ZAMAN KERAJAAN
JAWA
Zaman Kerajaan Pajajaran disebut Anderpati Kalawisesa.
Anderpati
berarti sekuat tenaga mempertaruhkan hidupnya.
Kalawisesa adalah
sebutan dari Sang Hyang Jagat Girinata.
Bermakna: pada waktu itu banyak orang melakukan tapa
brata,
mengurangi segala hal akan kesukaan masalah-masalah dunia
semata hidupnya hanya dipersembahkan pada yang Maha Esa.
Zaman Kerajaan Majapahit disebut juga Raja Pati Dewa Nata.
Raja pati
berarti raja dari rajanya raja atau juga Maharaja Diraja.
Dewa nata sebutan bagi seorang dewa turun ke dunia menjadi
raja.
Bermakna: pada waktu itu yang bersinggasana di bumi tanah
Jawa
adalah seseorang telah berderajat dewa yang turun ke dunia
raya
semata mengemban tugas mengatur tata kehidupan para
manusia
agar hidupnya menjadi lebih bermartabat, sejahtera, dan
mulia.
Zaman Kerajaan Demak Bintara disebut pula Adiyati Kalawisaya.
Adiyati
berarti sangat jujur dan mulia, sebutan bagi pendeta utama.
Kalawisaya
sebutan bagi seorang raja atau waliyullah yang berbisa.
Bermakna: raja menobatkan para wali sanga sebagai pendeta
utama
dengan misi menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru tanah
Jawa
orang Majapahit yang tetap keyakinannya menyingkir ke Bali
dan Brama
bagi mereka yang berpaham lain, Syeh Siti Jenar, misalnya,
menjadi sirna.
Zaman Kerajaan Pajang hanya diperintah oleh raja Sultan
Hadiwijaya
Nama lain dari Mas Karebet, Jaka Tingkir, menantu Sultan
Trenggana
Zaman keempat dari kerajaan Jawa ini disebut juga zaman Kalajangga.
Kalajangga adalah
sebutan bagi Sang Hayang Asmara, Batara Kamajaya.
Bermakna: zaman itu seluruh rakyat kerajaan Pajang suka
berulah asmara
sehingga melalaikan kewajiban utama membangun tata
kehidupan bangsa
oleh karena sengsemnya akan asmara cinta, membuat
runtuhnya negara.
Zaman Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan disebut Kalasakti.
Kalasakti adalah
sebutan dari Sang Hyang Wisnu yang benar-benar sakti.
Bermakna: pada waktu itu raja dan segenap pegawai istana gemar
mesudiri
berulah akan keprajuritan, mampu menakhlukkan lawan,
mengusir Kompeni,
dan juga membuat kejayaan negara masyhur hingga ditakuti
dan disegani,
wibawa negara benar-benar tegak sehingga setiap bangsa
menghormati.
Bekasi, 28 Juni 2015
No comments:
Post a Comment