muliakan, Rama telah berhasil memenangkan sayembara
Busur anugerah Batara Siwa telah berhasil diangkat dan dipatahkan Rama
Aku percaya bahwa kemampuan Rama yang demikian berkat asuhanmu juga
Serta dia selalu taat akan perintah guru. Oleh karenanya, Guru yang mulia
Perintahlah aku untuk melaksanakan apa-apa yang pantas aku lakukannya.”

“Wahai, Raja Negeri Mithila yang sungguh amat mulia, perkenankan kiranya
Raja Negeri Mithila segera menikahkan putranda Rama dengan Dewi Sita
Menurut tradisi wangsamu, mintalah engkau pertimbang para guru dan tetua
Agar selama prosesi pernikahan mereka lancar dan menemukan rasa bahagia
Utuslah pula seseorang segera ke Ayodya untuk memberi tahu Raja Dasarata
Undanglah beliau untuk dapat menghadiri upacara pernikahan putranya,”
jawab Maharesi Wiswamitra seraya memberi tanda setuju kepada Rama.


No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan