Judul Buku : Puisi
Promosi Kepariwisataan
Penulis : Puji Santosa, Pardi, Djamari, Sri
Sayekti, Erli Yetti
Penerbit : Elmatera, Yogyakarta
Tahun : 2013
Halaman : ixx + 546
Ukuran Buku : 14 x 21 Cm
Pada dasarnya promosi kepariwisataan Indonesia itu tidak
hanya dilakukan oleh mereka yang bekerja di bidang kepariwisataan, industri
kreatif, dan biro periklanan, tetapi juga dilakukan oleh para penyair sastra
Indonesia modern. Dua ratus empat belas penyair sastra Indonesia modern, antara
lain, Amir
Hamzah, Mansur Samin, Hamid Jabbar, Slamet Sukirnanto, Taufiq Ismail, Dimas
Arika Miharja, Surasono Rashar, Sensu Alfajrie Hamin, Isbedy Stiawan ZS, Ajip
Rosidi, Dodong Djiwapradja, Lilik Mulyadi, Isma Sawitri, Sugiyanta, Abdul Hadi
W.M., M. Junaedi, Aliemha, Annisa Al Hadis, Rina Kusmiarsih, Verrianto Madjowa,
Ras Agaffar, Anshar Maudin ST, Bambang Widiatmoko, W.S. Rendra, Didi Marsudi,
Yoseph Arakei UBD, Zainal Abidin, Sanny Tomasoa, Said Agus Salim, dan Hasballah
S.M. Saad, melalui 30 puisi dari 500 puisi bertema kepariwisataan Indonesia
menyampaikan makna dan pesan utamanya agar masyarakat, terutama Indonesia,
dapat “sadar berwisata”, gemar melakukan traveling, dan mencintai Indonesia
sebagai bagian dari hidupnya. Dengan daya penuh pesona melalui 30 puisinya itu
mereka menyampaikan pesan tentang wisata daerah yang penuh pesona atas
keindahan alam, budaya, dan sejarah yang dapat dikembangkan sebagai industri
kreatif.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah makna dan pesan utama puisi-puisi kepariwisataan Indonesia yang
ditulis oleh 30 penyair sastra Indonesia modern di tengah laju industri,
transportasi, dan komunikasi canggih dewasa ini menjadi bagian hidup yang tidak
terpisahkan, terutama masalah wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah,
konteks sosial masyarakat 10 kota provinsi di Indonesia dengan masalah
kepariwisataan dan industri kreatif, tingkat keberterimaan masyarakat 10 kota
provinsi di Indonesia atas makna dan pesan utama 30 puisi promosi
kepariwisataan Indonesia, serta bagaimana tanggapan, pesan, dan harapan
masyarakat 10 kota provinsi di Indonesia tentang puisi dan kesadaran masyarakat
akan gemar berwisata?
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan dan
mendeskripsikan makna dan pesan utama yang termuat dalam 30 puisi bertema
kepariwisataan Indonesia, konteks sosial masyarakat pembaca 10 kota provinsi di
Indonesia dengan masalah kepariwisataan dan industri kreatif, tingkat
keberterimaan masyarakat 10 kota provinsi di Indonesia atas makna dan pesan
utama 30 puisi kepariwisataan Indonesia, serta bagaimana tanggapan, pesan, dan harapan
masyarakat 10 kota provinsi di Indonesia tentang puisi dan kesadaran masyarakat
akan gemar berwisata. Dengan masalah dan tujuan ini,
hasil yang diharapkan dari penelitian adalah agar masyarakat memiliki kesadaran
untuk gemar berwisata dan mencintai Indonesia sepenuh hati.
Metode pencapaian kinerja hasil litbangyasa penelitian menggunakan metodologi pendekatan kualitatif, yaitu melalui analisis konten terhadap 30 puisi Indonesia modern untuk menemukan makna dan pesan utamanya, lalu menyebarluaskan makna dan pesan utama 30 puisi tersebut kepada masyarakat dengan teknik kuesioner yang dilengkapi dengan tanya jawab atau wawancara kepada 30 responden dalam uji coba di Jakarta dan 300 responden yang berada di 10 provinsi kota (Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Manado, dan Gorontalo). Metode penelitian yang digunakan dalam bagian kedua ini adalah menggunakan metode estetika resepsi atau resepsi sastra.
Metode pencapaian kinerja hasil litbangyasa penelitian menggunakan metodologi pendekatan kualitatif, yaitu melalui analisis konten terhadap 30 puisi Indonesia modern untuk menemukan makna dan pesan utamanya, lalu menyebarluaskan makna dan pesan utama 30 puisi tersebut kepada masyarakat dengan teknik kuesioner yang dilengkapi dengan tanya jawab atau wawancara kepada 30 responden dalam uji coba di Jakarta dan 300 responden yang berada di 10 provinsi kota (Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar, Mataram, Manado, dan Gorontalo). Metode penelitian yang digunakan dalam bagian kedua ini adalah menggunakan metode estetika resepsi atau resepsi sastra.
Sinergi koordinasi kelembagaan dan program dilakukan
dengan cara kemitraan kerja antarkomponen peneliti di pusat dan daerah, juga
dengan berbagai lembaga yang terkait, akan tumbuh menjadi wadah sinergi yang
efisien, berkualitas, dan inovatif. Indikator keberhasilan sinergi koordinasi
kelembagaan antarkomponen tersebut adalah adanya kepercayaan, komunikasi yang
efektif, umpan balik yang cepat, dan kreativitas. hasil dan tindak lanjut kegiatan
penelitian menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki potensi yang luar biasa
atas objek-objek wisata yang dapat diandalkan, meliputi objek wisata alam,
wisata budaya, dan wisata sejarah. Namun, potensi yang luar biasa atas
objek-objek wisata andalan daerah tersebut belum dikelola dan dikembangkan
secara baik, apalagi belum dikenal secara luas oleh masyarakat umum. Penyair
sastrawan Indonesia tergerak hatinya untuk ikut serta memublikasikan betapa
memesonanya alam, budaya, dan sejarah yang pernah dikunjungi itu perlu untuk
diinformasikan kepada khalayak. Hal ini terbukti ada 500 puisi kepariwisataan
Indonesia yang ditulis oleh 214 penyair sastra Indonesia yang ikut serta
memublikasikan karyanya bertema promosi kepariwisataan Indonesia. Dari 500
puisi kepariwisataan itu terdistribusi ke masing-masing daerah koridor ekonomi
MP3E, yaitu Sumatera ada 80 puisi, Jawa ada 220 puisi, Kalimantan ada 45 puisi,
Sulawesi ada 45 puisi, Bali dan Nusa Tenggara ada 92 puisi, serta Kepulauan
Maluku dan Papua ada sebanyak 18 puisi.
Konteks sosial
masyarakat pembaca sepuluh kota provinsi di Indonesia (Padang, Medan, Yogyakarta, Semarang, Banjarmasin, Palangkaraya, Denpasar,
Mataram, Manado, dan Gorontalo) dan tingkat keberterimaan masyarakat tersebut terhadap
makna dan pesan utama 30 puisi kepariwisataan adalah cukup besar, berkisar
65%--95%, responden tahu, mengerti, dan paham akan
persoalan kepariwisataan Indonesia yang belum dikelola dan dikembangkan secara
baik oleh pemangku kepentingan, apalagi dipromosikan kepada masyarakat calon
wisatawan yang akan berkunjung ke daerah tersebut dan mereka pun tahu dan paham
bagaimana cara mengatasi hal tersebut, serta dapat menerima dengan baik dan
tepat atas makna dan pesan utama ketiga puluh puisi kepariwisataan tersebut.
Masyarakat berharap agar sosialisasi atau kampanye “sadar berwisata”, melalui
penyuluhan ataupun dengan pembacaan puisi-puisi kepariwisataan Indonesia, tetap
terus dilakukan secara berencana dan berkesinambungan. Hal ini mengingat bahwa
kesadaran masyarakat akan berwisata ria dapat bangkit dan tergugah niatnya
apabila sering diingatkan atau dipesankan melalui berbagai cara tersebut.
Hasil penelitian bidang sastra yang demikian luar biasa itu sangat perlu
dipublikasikan kepada khalayak pembaca di tanah air. Suatu kebanggaan dan
kehormatan bagi pembaca yang telah membaca dengan saksama resensi buku hasil penelitian
ini sehingga mampu memberi wawasan tentang kepariwisataan Indonesia, khususnya
wisata budaya, wisata alam, dan wisata sejarah. Sebab hasil penelitian yang
demikian itu dapat memberi banyak informasi masalah kepariwisataan Indonesia
bagi masyarakat yang memerlukan informasi tentang kewisataan Indonesia. Semoga
khalayak dapat memetik manfaat dari buku yang diterbitkan ini.
No comments:
Post a Comment