KIDUNG RUMEKSA ING WENGI
(Sunan Kalidjaga)
Ana kidung rumeksa ing wengi
teguh hayu luputa ing lara
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
miwah panggawe ala
gunane wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah mring mami
guna duduk pan sirna.
Sakabehing lara pan samya bali
sakeh ngama pan sami miruda
welas asih pandulune
sakehing braja luput
kadi kapuk tibaning wesi
sakehing wisa tawa
sato galak tutut
kayu aeng lemah sangar
songing landak guwaning wong lemah miring
myang pokiponing merak.
Pagupakaning warak sakalir
nadyan arca myang segara asat
temahan rahayu kabeh
apan sarira ayu
ingideran sang widadari
rineksa malaekat
sakatahing rasul
pan dadi sarira tunggal
ati Adam utekku bagendha Esis
pangucapku ya Musa.
Napasku nabi Ngisa linuwih
nabi Yakub pamiyarsaningwang
Yusup ing rupaku mangke
nabi Dawut swaraku
jeng Suleman kasekten mami
nabi Ibrahim nyawaku
Edris ing rambutku
bagendha Li kulitingwang
getih daging Abu Bakar Ngumar singgih
balung bagendha Ngusman.
Sungsumingsun Patimah linuwih
Siti Aminah bayuning angga
Ayub ing ususku mangke
nabi Nuh ing jejantung
nabi Yunus ing otot mami
netraku ya Muhammad
pamuluku rasul
pinayungan Adam sarak
sampun pepak sakathahing para nabi
dadya sarira tunggal.
Wiji sawiji mulane dadi
apan pencar saisining jagat
kasamadan dening date
kang maca kang angrungu
kang anurat kang anyimpeni
dadi ayuning badan
kinarya sesembur
yen winacakna ing toya
kinarya dus rara tuwa gelis laki
wong edan nuli waras.
Lamun ana wong kadhendha kaki
wong kabanda wong kabotan utang
yogya wacanen den age
nalika tengah dalu
ping sewelas wacanen singgih
luwar saking kabanda
kang kadhendha wurung
aglis nuli sinauran
mring hyang Suksma kang utang puniku singgih
kang agring nuli waras.
Lumun arsa tulus nandur pari
puwasa sawengi sadina
iderana galengane
wacanen kidung iku
sakeh ngama sami abali
yen sira lunga perang
wateken ing sekul
antuka tigang pulukan
musuhira rep sirep tan ana wani
rahayu ing payudan.
Sing sapa reke bisa nglakoni
amutiya lawan anawaa
patang puluh dina bae
lan tangi wektu subuh
lan den sabar syukur ing ati
insya Allah tinekan
sakarsanireku
tumrap sanak rakyatira
saking sawabing ngelmu pangiket mami
duk aneng Kalidjaga.
(Serat Kidungan Warna-warni. Surakarta: Boedi Oetomo, 1919)
Terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut.
KIDUNG PENJAGA DI WAKTU MALAM
Ada kidung yang menjaga di waktu malam
kukuh selamat terbebas dari berbagai penyakit
terbebas dari semua malapetaka
jin setan kejahatan pun tidak berkenan
guna-guna pun tidak ada yang berani
juga perbuatan jahat
ilmu-ilmunya orang yang bersalah
api dan juga air
pencuri pun jauh tidak ada yang mengarah kepadaku
guna-guna sakti pun lenyap.
Segala penyakit pun bersama-sama kembali ke asal
berbagai hama pun terpaksa terkikis habis
dengan kasih sayang dipandang
terhindar dari semua senjata
seperti kapuk jatuhnya besi
semua bisa menjadi hambar
binatang buas pun menjadi jinak
kayu ajaib dan tanah keramat bahaya
relung landak guanya orang tanah miring
dan rumah tinggalnya merak.
Kandangnya segenap badak
walau batu-batu dan lautan kering
pada akhirnya semua selamat sejahtera
sebab berbadan jelita keselamatan
dikelilingi penuh bidadari
dijaga oleh para malaikat
juga segenap rasul
menyatu menjadi berbadan tunggal
hati Adam, otakku Baginda Sis
pengucapku ialah Musa.
Napasku mengalir Nabi Isa yang amat mulia
Nabi Yakub menjadi pendengaranku
Nabi Yusuf wajahku kini
Nabi Daud menjadi suaraku
Tuan Sulaiman menjadi kesaktianku
Nabi Ibrahim menjadi nyawaku
Nabi Idris dalam rambutku
Baginda Ali menjadi kulitku
Darah dagingku Abu Bakar dan Umar
Tulangku baginda Usman.
Sumsumku Fatimah yang amat mulia
Siti Aminah menjadi kekuatan badanku
Nabi Ayub kini ada dalam ususku
Nabi Nuh di dalam jantungku
Nabi Yunus di dalam ototku
penglihatanku ialah Nabi Muhammad
wajahku rasul
terlindungi oleh hukum Adam
sudah mencakupi seluruh para nabi
berkumpul menjadi badan yang tunggal.
