Hari-hari dia tiada samar
meski selalu ada gempar
hujan badai dan halilintar
kejahatan suka menampar
membuat hidup bergelepar.
Mengapa dan haruskah Semar
merelakan turun dari dhampar
padahal rakyatnya telah pintar
pemimpin muda perlu dihantar
agar kelak rakyat tidak terlantar.
dari dewata yang selalu disegani
menjadi seorang pemimpin negeri
di mana-mana senantiasa dihormati
seluruh rakyat negeri ikut menikmati
apa saja yang telah diberikan diamini
Semar tiada lagi membutuhkan takhta
sudah waktunya memberi singgasana
membuka jalan bagi pemimpin muda
menjadikan tampuk pimpinan negara
satria utama mengemban tugas mulia
membangun nusa, bangsa, dan agama
rakyatnya hidup sejahtera dan bahagia
dan negara masyhur ke seluruh dunia.
Inilah jati diri Semar yang sesungguhnya
menjadi pamong para satria sang perwira
dia menjadi lebih mulia sebagai paranpara
dengan arif bijaksana selalu memberi fatwa
lemah lembut tutur kata dan budi bahasanya
memberi apa saja demi kesejahteraan dunia
siapa pun akan segan dan hormat kepadanya
karena jati diri Semar telah berbadan Weda.
Bekasi, 13 April 2014
No comments:
Post a Comment