Judul Buku : MENGUKUR KESESUAIAN SASTRA
PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH
Penulis :
Puji Santosa dan Djamari
Narasumber : 1. Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
2. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
2. Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum.
Penyunting Ahli : Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
(Peneliti Utama Bidang Sastra)
(Peneliti Utama Bidang Sastra)
Penerbit : Elmatera Publishing
Jalan Waru 73 Kav 3 Sambilegi Baru
Maguwoharjo, Yogyakarta
Email: elmaterapublishing@yahoo.com
Telepon: 0274-433287; 0274-552818
Jalan Waru 73 Kav 3 Sambilegi Baru
Maguwoharjo, Yogyakarta
Email: elmaterapublishing@yahoo.com
Telepon: 0274-433287; 0274-552818
ISBN : 978-602-1222-37-9
Anggota IKAPI : Nomor 064/DIY/09
Cetakan Pertama: Maret 2015
Jumlah Halaman : xvi + 148
Ukuran Buku : 14,5 x 21cm
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR PENERBIT
Cukup banyak
keluhan tentang pembelajaran apresiasi sastra di kalangan pelajar remaja,
terutama pelajar sekolah menengah pertama (SMP). Ada anggapan bahwa tingkat
pembelajaran apresiasi sastra di kalangan remaja pada umumnya belum memadai.
Namun, di sisi lain sebagian pelajar sekolah menengah pertama (SMP), terutama
di perkotaan atau kota-kota besar di Indonesia, juga memperlihatkan minat baca
yang tinggi, hanya tidak jelas apa yang diminati pelajar sekolah menengah
pertama tersebut untuk dibaca dan dipelajarinya. Diharapkan bacaan siswa
sekolah menengah tersebut adalah karya sastra yang sesuai dengan usia dan
tingkat perkembangan kejiwaan pelajar remaja siswa sekolah menengah.
Apa yang
dikemukakan di atas sesungguhnya baru pada tataran anggapan dan dugaan semata,
yang perlu divalidasi lebih lanjut lewat suatu penelitian. Dalam rangka itulah
penelitian ini mencoba mengukur kesesuaian karya sastra dan usia pembaca di
dunia pendidikan sekolah menengah pertama (SMP). Karya sastra genre apa saja
yang menjadi bacaan atau materi pembelajaran siswa sekolah lanjutan pertama
yang sesuai dengan usia, minat, dan dunia remaja mereka yang masih mencari
identitas diri.
Mengingat betapa pentingnya peran
pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menengah pertama (SMP), Elmatera
dengan bangga menerbitkan buku kajian ilmiah bidang sastra Mengukur Kesesuaian Sastra Pada Siswa Sekolah Menengah ini dan
menyajikannya yang terbaik kepada masyarakat. Semoga
penerbitan buku ini dapat menambah khazanah publikasi hasil penelitian dan
kritik sastra di Indonesia sebagai sumbangsih kami kepada masyarakat dan bangsa
Indonesia. Selamat membaca dan mengapresiasi sajian penerbitan kami ini.
Penerbit Elmatera
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGANTAR PENYUNTING AHLI
Mengukur tingkat pembelajaran apresiasi siswa sekolah
menengah pertama (SMP) terhadap karya sastra untuk menemukan formulasi karya
sastra yang sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama (SMP) tidaklah
mudah. Agar formulasi tersebut dapat mengakomodasi pelbagai ragam kualitas
sastra, genre sastra, dan latar belakang pendidikan siswa sekolah menengah
pertama, maka ditentukannyalah sejumlah kriteria karya sastra yang akan
diapresiasi oleh siswa sekolah menengah pertama. Setelah mempertimbangkan
pelbagai hal, maka kriteria karya sastra yang diapresiasi siswa sekolah
menengah itu ditentukan berdasarkan pada:
(1) topik/tema (tidak mengandung SARA),
(2) tingkat kerumitan gramatika,
(3) panjang pendek karya sastra,
(4) kerumitan konflik/alur cerita,
(5) kerumitan perwatakan (termasuk jumlah tokoh), dan
(6) tingkat pemicu imajinasi.
Berdasarkan
kriteria dasar di atas disusurilah sejumlah teks karya sastra yang diajarkan
pada siswa sekolah menengah pertama Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP)
2008 dan Kurikulum 2013 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam buku
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, VIII, dan IX terdapat sejumlah teks karya
sastra genre prosa, puisi, dan fragmen drama, baik sastra lama maupun sastra
modern, menjadi materi ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah dilakukan
pengamatan, pembacaan, peresapan, dan pelbagai pertimbangan atas dasar enam
kriteria dasar kesesuaian karya sastra dengan usia pembaca di jenjang
pendidikan sekolah menengah, maka dipilihlah puisi “Diponegoro” karya Chairil
Anwar dan puisi “Sawah” karya Sanusi Pane yang kedua-duanya terdapat pada buku
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII KTSP 2008. Kedua puisi tersebut oleh tim
peneliti diasumsikan sebagai karya sastra yang sangat sesuai dengan usia
pembaca pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Akan tetapi, tidak
mungkin hanya dua teks puisi itu saja yang diujicobakan kepada sejumlah siswa
sekolah menengah pertama. Tim peneliti berinisiatif menambah dua atau tiga teks
sastra yang akan diujicobakan kepada siswa sekolah menengah pertama tersebut.
Kemudian Tim peneliti menyusuri teks sastra lainnya di luar buku pelajaran
Bahasa Indonesia SMP KTSP 2008 dan di luar buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Kurikulum 2013.
Setelah dilakukan
penelusuran secara mendalam, dengan pertimbangan 6 kriteria dasar yang telah
ditentukan di atas, dipilih dan ditentukan penambahan satu teks genre puisi
(“Menyesal” karya Ali Hasjmy), satu teks genre cerita pendek (“Kacamata” karya
Rosidah), dan satu teks genre fragmen drama (“Kuala” karya Mansur Samin).
Dengan demikian ada lima teks sastra (3 genre puisi, 1 genre cerita pendek, dan
1 genre fragmen drama) terpilih yang akan diujicobakan kepada 100 siswa sekolah
menengah pertama. Setiap teks sastra disertai kuesioner tertutup sebanyak enam
persoalan dengan masing-masing pertanyaan terdapat empat alternatif jawaban.
Dengan demikian terdapat 30 persoalan yang harus dijawab oleh siswa atas 5 teks
sastra yang diapresiasinya. Tugas siswa sebagai responden adalah mimilih salah
satu (a, b, c, atau d) jawaban yang dianggap paling benar atas alternatif
jawaban masing-masing persoalan.
Persoalan
apresiasi sastra yang disodorkan kepada siswa sekolah menengah pertama
meliputi: (1) topik, tema, gagasan utama, (2) nilai estetika dan nilai etika,
(3) bentuk sastra, (4) peranti puitis, (5) makna ungkapan, (6) diksi atau
pilihan kata, (7) padanan kata, (8) gramatika, (9) perwatakan tokoh, (10) latar
dan suasana, (11) kiasan atau metafora, (12) simbol, dan (13) pesan atau amanat
yang terkandung dalam teks karya sastra. Ketiga belas persoalan tersebut
dijabarkan menjadi 30 pertanyaan dengan 120 alternatif jawaban dalam bentuk
kuesioner tertutup (pilihan a, b, c, atau d). Hasil jawaban 100 siswa sekolah
menengah pertama (SMP Negeri 2 Bantul) atas ketiga belas persoalan itu
sebagaimana telah kita ketahui dalam pembahasan Bab III.
Hasi penelitian
menunjukkan bahwa pada dasarnya siswa SMP Negeri 2 Bantul, Yogyakarta, memiliki
peringkat apresiasi sastra yang baik dan tinggi. Hal ini terbukti nilai setiap
siswa bergerak antara nilai 60—90, jawaban benar 18—27 dari 30 persoalan, atau
dari peringkat nilai madya sampai peringkat nilai sangat istimewa. Dua orang
siswa mampu memperoleh nilai 90 atau peringkat nilai sangat istimewa, dan hanya
ada 4 orang siswa yang memperoleh nilai 60 sebagai peringkat nilai madya.
Dengan demikian ada 96 orang siswa yang memperoleh nilai 70—89 (jawaban benar
21—26 dari 30 persoalan) yang memiliki peringkat nilai apresiasi sastra unggul
dan istimewa. Kemampuan apresiasi sastra siswa SMP Negeri 2 Bantul, Yogyakarta,
yang baik dan tinggi tersebut membuktikan bahwa karya sastra yang diapresiasi
(puisi “Diponegoro”, puisi “Menyesal”, puisi “Sawah”, cerpen “Kacamata”, dan
fragmen drama “Kuala”) itu cocok atau sesuai dengan kemampuan siswa sekolah
menengah pertama. Akan tetapi, dari hasil uji apresiasi terhadap 100 siswa SMP
Negeri 2 Bantul tersebut kelima teks karya sastra yang menjadi materi apresiasi
memiliki gradasi tingkat kesukaran yang berbeda. Puisi “Menyesal” karya Ali
Hasjmy yang oleh Tim Peneliti diasumsikan sebagai karya sastra yang mudah
diapresiasi, ternyata setelah diujicobakan kepada 100 siswa tersebut memiliki
tingkat kesukaran pemahaman apresiasi yang tinggi. Hal ini terbukti dari 100
siswa tidak ada satu siswa pun yang mampu memperoleh peringkat nilai sangat
istimewa. Sementara itu, cerita pendek “Kacamata” karya Rosidah memiliki
tingkat apresiasi yang paling mudah dipahami oleh siswa sekolah menengah.
Terbukti dari hasil uji coba terhadap 100 siswa yang mengapresiasi cerpen
“Kacamata” tersebut berhasil memperoleh nilai sangat istimewa, benar semua,
sebanyak 97 siswa.
Berdasarkan hasil
penelitian terhadap siswa SMP Negeri 2 Bantul di atas membuktikan bahwa teks
karya sastra yang sesuai dengan usia pembaca pada jenjang pendidikan sekolah
menengah ditentukan oleh pilihan: (1) topik/tema yang sesuai dengan lingkungan
dan usia siswa, misalnya tema semangat kebangsaan, cinta tanah air, kerja
keras, jujur dan bertanggung jawab, serta pilihan hidup yang sesuai dengan
keyakinannya; (2) tingkat kerumitan gramatika yang tidak begitu kompleks,
bahasa yang mudah dipahami; (3) panjang pendek karya sastra yang tidak banyak
memerlukan waktu untuk memahaminya; (4) kerumitan konflik atau alur cerita yang
tidak begitu kompleks dan absurd; (5) kerumitan perwatakan, termasuk jumlah
tokoh, yang tidak begitu panyak penafsiran; dan (6) tingkat pemicu imajinasi
yang dapat cepat menggerakan pikiran siswa pada hal-hal yang dihadapinya
sehari-hari.
Atas dasar alasan di atas, saya
bangga bertindak sebagai penyunting ahli buku Mengukur Kesesuaian Sastra Pada Siswa Sekolah Menengah ini, baik
dari sisi teknis bahasa maupun isi kajian yang mendalam tentang betapa
pentingnya peran pembelajaran apresiasi sastra dalam pengembangan sastra di
Indonesia. Hasil penelitian Saudara Puji Santosa dan Djamari ini mampu membuka
cakrawala betapa kaya makna dan luasnya wawasan tentang kiat-kiat mengukur
apresiasi karya sastra pada siswa yang menyenangkan, menghibur, menambah
wawasan, kreatif, dan inovatif. Buku ini pantas dibaca khalayak masyarakat
Indonesia yang membuka cakrawala tentang kiat-kiat mengukur dan mengevaluasi
pembelajaran apresiasi sastra di sekolah menengah pertama (SMP).
Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
Peneliti
Utama Bidang Sastra
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KATA
PENGANTAR PENULIS
Kegiatan memberi penilaian atau
penghargaan terhadap sastra itu hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang
mempunyai kemampuan apresiasi, betapa pun relatif sifatnya. Hanya orang yang mempunyai apresiasi
senilah, khususnya karya sastra, yang dapat memberikan apresiasinya terhadap
karya sastra. Sebagai konsekuensinya, apresiasi seseorang siswa terhadap karya
sastra itu berbeda-beda tingkatannya: (1) ada yang rendah, sempit dan dangkal,
(2) ada yang sedang-sedang saja atau semenjana, dan (3) ada pula yang tinggi,
luas, mendalam, dan istimewa. Apabila kita mau mengikuti pola pemeringkatan
UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) ada peringkat: Terbatas, Marginal,
Semenjana, Madya, Unggul, Sangat Unggul, dan Istimewa. Dalam apresiasi sastra pun tampaknya juga ada pemeringkatan
demikian dalam mengkukur tingkat kesesuaian sastra pada siswa SMP Negeri 2
Bantul, Yogyakarta, yang menjadi sampel penelitian kebijakan ini, tetapi dengan
penyesuaian untuk apresiasi sastra.
Apresiasi seseorang terhadap karya
sastra itu tidak mungkin langsung tinggi, luas, dan mendalam (istimewa), tetapi
berangsur-angsur meningkat dari taraf yang terendah (terbatas, marginal),
tersempit, dan terdangkal menuju ke taraf yang lebih tinggi (semenjana, madya,
unggul), lebih luas, dan lebih mendalam, hingga ke tingkatan istimewa dan
sangat istimewa. Dengan begitu tingkat apresiasi seseorang itu dapat ditingkatkan,
dapat diperluas, dan dapat diperdalam sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh sang apresiator. Hanya sang apresiatorlah yang harus berusaha sebaik-baiknya untuk dapat
meningkatkan kemampuan apresiasinya terhadap karya sastra.
Cara meningkatkan apresiasi seseorang terhadap karya sastra
dapat melalui kegiatan membaca karya sastra yang sebanyak-banyaknya, mendengarkan
pembacaan sastra sesering mungkin, dan juga menonton pertunjukan pentas sastra
yang sebanyak-banyaknya. Kesediaan untuk terus-menerus membaca, mendengar, dan
menonton pertunjukan pentas sastra adalah salah satu cara dalam upaya
meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra.
Buku Mengukur Kesesuaian Sastra Pada Siswa Sekolah Menengah merupakan
hasil penelitian sastra yang kami tulis berdua. Buku hasil penelitian ini mengungkapkan masalah bagaimana
mengukur kesesuaian sastra pada siswa sekolah menengah (SMP). Penelitian ini
mengambil sampel sebanyak 100 responden siswa SMP Negeri 2 Bantul, Yogyakarta.
Karya sastra yang diapresiasi siswa sekolah menengah itu ditentukan
berdasarkan: (1) topik/tema (tidak mengandung
SARA), (2) tingkat kerumitan gramatika, (3) panjang pendek karya sastra, (4)
kerumitan konflik/alur cerita, (5) kerumitan perwatakan (termasuk jumlah
tokoh), dan (6) tingkat pemicu imajinasi. Berdasarkan kriteria ini dipilihlah
puisi “Diponegoro” karya Chairil Anwar, puisi “Sawah” karya Sanusi Pane, puisi
“Menyesal” karya Ali Hasjmy, cerita pendek “Kacamata” karya Rosidah, dan
fragmen drama “Kuala” karya Mansur Samin. Ada lima teks sastra (3 genre puisi,
1 genre cerita pendek, dan 1 genre fragmen drama) terpilih yang diujicobakan
kepada 100 siswa SMP Negeri 2 Bantul. Setiap teks sastra disertai kuesioner
tertutup sebanyak 6 soal dengan masing-masing pertanyaan terdapat empat
alternatif jawaban pilihan ganda. Terdapat 30 soal yang harus dijawab oleh
siswa atas 5 teks sastra yang diapresiasinya. Tugas siswa sebagai responden
adalah mimilih salah satu (a, b, c, atau d) jawaban yang dianggap paling benar
atas alternatif jawaban masing-masing soal. Hasil jawaban siswa itulah
untuk menentukan peringkat apresiasi sastra siswa sekolah menengah. Kami
berharap masyarakat Indonesia pantas membaca buku ini karena dapat membuka
wawasan tentang kiat-kiat mengukur dan mengevaluasi tingkat apresiasi sastra
siswa sekolah menengah dengan menggunakan skor peringkat kemampuan apresiasi
sastra siswa, mulai peringkat Terbatas, Marginal, Semenjana, Madya, Unggul,
Istimewa, dan Sangat Istimewa.
Akhirnya, selamat membaca dan mengapresiasi hasil penelitian
sederhana ini. Tidak ada gading yang tidak retak. Apabila ada kekurangan,
sesuatu yang salah dan kilaf, mohon koreksian, kritik, dan saran perbaikan atas
buku ini. Salam dan doa.
Jakarta, 1 Maret 2015
Penulis
No comments:
Post a Comment