Monday 14 July 2014

MERASA



MERASA

Jikalau hidup harus merasa
apa yang dapat engkau rasa
merasa lapar ketika perut hampa
merasa haus ketika datang dahaga
merasa panas ketika tak bersahabat cuaca
merasa dingin ketika salju dan hujan es tiba
  
Menghilangkan lapar, perlu sesuap boga
melenyapkan haus, perlu seteguk tirta
perlu pendingin mengatasi panasnya raga
juga perlu selimut melawan dinginnya cuaca
manis, asam, asin, getir, pahit hidup sudah biasa
suka duka, papa sengsara, terlunta-lunta, menderita
setiap saat dirundung pelbagai bencana dan malapetaka.

Oh..., dunia.... dunia, mengapa dan mengapa
engkau setiap saat selalu dan selalu bergelora
menggerakkan dinamika insan untuk bekerja
berusaha mencukupi kebutuhan hidup keluarga
kapan dia merasa hidup sejahtera dan bahagia
merasa damai, tenang, tenteram, dan merdeka
terbebas dari segala derita hidup di dunia fana

Merasa dan merasa itu sifat alamiah manusia
merasa dirinyalah yang paling luhur dan mulia
merasa dirinyalah yang paling berkuasa di dunia
merasa dirinyalah yang paling hebat satu-satunya
merasa dirinyalah yang paling ahli ilmu segala rupa
merasa dirinyalah yang paling pintar dari lainnya
merasa dirinyalah yang paling super dan jaya
dan tetap merasa serta merasa segala-galanya
itu semua pertanda penyakit kronis kumabeta
oleh sebab itu, ia lalu adigang adigung adiguna
akhirnya berwatak sombong, angkuh, dan jumawa
lalu dia terperosok jatuh ke dalam jurang sengsara.

Hai manusia, sadar dan bertobatlah segera
kembali ke Jalan Benar ialah Jalan Utama
Jalan yang berakhir dalam hidup bahagia
sejahtera di dunia dan juga di surga.

Bekasi, 14 Juli 2014

No comments:

Post a Comment

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan