Sunday, 4 August 2013

Oh..., Dunia


OH... DUNIA

Bilamana dirasa-rasakan
semakin pedih membimbangkan.
Bilamana dipikir-pikirkan
semakin sedih membingungkan.

O nasib hidup di dunia setiap insan
Semua tiada tulus-lurus membahagiakan
Setiap saat ada-ada saja ditemukan hambatan
Juga banyak rintangan di sepanjang jalan.

Senang susah datang silih bergantian
Hidup beraneka macam penderitaan
Suka duka saling datang silih berdesakan
Anugrah dan bencana saling bermunculan

Semua yang bersifat hidup dipancangkan:
sudah menjadi garis suratan takdir Tuhan
lahir, remaja, tua renta, jompo, sakit-sakitan
dan pada akhirnya menemui ajal kematian.

Setiap insan tidak dapat mengelakkan:
derita, papa, sengsara tidak terhindarkan
diterpa terik matahari dan juga kehujanan
kadang kala ditimpa gempa dan kebanjiran.

Oh hidup di dunia
apa sebenarnya yang menjadi tujuannya
apa perlunya manusia ditakdirkan hidup di dunia
yang berbeda-beda keberuntungan dan nasibnya
ada yang menjadi presiden atau raja
ada yang menjadi perdana menteri atau patihnya
ada yang menjadi menteri atau pembantu raja
ada yang menjadi gubernur apa saja
ada yang mendorong gerobak juga
ada yang pengangguran dan tuna wisma
ada yang menjadi hartawan dan kaya harta
berlimpahan uang, emas, perhiasan, dan permata
dan tentu ada pula fakir miskin peminta-minta.

Apabila mengingat akan kehidupan manusia
yang fakir miskin dan yang kaya harta benda
yang berderajat luhur mulia dan yang hina dina
ya semuanya itu tidak terlepas dari segara derita
ya dari penderitaan lahir dan batin, jiwa dan raga
Senang dan susah, suka dan duka
Malang (sial) dan beruntung (bahagia)
Lalu, bagaimana jalannya
Terbebas dari penderitan hidup di dunia
yang tentunya bermacam-macam adanya?
Berbahagia mulia di dunia dan akhirat nantinya?

Dia yang melamun mendadak kaget mendengarnya,
Bisikan dari Saudara Tua
Demikian di dalam nasihatnya:
”Ketahuilah wahai suadaraku yang terkasih
  Apabila engkau ingin mengetahui
  Persoalan tujuan hidup,
  Keadilan Tuhan Yang Mahaagung,
  Dan bebas lepas dari penderitaan
  Tenang, tenteram, damai, mulia,
  bahagia di dunia hingga di akhirat
  Segeralah bersesuci,
  yakni cucilah hatimu hingga suci bersih
  dengan air sari panca sila
  disertai melakukan tapa brata
  yang tetaplah taatmu
  melaksanakan sabda wejangan Tuhan Yang Maha Esa
  dan janganlah berani menerjang atau melanggar
  Larangan Tuhan Yang Mahaagung
  tersebut sabda wejangan yang terbabar
  dalam pustaka tersucikan Sasangka Jati
  Sejatinya pepadang Tuhan.”

(Digubah dari ”O, Donya...” R. Soenarto Mertowardojo)

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan