Trilogi semiologi merupakan tiga
buku tentang semiologi atau semiotika yang ditulis oleh Puji Santosa. Buku
pertama berjudul “Ancangan Semiotika dalam Pengkajian Susastra”, pertama terbit
pada tahun 1993 oleh penerbit Angkasa Bandung, dan cetak kedua edisi revisi
pada tahun 2013. Buku kedua berjudul “Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika
Sajak-Sajak Nuh” merupakan tesis S-2 yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri pada tahun 2003. Sekarang tampil buku ketiga berjudul “WS
Rendra dalam Semiologi Komunikasi” yang diterbitkan oleh Azzagrafika Yogyakarta
pada tahun 2016.
W.S. Rendra dalam
Semiologi Komunikasi merupakan hasil kajian
penelitian sastra atas puisi “Rakyat adalah Sumber Ilmu” karya W.S. Rendra
dengan pendekatan semiologi komunikasi. Semiologi komunikasi merupakan aliran semiologi yang ditekuni oleh para peneliti yang
mempelajari tanda sebagai bagian dari proses komunikasi, meliputi
(1) komunikasi otonom: teks sastra sebagai variabel semiologi, (2) komunikasi
ekspresif: pengarang sebagai variabel semiologi, (3) komunikasi pragmatik:
pembaca sebagai variabel semiologi, dan (4) komunikasi mimetik: kenyataan dan
karya sastra sebagai variabel semiologi. Dari empat variabel semiologi
komunikasi itu kemudian dipumpunkan untuk memperoleh pesan atau amanat puisi
“Rakyat adalah Sumber Ilmu” secara semiologi yang meliputi tafsir amanat
berdasarkan sentuhan kebahasaan, sentuhan estetika, dan sentuhan humaniora. Hal
ini berkenaan dengan fungsi sastra atas tesis dan antitesis Haratio, dulce et utile, menyenangkan dan berguna
bagi pembaca sebagai khatarsis. Sebagai seorang budayawan yang cendekia, jelas
bahwa Rendra mampu merajut kearifan budaya, khususnya budaya Jawa dengan
pemikiran dunia global dalam jalinanan hidup harmoni budaya Barat dan Timur.
Meski ada riak dan gelombang konflik batin menerpa dirinya, W.S. Rendra tampak
tegar menghadapi dengan menerobos spirit tradisional dan menyelaraskan kedua
hal tersebut. Hidup sekadar mengalir dan menjalankan amanah penuh dengan
kejujuran, kesabaran, keberterimaan, kerelaan, dan akhirnya mencapai tataran ke
budi pekerti luhur sebagai solusi membebaskan diri manusia dari belenggu yang
mengepungnya.
KATA PENGANTAR PENERBIT
W.S. Rendra semasa hidupnya
adalah penyair besar, sastrawan Indonesia modern yang berwawasan dunia, dan
budayawan bangsa Indonesia yang cerdas cendekia. Penyair yang dilahirkan di
Kampung Jayengan, Surakarta, Jawa Tengah, 7 November 1935, dan berpulang ke
rahmatullah, 6 Agustus 2009, di Jakarta, serta dimakamkan di kompleks Kampus
Bengkel Teater Rendra, Cipayung Jaya, Depok, Jawa Barat, mempunyai pemikiran
besar yang diwariskan kepada generasi penerus bangsa Indonesia melalui karya
sastra yang ditulisnya. Karya-karya puisi Rendra yang terkumpul dalam Ballada Orang-orang Tercinta (1957), Empat Kumpulan Sajak (1961), Blues untuk Bonnie (1971), Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1980), Disebabkan Oleh Angin (1993), dan Doa untuk Anak Cucu (2013) merupakan
bukti nyata kreativitas estetik penyair dalam berolah intelektual dengan
pemikiran dan gagasan besar tentang perubahan zaman yang mengglobal. Salah satu
puisi karya Rendra, “Rakyat Adalah Sumber Ilmu” (1975), menjadi objek
penelitian humaniora dengan pendekatan semiologi komunikasi yang dipaparkan
dalam buku ini, membuktikan bahwa sang maestro sastra, si burung merak, W.S.
Rendra, mempunyai pemikiran dan gagasan besar tentang perubahan zaman yang
mengglobal dengan menerobos spirit tradisional.
Siapa pun orangnya bilamana tidak siap menghadapi perubahan zaman yang
mengglobal tersebut akan hanyut dilibas oleh dahsyatnya arus zaman.
Puji Santosa, melalui buku W.S.
Rendra dalam Semiologi Komunikasi, berusaha memaparkan dan menganalisis
puisi “Rakyat adalah Sumber Ilmu” karya W.S. Rendra melalui pendekatan
semiologi komunikasi yang meliputi: (1) komunikasi otonom: teks sastra sebagai
variabel semiologi, (2) komunikasi ekspresif: pengarang sebagai variabel
semiologi, (3) komunikasi pragmatik: pembaca sebagai variabel semiologi, dan
(4) komunikasi mimetik: kenyataan dan karya
sastra sebagai variabel semiologi. Melalui penelitian ini membuktikan
bahwa W.S. Rendra memang layak sebagai maestro sastra yang mampu merajut
masalah kearifan budaya Jawa yang dipadukan dengan pemikiran global yang
melanda dunia saat ini. Suatu analisis tajam yang mampu memberi banyak wawasan
tentang kehidupan bagi pembacanya. Oleh karenanya, Penerbit Azzagrafika dengan
bangga menerbitkan buku kajian ilmiah bidang sastra ini dan menyajikannya yang
terbaik kepada masyarakat pembaca di seantero
dunia. Selamat berapresiasi dan berpatisipasi atas sajian terbitan kami
ini.
Penerbit
Azzagrafika
Yogyakarta
PENGANTAR PENYUNTING AHLI
Sastra berbicara tentang kehidupan, bukan kata-kata
kosong yang tidak bermakna dengan menggunakan bahasa sebagai media
penyampaiannya dan seni imajinatif sebagai lahan budayanya—bahkan ada yang
mengatakan bahwa sastra itu sebagai realitas-imajiner, yakni suatu realitas
yang dibumbuhi dengan imajinasi pengarang dalam menghadapi realitas. Oleh sebab
itu, sastra bersifat multidimensi dan multi-interpretasi. Media bahasa, seni
imajinatif, dan lahan budaya yang berbicara tentang kehidupan itu terangkum
menjadi karya sastra, baik prosa, puisi, maupun karya drama. Oleh karena itu,
karya sastra juga merupakan visi atau juga pandangan dunia (world-view)
pengarangnya. Pandangan dunia pengarang itu merupakan respons terhadap berbagai
masalah kehidupan yang dihadapi pengarang. Menurut Soedjatmoko (dalam Lubis,
1979:173) masalah dasar kehidupan yang dihadapi oleh manusia di dunia ini ada
delapan masalah atau delapan hal. Kedelapan masalah atau delapan hal tersebut
adalah: (1) maut, (2) tragedi, (3) cinta, (4) harapan, (5) pengabdian, (6)
kekuasaan, (7) makna dan tujuan hidup, dan (8) hal-hal yang transendental dalam
kehidupan manusia. Atas dasar masalah kehidupan yang dihadapi oleh manusia,
termasuk juga seorang penyair atau sastrawan, tentu berusaha agar dapat
menyelesaikan masalah dengan baik sesuai dengan kemampuannya.
Sastrawan
Indonesia modern yang kreatif dan dinamis, karena banyak menulis dan berkarya
dalam berbagai lapangan kesenian dan budaya, salah satunya adalah WS Rendra,
tidak tinggal diam begitu saja berpangku tangan ketika menghadapi berbagai
masalah, hambatan, gangguan, dan tantangan yang ada di seputar kehidupannya,
baik yang berasal dari dorongan dalam dirinya sendiri maupun yang berasal dari
luar dirinya. Akan tetapi, sudah barang tentu setiap saat W.S. Rendra berusaha
merespons tantangan hidup yang dihadapinya itu melalui cara, pandangan,
pendirian, dan sikapnya yang banyak dipengaruhi oleh filsafat Jawa dan dunia
global sebagai sistem pandangan hidup tentang semesta raya seisinya. Oleh
karena itu, penelusuran akar kepenyairan W.S. Rendra oleh Puji Santosa melalui
kajian puisi “Rakyat adalah Sumber Ilmu”, menggunakan pendekatan semiologi
komunikasi, sebagai titik pijak memandang permasalahan yang dihadapi sang
penyair dalam merajut kearifan budaya, yakni memadukan masalah arus global
dunia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih sebagai bentuk alternatif
kearifan budaya yang bernuansakan Jawa dengan nilai adiluhung dan edipeni.
Dengan
merasa bangga dan senang saya menyunting
teknis, bahasa, dan isi buku W.S. Rendra dalam Semiologi Komunikasi
yang ditulis oleh Puji Santosa ini. Sungguh luar biasa buku ini banyak memberi
inspirasi kepada masyarakat akan kearifan budaya Jawa yang dipadukan dengan
arus pemikiran global tentang laju ilmu pengetahuan dan teknologi canggih
dewasa ini. Pembaca dapat memetik manfaat dari kajian atas kepenyairan W.S.
Rendra yang terungkap pada puisi “Rakyat adalah Sumber Ilmu” dalam menyikapi
masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari. Hal ini bertujuan agar
masyarakat pembaca mampu membuka cakrawala pemikirannya atas kenyataan bahwa
kearifan budaya diperlukan guna membangun peradaban yang lebih bermartabat.
Salam kami.
Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum.
Peneliti
Utama Bidang Sastra
KATA PENGANTAR PENULIS
Didorong adanya perkembangan dan kemajuan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi canggih dewasa ini, memacu penulis untuk berusaha
mengikutinya dengan saksama agar tidak merasa tertinggal oleh arus zaman. Laju
ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan semakin sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan zaman. Komunikasi dan transportasi yang semakin cepat,
praktis, canggih, dan global, merupakan bukti nyata perubahan dunia dan
kemajuan kebudayaan manusia. Namun, perubahan dunia serta kemajuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut tanpa diimbangi oleh pengetahuan
humaniora, yang senantiasa memberi sentuhan hati kepada manusia, tentu
dirasakan akan menjauhkan manusia itu sendiri dari kenyataan sehari-hari yang
urgen. Oleh karena itu, mengenal lebih dekat dengan Sang Maestro Sastra, Si
Burung Merak, W.S. Rendra, meski hanya melalui puisi “Rakyat adalah Sumber
Ilmu” (1975), yang berisi pemikiran dan gagasan besar tentang perubahan zaman
yang mengglobal, dapat menjadi salah satu alternatif solusi memecahkan masalah
manusia dari belenggu yang mengepungnya.
W.S.
Rendra dalam Semiologi Komunikasi merupakan hasil kajian penelitian
sastra atas puisi “Rakyat adalah Sumber Ilmu” karya W.S. Rendra dengan
pendekatan semiologi komunikasi, yang meliputi (1) komunikasi otonom: teks
sastra sebagai variabel semiologi, (2) komunikasi ekspresif: pengarang sebagai
variabel semiologi, (3) komunikasi pragmatik: pembaca sebagai variabel
semiologi, dan (4) komunikasi mimetik: kenyataan dan karya sastra sebagai
variabel semiologi. Dari empat variabel semiologi komunikasi itu kemudian
dipumpunkan untuk memperoleh pesan atau amanat puisi “Rakyat
adalah Sumber Ilmu” secara semiologi yang meliputi tafsir amanat berdasarkan
sentuhan kebahasaan, sentuhan estetika, dan sentuhan humaniora. Hal ini
berkenaan dengan fungsi sastra atas tesis dan antitesis Haratio, dulce et utile, menyenangkan dan berguna
bagi pembaca sebagai khatarsis. Sebagai seorang budayawan yang cendekia, jelas
bahwa Rendra mampu merajut kearifan budaya, khususnya budaya Jawa dengan
pemikiran dunia global dalam jalinanan hidup harmoni budaya Barat dan Timur.
Meski ada riak dan gelombang konflik batin menerpa dirinya, W.S. Rendra tampak
tegar menghadapi dengan menerobos spirit tradisional dan menyelaraskan kedua hal
tersebut. Hidup sekadar mengalir dan menjalaninya penuh dengan kejujuran,
kesabaran, keberterimaan, kerelaan, dan akhirnya mencapai tataran ke budi
pekerti luhur sebagai solusi membebaskan diri manusia dari belenggu yang
mengepungnya.
Salam
dan doa senantiasa menyertai pembaca di mana pun berada, ke mana pun tujuan
akhir hidup hendak dilabuhkan, serta beraktivitas apa pun sesuai dengan amanah
yang menjadi tanggung jawabnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melimpahkan kasih, anugerah, tuntunan, pencerahan, daya kekuatan lahir batin,
dan perlindungan-Nya, agar dapat melaksanakan kewajiban lahir batin dengan
sempurna. Amin.
Jakarta, 28 Oktober 2016 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PENERBIT .............................................................................................................. iii
PENGANTAR PENYUNTING AHLI
........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR PENULIS
................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI
.................................................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
........................................................................................................................... 1
BAB II KERANGKA DASAR TEORI SEMIOLOGI KOMUNIKASI ............................................... 25
2.1 Pengertian Semiologi Komunikasi ............................................................................. 25
2.2 Semiologi Komunikasi Tiga Tataran
........................................................................ 28
2.3
Semiologi Komunikasi Riffaterre
............................................................................. 31
2.4 Semiologi Komunikasi Jakobson
.............................................................................. 34
2.5 Semiologi
Komunikasi Abrams
............................................................................... 40
BAB III KOMUNIKASI OTONOM: TEKS SASTRA SEBAGAI VARIABEL SEMIOLOGI
..... 51
3.1 Deskripsi Teks Puisi “Rakyat Adalah Sumber Ilmu”
........................................ 52
3.2 Tanda-Menanda
Struktur Teks Puisi
......................................................................... 56
3.3 Tabiat
Tanda-Menanda Tataran Kebahasaan .......................................................... 71
3.4 Tabiat
Tanda-Menanda Tataran Mitis
.................................................................... 86
BAB IV KOMUNIKASI EKSPRESIF: PENGARANG SEBAGAI VARIABEL SEMIOLOGI ......101
4.1 Latar
Sosial-Budaya Pengarang ............................................................................... 101
4.2 Beberapa Karya
Monumental Rendra
.......................................................................... 111
4.3 Sastra Menginspirasi
dan Memotivasi Ciptaan Penyair......................................... 120
4.4 Sastra Sebagai
Ekspresi Pribadi dan Kolektif
............................................................ 122
4.5 Sastra Sebagai
Wawasan Dunia
....................................................................................... 135
4.6 Sastra Sebagai
Kesadaran Alam dan Kebudayaan
.............................................. 138
4.7 Sastra Sebagai
Respon Problem Dasar Kehidupan
......................................... 143
BAB V KOMUNIKASI PRAGMATIK:
PEMBACA SEBAGAI VARIABEL SEMIOLOGI .......... 159
5.1
Peran Pembaca Sastra
................................................................................................. 159
5.2 Persiapan
Penelitian Lapangan
.................................................................................... 161
5.3 Hasil dan Pembahasan Penelitian Lapangan
.................................................... 170
5.4 Simpulan Hasil Penelitian Lapangan
........................................................................ 198
BAB VI KOMUNIKASI MIMETIK: KENYATAAN DAN KARYA SASTRA SEBAGAI VARIABEL
SEMIOLOGI
................................................................................................................................. 201
6.1 Mimetik Sebagai Variabel
Semiologi
........................................................................ 201
6.2 Dunia Alternatif Terhadap
Kenyataan ....................................................................... 202
6.3 Ilmu dan Pengetahuan
................................................................................................... 212
6.4 Sumber Pengetahuan
...................................................................................................... 215
6.5 Pendidikan Sebagai Praktik
Pembebasan .............................................................. 220
6.6 Pujangga dan Raja
............................................................................................................ 225
6.7 Intertekstual Sastra
......................................................................................................... 230
BAB VII TAFSIR PUISI “RAKYAT ADALAH SUMBER
ILMU”....................................................... 269
7.1 Tema “Rakyat Adalah Sumber
Ilmu”
........................................................................ 270
7.2 Tafsir Amanat Berdasarkan
Sentuhan Kebahasaan ........................................... 276
7.3 Tafsir Amanat Berdasarkan
Sentuhan Estetika ................................................... 278
7.4 Tafsir Amanat Berdasarkan
Sentuhan Humaniora ............................................ 279
BAB VIII PENUTUP
................................................................................................................................... 283
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 287
INDEKS
.......................................................................................................................................................... 297
LAMPIRAN
...................................................................................................................................................305
BIODATA PENULIS
....................................................................................................................................… 313
No comments:
Post a Comment