Terjadinya berasal dari biji yang satu
sebab-musabab kemudian berpencar ke seluruh dunia
terimbas oleh dzat-Nya
yang membaca dan yang mendengarkan
yang menyalin dan yang menyimpan
menjadi selamat sejahtera badannya
sebagai sarana mengusir
jikalau dibacakan di dalam air
sarana mandi perawan tua cepat mendapat jodoh
orang gila pun cepat sembuh.
Apabila ada orang yang didenda, wahai cucuku
orang yang dihimpit keberatan hutang-piutang
seyogyanya engkau membaca dengan segera
pada waktu tengah malam hari
bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali
terbebas dari jeratan
yang didenda pun urung
lekas kemudian terbayarkan
yang berhutang itu sungguh oleh Tuhan
yang sakit pun segera mendapat kesembuhan.
Jikalau akan lancar menanam padi
berpuasalah sehari semalaman
kelilingilah pematangnya
bacalah kidung ini
semua hama bersama-sama kembali ke asal
apabila engkau pergi berperang
bacakanlah ke dalam nasi
dapatkan tiga suapan
musuhmu tersihir tidak ada yang berani
selamat engkau di medan perang.
Siapa pun yang dapat melaksanakan
berpuasa mutih hanya (minum) air dan (makan) nasi
empat puluh hari saja
KIDUNG PENJAGA DI WAKTU MALAM
Ada kidung yang menjaga di waktu malam
kukuh selamat terbebas dari berbagai penyakit
terbebas dari semua malapetaka
jin setan kejahatan pun tidak berkenan
guna-guna pun tidak ada yang berani
juga perbuatan jahat
ilmu-ilmunya orang yang bersalah
api dan juga air
pencuri pun jauh tidak ada yang mengarah kepadaku
guna-guna sakti pun lenyap.
Segala penyakit pun bersama-sama kembali ke asal
berbagai hama pun terpaksa terkikis habis
dengan kasih sayang dipandang
terhindar dari semua senjata
seperti kapuk jatuhnya besi
semua bisa menjadi hambar
binatang buas pun menjadi jinak
kayu ajaib dan tanah keramat bahaya
relung landak guanya orang tanah miring
dan rumah tinggalnya merak.
Kandangnya segenap badak
walau batu-batu dan lautan kering
pada akhirnya semua selamat sejahtera
sebab berbadan jelita keselamatan
dikelilingi penuh bidadari
dijaga oleh para malaikat
juga segenap rasul
menyatu menjadi berbadan tunggal
hati Adam, otakku Baginda Sis
pengucapku ialah Musa.
Napasku mengalir Nabi Isa yang amat mulia
Nabi Yakub menjadi pendengaranku
Nabi Yusuf wajahku kini
Nabi Daud menjadi suaraku
Tuan Sulaiman menjadi kesaktianku
Nabi Ibrahim menjadi nyawaku
Nabi Idris dalam rambutku
Baginda Ali menjadi kulitku
Darah dagingku Abu Bakar dan Umar
Tulangku baginda Usman.
Sumsumku Fatimah yang amat mulia
Siti Aminah menjadi kekuatan badanku
Nabi Ayub kini ada dalam ususku
Nabi Nuh di dalam jantungku
Nabi Yunus di dalam ototku
penglihatanku ialah Nabi Muhammad
wajahku rasul
terlindungi oleh hukum Adam
sudah mencakupi seluruh para nabi
berkumpul menjadi badan yang tunggal.
Terjadinya berasal dari biji yang satu
sebab-musabab kemudian berpencar ke seluruh dunia
terimbas oleh dzat-Nya
yang membaca dan yang mendengarkan
yang menyalin dan yang menyimpan
menjadi selamat sejahtera badannya
sebagai sarana mengusir
jikalau dibacakan di dalam air
sarana mandi perawan tua cepat mendapat jodoh
orang gila pun cepat sembuh.
Apabila ada orang yang didenda, wahai cucuku
orang yang dihimpit keberatan hutang-piutang
seyogyanya engkau membaca dengan segera
bacalah dengan sungguh-sungguh sebelas kali
terbebas dari jeratan
yang didenda pun urung
lekas kemudian terbayarkan
yang berhutang itu sungguh oleh Tuhan
yang sakit pun segera mendapat kesembuhan.
Jikalau akan lancar menanam padi
berpuasalah sehari semalaman
kelilingilah pematangnya
bacalah kidung ini
semua hama bersama-sama kembali ke asal
apabila engkau pergi berperang
bacakanlah ke dalam nasi
dapatkan tiga suapan
musuhmu tersihir tidak ada yang berani
selamat engkau di medan perang.
Siapa pun yang dapat melaksanakan
berpuasa mutih hanya (minum) air dan (makan) nasi
empat puluh hari saja
dan bangun pada waktu subuh
lalu berlaku sabar serta bersyukur di dalam hati
insya Allah dapat tercapai
atas izin kehendak Allah
bagi semua sanak-saudaramu
oleh daya kekuatan ilmu pengikatku
pada waktu berada di Kalijaga.
(Serat Kidungan Warna-warni. Surakarta: Boedi Oetomo, 1919)
No comments:
Post a Comment