Sunday 5 July 2015

MEMAYU HAYUNING BAWANA


MEMAYU HAYUNING BAWANA

Falsafah budaya: memayu hayuning bawana bermakna
berusaha menjadikan selamat, sejahtera, bahagia dunia
baik dunia besar maupun dunia kecil, ada pada manusia
dengan berkepribadian mulia, memiliki budi pekerti mulia
artinya, selalu berusaha dapat membahagiakan sesama.

Keselamatan akan dunia dapat diusahakan dengan cara
selalu menjaga keselarasan dan keseimbangan semesta,
tidak merusak atau menghancurkan lingkungan hidupnya
tidak merusak adat, tata cara, cita-cita, serta nilai budaya
dan tidak berbuat semena-mena pada apa dan siapa saja.

Kesejahteraan akan dunia dapat diusahakan dengan cara
selalu menghormati dan menghargai hak hidup siapa saja
tidak melanggar hukum pemerintahan negara dan agama
tidak merampas hak hidup, hak milik, atau hak-hak lainnya
tidak serakah, angkara murka, dan berbudi pekerti durjana
tetapi dapat berbagi kasih, ilmu atau harta kepada sesama.

Kebahagian akan dunia itu dapat diusahakan dengan cara
setiap insan selalu dapat berwatak utama delapan perkara
tiga perkara berkaitan dengan sadar, iman, dan juga takwa
artinya setiap insan berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa
lima perkara berkaitan dengan jujur, sabar, narima, rela, juga
budi luhur, berarti setiap insan dapat berperilaku mulia utama
berjalan di Jalan Benar ialah Jalan Utama yang berakhir pada
kesejahteraan, ketenteraman, dan kemulian abadi selamanya.

Setiap insan berbudi pekerti mulia, darmanya kepada dunia
dapat membuat sejahteranya dunia secara senyata-nyatanya
berdasarkan pada kasih sayang, keadilan, kebijakan, dan juga
pengorbanan suci memberi tuntunan, pencerahan, juga serta
memberi suri teladan dengan tindakan benar nyata, supaya
umat manusia hidup rukun damai, saling memedulikan, susila,
tertib, berbakti kepada Tuhan yang dapat menjadikan tertata,
tenang, tenteram, damai, sejahtera, dan bahagia selamanya.

Bekasi, 5 Juli 2015





No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan