Sunday, 16 January 2011

Rama Bersaudara

3. Rama Bersaudara



Beberapa waktu setelah diadakan upacara aswameda,
Ketiga permaisuri jelita itu kemudian mengandung anak raja
Wajah cerah tampak berseri-seri menghiasi roman muka mereka
Baginda Raja Dasarata pun bersyukur dan merasa bahagia.

Setelah menunggu dengan gembira sembilan bulan lamanya
Permaisuri Kosala melahirkan seorang putra yang perwira
Anak itu sungguh tampan, gagah, dan diberi nama Rama,
dengan harapan kelak tumbuh menjadi ksatria pengemban darma.

Permaisuri Kekayi juga melahirkan seorang putra
Anak itu tampak gagah pemberani dan rupawan jua
Raja Dasarata memberi nama anak keduanya Bharata,
dengan harapan kelak menjadi ksatria masyhur di seluruh dunia.

Sementara itu, permaisuri raja yang ketiga, Sumitra
Dua anak lelaki kembar dilahirkan dari gua-garbanya
Laksmana, anak yang senantiasa patuh, tabah, dan jaya
Satruguna, ksatria pemberani dan pantang putus asa.

Keempat putra raja Dasarata keturunan Raghuwangsa
Menyatu dalam ikatan kasih sayang bersaudara
Rama dan Laksmana tumbuh sebagai ksatria utama
Bharata dan Sutruguna selalu patuh setia kepada saudara tua.

Untuk mengasah keterampilan mereka sebagai seorang ksatria
Raja Dasarata mempercayakan hal itu kepada Resi Wasista
Untuk mendidik, melatih, dan mengajarinya akan ilmu utama
Oleh karenanya mereka harus meninggalkan istana Ayodya.

Di tengah hutan belantara tempat pertapaan Resi Wasista
Bersama istri tercinta, Arundati, Sang Resi mendidik putra raja
Wasista mengajari mereka disiplin hidup, kerja keras, dan puja brata
Arundati mendampinginya dengan melatih kepekaan akan rasa,
menumbuhkan harga diri, semangat hidup, mencintai alam semesta,
berolah seni, dan menghaluskan budi pekerti yang luhur dan mulia.

Mereka berdua mendidik dengan mamadukan olah raga, pikir, dan rasa
Olah raga mengembangkan kekuatan jasmani agar gagah perkasa
Olah pikir membentuk ketajaman nalar secara cerdas bijaksana
Olah rasa menumbuhkan kepekaan supra-sosial kasih yang nyata
Cara pendidikan ini jikalau berhasil masuk ke dalam nurani siswa,
mereka akan menjadi ksatria yang berkepribadian utuh dan mulia.

Sudah bertahun-tahun lamanya mereka menjadi siswa Resi Wasista
Sang Resi telah mengajarkan segala ilmu yang dimilikinya
Arundati pun senantiasa mengamati kemajuan keempat putra raja
Suatu hari ibu asrama ini menghadap Sang Resi seraya berkata:
“Wahai Suamiku, sudah saatnyalah mereka kembali ke Ayodya
Segala ilmu yang kita miliki telah kita berikan kepada mereka
Kini, keempat putra raja itu tumbuh menjadi ksatria purusatama,
yakni sakti tak tertandingi, rendah hati, berpekerti luhur dan mulia.
Sudah saatnyalah mereka menghadap ayah-bunda di istana Ayodya.”

Suatu hari di musim semi angin menebarkan bau semerbak mewangi
Keempat putra raja Dasarata menghadap Guru hendak memohon diri
Dirasa telah cukup mereka menimba berbagai ilmu dari Sang Maharesi
Wasista dan Arundati pun melepas mereka pergi walaupun berat di hati.

Sesampainya di istana Ayodya, mereka segera menghadap Baginda Raja
Mewakili adik-adiknya, Rama menghaturkan sembah seraya berkata:
“Sembah bakti sujud Ananda semua sekiranya Ayah-Bunda terima
Kami telah menyelesaikan segala kewajiban sebagai siswa Resi Wasista
Segenap ilmu raga dan batin telah hamba pelajari dengan sempurna
Kini saatnya, kami semua siap sedia mengemban tugas mulia negara.”

Baginda Raja dan ketiga Permaisuri itu pun merasa bangga dan bahagia
“Wahai, anakku semua. Engkau kini telah tumbuh sebagai ksatria utama
Darma seorang ksatria utama memang harus mampu membela negara
Melindungi rakyat dari segala ancaman perbuatan jahat para angkara
Beristirahatlah terlebih dahulu engkau semua, tak perlu tergesa-gesa,”
sabda Baginda Raja kepada anak-anaknya yang baru tiba di Ayodya.

Kehadiran kembali putra-putra Raja Ayodya itu menyemarakkan suasana
Baginda bahagia melihat putra-putranya tumbuh sebagai ksatria utama
Apalagi mereka memiliki sifat-sifat yang sungguh berbudi pekerti mulia
Jujur, dapat dipercaya, sabar, adil, penuh kasih, santun, dan bijaksana.

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan