OH... DUNIA
Bilamana
dirasa-rasakan
semakin
pedih membimbangkan.
Bilamana
dipikir-pikirkan
semakin
sedih membingungkan.
O
nasib hidup di dunia setiap insan
Semua
tiada tulus-lurus membahagiakan
Setiap
saat ada-ada saja ditemukan hambatan
Juga
banyak rintangan di sepanjang jalan.
Senang
susah datang silih bergantian
Hidup
beraneka macam penderitaan
Suka
duka saling datang silih berdesakan
Anugrah
dan bencana saling bermunculan
Semua
yang bersifat hidup dipancangkan:
sudah
menjadi garis suratan takdir Tuhan
lahir,
remaja, tua renta, jompo, sakit-sakitan
dan pada
akhirnya menemui ajal kematian.
Setiap insan tidak dapat
mengelakkan:
derita, papa, sengsara tidak terhindarkan
diterpa terik matahari dan juga
kehujanan
kadang kala ditimpa gempa dan
kebanjiran.
Oh
hidup di dunia
apa
sebenarnya yang menjadi tujuannya
apa
perlunya manusia ditakdirkan hidup di dunia
yang
berbeda-beda keberuntungan dan nasibnya
ada
yang menjadi presiden atau raja
ada
yang menjadi perdana menteri atau patihnya
ada
yang menjadi menteri atau pembantu raja
ada
yang menjadi gubernur apa saja
ada
yang mendorong gerobak juga
ada
yang pengangguran dan tuna wisma
ada
yang menjadi hartawan dan kaya harta
berlimpahan
uang, emas, perhiasan, dan permata
dan
tentu ada pula fakir miskin peminta-minta.
Apabila
mengingat akan kehidupan manusia
yang fakir
miskin dan yang kaya harta benda
yang
berderajat luhur mulia dan yang hina dina
ya semuanya
itu tidak terlepas dari segara derita
ya dari
penderitaan lahir dan batin, jiwa dan raga
Senang
dan susah, suka dan duka
Malang
(sial) dan beruntung (bahagia)
Lalu,
bagaimana jalannya
Terbebas
dari penderitan hidup di dunia
yang tentunya
bermacam-macam adanya?
Berbahagia
mulia di dunia dan akhirat nantinya?
Dia
yang melamun mendadak kaget mendengarnya,
Bisikan
dari Saudara Tua
Demikian
di dalam nasihatnya:
”Ketahuilah
wahai suadaraku yang terkasih
Apabila engkau ingin mengetahui
Persoalan tujuan hidup,
Keadilan Tuhan Yang Mahaagung,
Dan bebas lepas dari penderitaan
Tenang, tenteram, damai, mulia,
bahagia di dunia hingga di akhirat
Segeralah bersesuci,
yakni cucilah hatimu hingga suci bersih
dengan air sari panca sila
disertai melakukan tapa brata
yang tetaplah taatmu
melaksanakan sabda wejangan Tuhan Yang Maha
Esa
dan janganlah berani menerjang atau melanggar
Larangan Tuhan Yang Mahaagung
tersebut sabda wejangan yang terbabar
dalam pustaka tersucikan Sasangka Jati
Sejatinya pepadang Tuhan.”
(Digubah dari ”O, Donya...” R. Soenarto Mertowardojo)
No comments:
Post a Comment