Saturday, 16 September 2017

KRITIK HERMENEUTIK SASTRA KENABIAN

Judul Buku     : KRITIK HERMENEUTIK SASTRA KENABIAN
Penulis           : Puji Santosa
Penerbit         : Elmatera, Yogyakarta
Tahun             : 2017
Halaman        : xviii + 454
Ukuran           : 14,5 x 21 cm

Kritik Hermeneutik Sastra Kenabian menyajikan hasil penelitian kritik hermeneutik genre sastra kenabiaan yang ditulis oleh 36 penyair sastrawan Indonesia, antara lain, Sunan Kalidjaga, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Sitor Situmorang, Subagio Sastrowardoyo, Sapardi Djoko Damono, Goenawan Mohamad, Taufiq Ismail, Abdul Hadi W.M., Sutardji Calzom Bachri, Remy Sylado, Emha Ainun Nadjib, AD Donggo, Asep Sambodja, dan Dorothea Rosa Herliany dengan pendekatan hermeneutik, resepsi sastra, dan intertekstual. Hasil penelitian membuktikan bahwa makna kehadiran genre sastra kenabian memberi pembelajaran kepada umat manusia tentang:

  1. keagungan atau kebesaran Tuhan yang tidak tertandingi oleh siapa pun yang ada di dunia ini atas karsa dan kuasanya, tiada tara menguasai jagad raya semesta alam seisinya;
  2. kebijaksanaan Tuhan dalam menentukan kodrat dan iradatnya, segala sesuatunya selalu serba maha bijaksana dalam menentukan takdir hidupnya setiap makhluk ciptaan-Nya;
  3. keadilan Tuhan yang sungguh-sungguh mahaadil sesuai dengan buah perbuatan setiap umat, selalu tepat mengenai rasa keadilan itu, yang adilnya tiada tara, seadil-adilnya;
  4. kekuasaan Tuhan yang tidak terbatas, meliputi alam semesta seisinya; dan
  5. juga menjadi pasemon firman Tuhan yang tidak terucapkan melalui lisan atau sastra yang tidak tertuliskan, disebut sebagai kalam ikhtibar atau kalam maujudiyah yang hanya dapat ditangkap dengan kecerdasan umat yang senantiasa berbakti, atau dengan indra umat yang senantiasa sadar, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Suatu analisis kritik sastra yang tajam dan mendalam serta mampu memberi banyak wawasan tentang nilai-nilai kenabian, meliputi (1) amar ma’ruf, menyuruh berbuat kebajikan atau disebut humanisasi ialah pemanusiaan manusia untuk mengembalikan pada fitrahnya sebagai makhluk sosial budaya; (2) nahi munkar, mencegah kemungkaran atau disebut liberasi ialah pembebasan diri dari segala jeratan yang membelenggu manusia dari sistem sosial budaya yang menindas dan memperbudaknya; dan (3) tu’minu nabillah, beriman kepada Allah atau disebut transendensi ialah keterlampauan dari realitas materi hingga membawanya ke dalam ruang keyakinan, keberimanan kepada Allah dengan haqulyakin. Ketiga hal ini bersifat integral, kesatuan, dan komprehensif, maka tidak dapat dipisah-pisahkan secara atomatis.
Sastra kenabian menempati posisi sentral sebagai wujud nyata kreativitas estetis, transformasi nilai-nilai budaya kegamaan yang diramu dengan budaya Nusantara sebagai wujud nyata gerak budaya, serta reaktualisasi filosofi dan nilai-nilai kearifan menjadi pengukuh pedoman arah kebijaksanaan hidup. Peristiwa kenabian yang dibahas dalam buku ini meliputi:

  1. Penciptaan alam semesta atas karsa dan kuasa Tuhan Yang Maha Esa, tragedi buah khuldi yang menimpa diri Adam dan Hawa di surga sehingga Nabi Adam turun ke dunia menjadi khalifah di bumi;
  2. Keperkasaan Nabi Idris dan Nabi Hud di tengah kaum Kabil dan Aad yang durhaka untuk menegakkan siar ketauhidan Allah;
  3. Peristiwa banjir besar dan ketawakalan Nabi Nuh atas kehilangan anak dan istrinya, senantiasa tetap beriman kepada Allah;
  4. Mujizat unta Nabi Saleh sebagai bukti nyata kerasulan dan kenabiannya;
  5. Juriat jelita kemuliaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam siar ajaran kebenaran yang berasal dari Allah;
  6. Dunia jungkir balik pada zaman Nabi Luth akibat mengumbar nafsu syahwat sesama jenis, berhati-hatilah terhadap hal syahwat;
  7. Berkah mulia Nabi Ishak kepada Nabi Yakub untuk melanjutkan kerasulan dan kenabian;
  8. Sebelas bintang, bulan, dan matahari bersujud kepada Nabi Yusuf atas kebesaran, kekuasaan, keadilan, dan kebijaksanaan Tuhan;
  9. Lautan kesabaran Nabi Ayub atas belbagai musibah yang melanda dirinya, tetap tawakal dan takwa kepada Allah;
  10. Teladan keutamaan Nabi Zulkifli yang sabar dan ramah tamah;
  11. Seruan Nabi Syuaib untuk senantiasa berbuat jujur dan bersyukurlah kepada Allah atas karunia yang dilimpahkannya;
  12. Tongkat ajaib Nabi Musa mampu berubah menjadi ular raksasa dan membelah Laut Merah demi menyelamatkan kaum Bani Israil dari kejaran pasukan Firaun;
  13. Harta yang dapat menenggelamkan Karun dan ketekunan Nabi Harun sebagai penyambung lidah Nabi Musa;
  14. Kemisterian Nabi Khidir, sang guru kesabaran bagaikan tanah yang dinjak-injak tetapi tetap memberikan hasil yang menyejahterakan umat;
  15. Ketapel Nabi Daud yang mampu menakhlukkan Raja Jalut dan kudeta Absalom sebagai kudeta pertama di dunia anak kepada orang tua;
  16. Jin, binatang, dan manusia merupakan balatentara Nabi Sulaiman menakhlukkan Ratu Balqis si penyembah matahari;
  17. Keteguhan iman guru dan murid antara Nabi Ilyas dan Nabi Ilyasa dalam siar Jalan Allah;
  18. Doa mohon ampunan Nabi Yunus dalam perut ikan paus atas dosa dan kilaf meninggalkan kaum Ninawa;
  19. Kebersyahidan Nabi Zakaria dan Nabi Yahya membela kebenaran dan memerangi kebatilan;
  20. Keajaiban dunia akhirat Nabi Isa yang senantiasa meninggalkan pertanyaan; serta
  21. Teladan kemuliaan dan keutamaan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul akhir zaman.
Dengan demikian, termasuk guru kesabaran Nabi Khidir, ada 26 nabi yang menjadi teladan menegakkan ketauhidan, menyeru berbuat kebajikan, mencegah berbuatan mungkar dan jahat, serta meneguhkan rasa bakti, iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Citra para nabi sebagai teladan utama, pemimpin kemuliaan, penuntun, dan guru sehingga dapat menjadi cahaya keimanan dan kebenaran dalam kehidupan kita sehari-hari di dunia yang termuat dalam puisi Indonesia modern adalah citra yang berwatak mulia, seperti berwatak: (1) siddik, benar tutur kata, jujur dalam perbuatan, (2) amanah, sangat dipercaya, jauh dari watak kecurangan, (3) tabligh, menyampaikan wahyu Tuhan kepada umatnya, dan (4) fathonah, cerdas cendekia, bijak bestari dalam kata dan perilakunya di tengah kehidupan sehingga dapat menjadi sumber cahaya keimanan dan kebenaran dalam menapaki jalan kehidupan. Selain keempat hal itu, setiap nabi dan rasul menunjukkan citaranya sebagai insan yang senantiasa berbakti, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berbakti selalu melaksanakan perintah Tuhan, menyeru di Jalan Benar, berbuat kebajikan, dan berbudi mulia. Beriman hanya semata kepada Allah dengan menghancurkan berhala, mencegah perbuatan syirik atau menyekutukan Tuhan. Bertakwa selalu melaksankan perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Watak yang lainnya, serperti sabar, jujur, tawakal, ridha, dan berbudi pekerti mulia menunjukkan derajat yang tinggi serta beradab dan bermartabat mulia.

Friday, 30 June 2017

DHANDANGGULA SUGENG RIYADI

  
        DHANDANGGULA SUGENG RIYADI

        Amba matur lahir trusing batin
        Mugi ndhika paring pangaksama
        Dhumateng kula samangke
        Kladuking tindak-tanduk
        Patrap sikap lan muna-muni
        Jinarag lan kang ora
        Kawula angantu
        Leburing dosa lan lepat
        Binersih ing ri Idul Fitri puniki
        Allah paring ijabah.

        Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
        Saya menyampaikan lahir hingga batin
        Semoga Anda berkenan memaafkan
        Pada diri saya sekarang ini
        Atas tindak-tanduk berlebihan
        Juga perbuatan, sikap, dan ucapan
        Baik yang disengaja maupun tidak
        Saya sungguh berharap
        Leburnya dosa dan kilaf
        Dibersihkan pada hari Idul Fitri ini
        Semoga Allah mengabulkannya.
        Bekasi, 25 Juni 2017



     

SELAMAT KEMENANGAN


Berpuasa Ramadan telah kita selesaikan
Selama sebulan dengan penuh kesadaran
Berupaya melaksanakan perintah Tuhan
Rasa haus dan lapar senantiasa ditahan
Sebulan perang melawan segala godaan
1 Syawal 1438 Hijriah Hari Kemenangan
Doa dan puji syukur selalu dipanjatkan

Kepada semua handaitolan
Kami sekeluarga mengucapkan
Selamat Idul Fitri, Selamat Lebaran
Salah dan kilaf mohon dimaafkan
Agar lahir batin kembali tersucikan
Senantiasa dalam lindungan Tuhan
Hidup tenteram sejahtera membahagiakan.

Bekasi, 25 Juni 2017

(PUJI SANTOSA DAN KELUARGA)




 

Wednesday, 28 June 2017

RIWAYAT DAN KARYA PUJI SANTOSA

RIWAYAT DAN KARYA PUJI SANTOSA

Puji Santosa lahir di kota Madiun, Jawa Timur, 11 Juni 1961 adalah peneliti utama bidang sastra pada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Surat Keputusan sebagai peneliti utama bidang sastra disahkan oleh pejabat negara: (1) IV-D, PAK LIPI 1.114,60 ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, 26 November 2010; (2) IV-E, PAK LIPI 1.294,10 ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., 17 Februari 2014; (3) IV-E Maintenance pertama, PAK LIPI 1.319,10 ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Ph.D., 18 November 2014; dan (4) IV-E Maintenance kedua, PAK LIPI 1.417,60 ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.Ak.P., 21 September 2016. Sejak 1 April 2009—31 Desember 2016 dipercaya sebagai Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti dan sekaligus sebagai Ketua Tim Penilai Peneliti Unit Kerja (TP2U) di lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 2015 Puji Santosa ikut serta menjadi anggota Tim Penilai Peneliti Instansi (TP2I) Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peneliti aktif ini pernah menjadi anggota dan pengurus organisasi profesi: (1) HISKI (Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia), (2) HPBI (Himpunan Pembina Bahasa Indonesia), dan (3) MLI (Masyarakat Linguistik Indonesia) Cabang Komisariat Pusat Bahasa, serta anggota dan pengurus organisasi kejiwaan Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal) Ranting Rahayu Madiun (1986—1988), Cabang Jakarta I (1988—1999), Pusat (2002—2006; 2010—2015), Wakil Koordinator Wilayah Kalimantan (2006—2008), dan anggota Ranting Bekasi (1998—sekarang).
Beliau pernah juga bertugas di Kalimantan Tengah, Palangkaraya, selama 27 bulan (September 2006—Desember 2008) dengan aktif menggalang kerja sama kebahasaan dan kesusastraan dengan berbagai institusi, terutama dengan pemerintah daerah: provinsi, kota, dan kabupaten, media massa, dan MGMP Bahasa Indonesia SLTP dan SLTA kota Palangkaraya. Pendidikan S-1-nya dari Fakultas Sastra Uni­ver­sitas Sebelas Maret Surakarta (1986). Pendidikan tambahan di­tem­puh dengan berbagai penataran kebahasaan dan kesusastraan yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa dan Direktorat Jenderal Kebudayaan (1988—1998) meliputi Penataran Ejaan Bahasa Indonesia, Penataran Penelitian Sastra, Penataran Penelitian Sejarah Sastra, dan Penataran Penyuntingan Bahasa. Pendidikan S-2-nya (Magister Huma­nio­ra) dari Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Pengetahuan Bu­daya, Universitas Indonesia (2002).
            Kariernya dimulai ketika mahasiswa dengan mengajar pada Bim­bingan Tes Masuk Perguruan Tinggi "Gemini Studi Club" Surakarta (1983—1985), Guru SMP Tunas Pembangunan Madiun (1984—1985), Dosen IKIP PGRI Madiun (1986—1988), Tutor Bahasa Indonesia pada Program Penyetaraan D-II Guru-Guru Sekolah Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta (1994), dosen Jurusan Sastra Indonesia dan Sastra Jepang pada Fakultas Sastra Universitas Nasional, Jakarta (2002—2006), dosen bahasa pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) Jakarta (2004—2006, 2009—sekarang), penulis buku dan modul kuliah, korektor dan tutor PGSD S-1 Universitas Terbuka untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Provinsi Banten (2003—2006). Selain itu, dia sering diundang untuk mengajar tentang penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, bahasa jurnal ilmiah, penulisan kreatif cerita pendek, penulisan puisi, penulisan cerita anak, motivasi menulis, konsultan peneliti, juri sayembara dan festival musikalisasi puisi, serta bedah buku oleh: (1) Litbang Departemen Agama, (2) Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), (3) Politeknik Departemen Kesehatan Jakarta III, (4) Departemen Kelautan dan Perikanan, (5) Balai Bahasa Kalimantan Tengah, (6) Balai Bahasa Kalimantan Barat, (7) Balai Bahasa Kalimantan Timur, (8) Balai Bahasa Jawa Tengah, (9) Balai Bahasa Jawa Timur, (10) Balai Bahasa Riau, (11) Kantor Bahasa Kepulauan Riau, (12) Balai Bahasa Kalimantan Selatan, (13) Balai Bahasa Jawa Barat, (14) Kantor Bahasa Jambi, dan (15) Kantor Bahasa Maluku.
Sejak 1 Maret 1988 hingga kini bekerja pada (yang dahulu disebut) Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai staf Bidang Perkamusan dan Peristilahan (1 Maret—31 Agustus 1988), staf Peneliti Bidang Sastra Indonesia dan Daerah (1 September 1988—28 Februari 2006), staf Kodifikasi dan Pembakuan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (1 Maret—30 September 2006), menjabat sebagai Pelaksana Harian Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah di Palangkaraya (1 Oktober 2006—10 Desember 2008), Ketua Tim Penilai Unit-Instansi (TP2U) Tenaga Fungsional Peneliti (2009—2016), Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) Peneliti, Arsiparis, dan Pustakawan di lingkungan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2009—2015), Peneliti Utama Bidang Sastra (2010—sekarang), serta anggota Tim Penilai Instansi (TP2I) Badan Pengembangan dan Penelitian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2015—sekarang). Sebagai pejabat fungsional peneliti tertinggi saat ini Puji Santosa juga melakukan pembinaan kader fungsional peneliti pada Balai Bahasa Jawa Timur di Malang (2011), 10 Balai/Kantor Bahasa Wilayah Barat di Jambi (2013), 10 Balai/Kantor Bahasa Wilayah Tengah di Banjarmasin (2013), 10 Balai/Kantor Bahasa Wilayah Timur di Palu (2013), Balai Bahasa Sumatera Utara dan Balai Arkeologi Wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat di Medan (2015), Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat di Mataram (2015), Kantor Bahasa Jambi di Jambi (2016), Balai Bahasa Jawa Barat di Puncak, Bogor (2016), Balai Bahasa Kalimantan Tengah di Palangkaraya (2016), dan Baai Bahasa Kalimantan Selatan di Banjarbaru (2017). 
Sejak duduk di bangku sekolah menengah dia telah gemar menulis "roman sacuwil" (cerpen remaja) dan cerita "taman putra" (cerita anak) pada majalah berbahasa Jawa, Jaya Baya (Surabaya). Kemudian tulisannya merambah ke surat kabar nasional dan daerah lain, seperti Berita Buana, Terbit, Sinar Pagi Minggu, Merdeka, Pelita, Dayak Pos, Kalteng Pos, Borneo News, Radar Banjarmasin, Jurnal Nasional, dan Jayakarta. Majalah dan buletin juga dirambah tulisannya, antara lain, Cakrawala (IKIP PGRI Madiun), MIBAS, Akademika, dan Kajian Linguistik dan Sastra (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Fenomena/ Fenolingua (Universitas Widyadharma Klaten), Semiotika (Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember), Gema Panca Marga (Pemuda Pangestu Yogyakarta), Suar Betang (Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah), LOA (Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur), Widyaparwa (Balai Bahasa Yogyakarta), Kandai (Balai Bahasa Sula­wesi Tenggara), Sewerigading (Balai Bahasa Sulawesi Selatan), Salingka (Balai Bahasa Sumatera Barat), Jembatan Merah (Balai Bahasa Jawa Timur), Jurnal Bahasa dan Sastra (FPBS Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung), Meta Sastra (Balai Bahasa Bandung), Bahasa dan Sastra (Jakarta), Atavisme (Jakarta, Surabaya), Tiara Bahasa, Horison, Kakilangit, Kebudayaan, Dwija Wara, Sawo Manila (Jakarta), Bahana dan Pangsura (Brunei Darussalam). Tahun 2014—2015 Puji Santosa tercatat pula sebagai mitra bestari jurnal Salingka (Padang), 2015—2016 sebagai mitra bestrai jurnal Aksara (Denpasar), dan 2016 sebagai mitra bestari jurnal Mlangun (Jambi). Dia pernah mendapat penghargaan Juara III Lomba Penulisan Esai Hari Kesaktian Pancasila, diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departe­men Pendidikan dan Kebudayaan (1996), serta Bintang Budaya dan Piagam Budaya Jawa dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi Surakarta (2005) sebagai sastrawan. Oktober 2016 Puji Santosa ikut serta lelang jabatan eselon 2, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kegiatan ilmiah yang dilakukan beliau, antara lain, tercatat beberapa kali sebagai pemakalah dalam kongres bahasa (Jawa, Madura, Indonesia), pertemuan ilmiah HISKI, seminar nasional bahasa HPBI, seminar serumpun Melayu, Kongres Kebudayaan Jawa, dan pertemuan ilmiah lainnya. Negara yang pernah dikunjunginya adalah Singapura, Malaysia melalui perbatasan Entikong, Kalimantan Barat, dan Papua Nugini melalui perbatasan Jayapura, Papua. Tiga kali mendapatkan dana hibah penelitian dari Kementerian Negara Riset dan Terknologi (tahun 2009 untuk penelitian bahasa dan sastra Kafoa, di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur; tahun 2011 untuk penelitian puisi-puisi lingkungan hidup, dan tahun 2012 untuk penelitian puisi-puisi promosi kepariwisataan Indonesia). Memberi kuliah umum matasaji: (1) Metode Penelitian Sastra pada Universitas Muhammadiyah Surakarta (2013), (2) Sikap Positif Berbahasa Indonesia pada Program Studi S-2 Linguistik Universitas Muslim Nusantara Alwashiliyah Medan (2014), (3) Metode Penelitian Sastra di Kalimantan pada Universitas Balikpapan (2015), dan (4) Pengembangan Karya Tulis Ilmiah dengan Kualitas Bernas pada Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jambi (2016) .
Buku-buku yang ditulis sendiri, antara lain, (1) Teori Sastra (IKIP PGRI Madiun, 1986), (2) Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra (Bandung: Angkasa, 1993), (3) Kisah Syeh Mardan (Jakarta: Pusat Bahasa, 1995), (4) Pengetahuan dan Apresiasi Sastra dalam Tanya-Jawab (Ende-Flores: Nusa Indah,  1996), (5) Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika Puisi-puisi Nuh (Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003), (6) Pandangan Dunia Darmanto Jatman (Jakarta: Pusat Bahasa, 2006), (7) Menggapai Singgasana (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), (8) Kekuasan Zaman Edan Derajat Negara Tampak Sunya-ruri (Yogyakarta: Pararaton, 2010), (9) Ancangan Semiotika dalam Pengkajian Susastra (Edisi Revisi. Bandung: Angkasa, 2013), (10) Sang Paramartha (Kumpulan Puisi Obsesif, Yogyakarta: Azzagrafika, 2014), (11) Adedamar Wahyu: Pustaka Puisi Falsafah Budaya Jawa (Yogyakarta: Azzagrafika, 2015), (12) Metodologi Penelitian Sastra: Paradigma, Proposal, Pelaporan, dan Penerapan (Yogyakarta: Azzagrafika, 2015), (13) Misteri Banteng Wulung (Cerita Rakyat Indonesia, Badan Bahasa, Aplikasi Android, 2016), dan (14) W.S. Rendra dalam Semiologi Komunikasi (Yogyakarta: Azzagrafika, 2016).
Buku ditulis bersama (tim), antara lain: (1) Panduan Belajar Bahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Yudhistira, Jakarta, 1991), (2) Terampil Berbahasa Indonesia SMP (serial 6 jilid, Mitra Gama, Yogyakarta, 2000), (3) Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (modul UT, 2003), (4) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1920—1960 (Pusat Bahasa,1993), (5) Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1960—1980 (Pusat Bahasa,1998), (6) Struktur Puisi-puisi Abdul Hadi W.M. (Pusat Bahasa, 1996), (7) Analisis Puisi-Puisi J.E. Tatengkeng (Pusat Bahasa, 1995), (8) Soneta Indonesia: Analisis Struktur dan Tematik (Pusat Bahasa, 1996), (9) Unsur Erotisme dalam Cerita Pendek Tahun 1950-an (Pusat Bahasa, 1998), (10) Drama Indonesia Modern dalam Majalah Indonesia, Siasat, dan Zaman Baru 1945--1965: Analisis Tema dan Amanat Disertai Ringkasan dan Ulasan (Pusat Bahasa, 2003), (11) Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia: Puisi 1946—1965 (Pusat Bahasa, 2004), (12) Puisi-Puisi Kenabian dalam Perkembangan Sastra Indonesia Modern (Pusat Bahasa: Jakarta, 2007), (13) Menulis 2 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), (14) Pandangan Dunia Motinggo Busye (Kantor Bahasa Provinsi Lampung, 2008), (15) Kritik Sastra: Teori, Metodologi, dan Aplikasi (Elmatera Publishing: Yogyakar­ta, 2009), (16) Estetika: Sastra, Sastrawan, dan Negara (Pararaton:Yogyakarta, 2009), (17) Struktur dan Nilai Mitologi Melayu dalam Puisi Indonesia Modern. (Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2010), (18) Sastra dan Mitologi: Telaah Dunia Wayang dalam Sastra Indonesia (Yogya­karta: Elmatera Publishing, 2010), (19) Dunia Kesusastraan Nasjah Djamin dalam Novel Malam Kuala Lumpur (Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2011), (20) Manusia, Puisi, dan Kesadaran Lingkungan (Yogyakarta: Elmatera Publishing, 2011), (21) Merajut Kearifan Budaya: Analisis Kepenyairan Darmanto Jatman (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2012), (22) Struktur Tematik Puisi-Puisi Mimbar Indonesia (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2012), (23) Puisi Promosi Kepariwisataan (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2013), (24) Dunia Kepenyairan Sapardi Djoko Damono (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2013), (25) Peran Horison Sebagai Majalah Sastra (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2013), (26) Kritik Sastra Tempatan (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2014), (27) Apresiasi Sastra Disertai Ulasan Karya, Proses Kreatif, dan Riwayat Sastrawan (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2014), (28) Mengukur Kesesuaian Sastra Pada Siswa Sekolah Menengah (Elmatera Publishing, Yogyakarta, 2015), (29) Strategi Pembelajaran Sastra Pada Era Globalisasi (Yogyakarta: Azzagrafika, 2015), dan (30) Mahir Berbahasa Indonesia dengan Baik, Benar, dan Santun (Bandung: PT Rosda Karya Remaja, 2016).
Beberapa artikelnya dimuat dalam buku antologi, antara lain, (1) Dendy Sugono dan Suladi (2000) Kiprah HPBI 2000: Bahasa Indonesia, Negara, dan Era Globalisasi (Jakarta: HPBI Pusat), (2) Sudiro Satoto dan Zainuddin Fanani (2000) Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan (Surakarta: Muhammadiyah University Press), (3) Sujarwanto dan Jabrohim (2002) Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (Yogyakarta: Gama Media dan Universitas Ahmad Dahlan), (4) B. Trisman (et al., 2003) Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia), (5) T. Christomy dan Untung Yuwono (2004) Semiotika Budaya (Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia), (6) Ibnu Wahyudi (2004) Menyoal Sastra Marginal (Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerja sama dengan Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia Pusat), dan (7) dalam Abdul Hadi W.M. et al (2010) Kakawin dan Hikayat: Refleksi Sastra Nusantara 3 (Jakarta, Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional).
Puisi-puisi karya Puji Santosa pernah dibicarakan oleh Slamet Sukirnanto pada acara Dialog Penyair Jakarta (7—8 November 1989) di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM). Makalah Slamet Sukirnanto yang mengulas puisi-puisi Puji Santosa itu kemudian dimuat di harian Berita Buana, 28 November 1989. Yan Mujiyanto pun pernah mengulas puisi-puisi Puji Santosa dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra di Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9—10 Oktober 2001, dan dibukukan dalam Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI (editor Sujarwanto dan Jabrohim, Yogyakarta: Gama Media, 2001). Beberapa puisinya juga terkumpul dalam Dialog Penyair Jakarta (Dewan Kesenian Jakarta, 1989) dan Konstruksi Jejak (Taman Budaya Surakarta, 2011). Buku kumpulan puisi tunggalnya yang sudah terbit adalah Sang Paramartha (Yogyakarta: Azzagrafika, 2014), dan Adedamar Wahyu: Pustaka Puisi Falsafah Budaya Jawa (Yogyakarta: Azzagrafika, 2015).

DAFTAR KARYA TULIS PUJI SANTOSA
A.   Karya Tulis Ilmiah yang Diujikan
  1. Santosa, P. (1984). “Rakyat Adalah Sumber Ilmu Karya W.S. Rendra: Sebuah Pendekatan Dikotomis”. Praskripsi Sarjana Muda, Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ketua Penguji: Prof. Dr. Soediro Satoto, dengan predikat kelulusan: cumlaude. Diujikan 11 Juni 1984.
  2. Santosa, P. (1986). “Tabiat Tanda-Menanda dan Tafsir Amanat dalam Puisi ‘Rakyat Adalah Sumber Ilmu’ Karya Rendra: Sebuah Pendekatan Semiotika”. Skripsi Sarjana S-1, Jurusan Sastra Indonesia dan Filsafat, Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta. Ketua Tim Penguji: Dr. Soejatno Kartodirdjo, dengan predikat kelulusan: cumlaude. Diujikan 11 Februari 1986.
  3. Santosa, P. (2002). “Makna Kehadiran Nuh dalam Puisi Indonesia Modern”. Tesis Sarjana S-2, Magister Humaniora, Program Studi Ilmu Susastera, Bidang Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Pascasarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Konsultan: Prof. Dr. Okke K.S. Zaimar, dan Ketua Tim Penguji: Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, dengan predikat kelulusan: sangat memuaskan. Diujikan 25 Maret 2002.
B.   Buku Terbit Ditulis Sendiri
  1. Santosa, P. (1986). Teori Sastra. Madiun: IKIP PGRI Madiun. Modul kuliah S-1.
  2. Santosa, P. (1993). Ancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung: Angkasa.
  3. Santosa, P. (1995). Kisah Syeh Mardan. Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan.
  4. Santosa, P. (1996). Pengetahuan dan Apresiasi Kesusastraan dalam Tanya-Jawab. Ende-Flores: Nusa Indah.
  5. Santosa, P. (2003). Bahtera Kandas di Bukit: Kajian Semiotika Sajak-sajak Nuh. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
  6. Santosa, P. (2006). Pandangan Dunia Darmanto Jatman. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  7. Santosa, P. (2007). Menggapai Singgasana. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  8. Santosa, P. (2010). Kekuasaan Zaman Edan: Derajat Negara Tampak Sunya-ruri. Yogyakarta: Pararaton.
  9. Santosa, P. (2013). Ancangan Semiotika dalam Pengkajian Susastra. (Edisi Revisi). Bandung: Angkasa.
  10. Santosa, P. (2014). Sang Paramartha. (Kitab Puisi). Yogyakarta: Azzagrafika.
  11. Santosa, P. (2015). Adedamar Wahyu: Pustaka Puisi Falsafah Budaya Jawa. Yogyakarta: Azzagrafika.
  12. Santosa, P. (2015). Metodologi Penelitian Sastra: Paradigma, Proposal, Pelaporan, dan Penerapan. Yogyakarta: Azzagrafika.
  13. Santosa, P. (2016). Misteri Banteng Wulung. (Cerita Rakyat Indonesia). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan Aplikasi Android.
  14. Santosa, P. (2016). W.S. Rendra dalam Semiologi Komunikasi. Yogyakarta: Azzagrafika.

C. Buku Terbit Ditulis Bersama/Tim
  1. Santosa, P.; Nasution, M.Dj.; & Mujiningsih, E.N. (1990). Panduan Belajar Bahasa Indonesia untuk SMP GBPP 1987. (Serial 6 Jilid). Jakarta: Yudhistira.
  2. Santosa, P.; Sumardi; & Zaidan, A.R. (1993). Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1920–1960. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  3. Santosa, P.; & Djamari. (1995). Analisis Sajak-Sajak J.E. Tatengkeng. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  4. Santosa, P.; & Djamari (1996). Soneta Indonesia: Analisis Struktur dan Tematik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  5. Santosa, P.; Sitanggang, S.R.H.; & Hakim, Z. (1997). Citra Manusia dalam Drama Indonesia Modern 1960–1980. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  6. Santosa, P.; Rustapa, A.K.; & Hakim, Z. (1998). Struktur Sajak-Sajak Abdul Hadi W.M. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  7. Santosa, P.; Zaidan, A.R.; & Mujiningsih, E.N. (1998). Unsur Erotisme dalam Cerita Pendek Taghun 1950-an. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  8. Santosa, P.; Sumardi; & Sriyanto. (2000). Terampil Berbahasa Indonesia untuk SMP. Yogyakarta: Mitragama.
  9. Santosa, P.; Danardana, A.S.; & Hakim, Z. (2003). Drama Indonesia Modern dalam Majalah Indonesia, Siasat, dan Zaman Baru (1945–1965): Analisis Tema dan Amanat Disertai Ringkasan dan Ulasan. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  10. Santosa, P.; Rusdiana, Y.; & Mulyati, Y. (2003). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka Pusat.
  11. Santosa, P.; Pratiwi, D.; & Ranabrata, U.Dj. (2004). Sastra Keagamaan dalam Perkembangan Sastra Indonesia Modern: Puisi 1946—1965. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  12. Santosa, P.; Suryami; & Mardiyanto. (2006). Puisi-Puisi Kenabian dalam Perekembangan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  13. Santosa, P.; Kusumah, E.; & Mulyati, Y. (2007). Menulis 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
  14. Santosa, P.; & Danardana, A.S. (2008). Pandangan Dunia Motinggo Busye. Bandarlampung: Kantor Bahasa Provinsi Lampung.
  15. Santosa, P.; Suroso; & Suratno, P. (2009). Kritik Sastra: Teori, Metodologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  16. Santosa, P.; & Suroso. (2009). Estetika: Sastra, Sastrawan, dan Negara. Yogyakarta: Pararaton.
  17. Santosa, P.; & Utomo, I.B. (2010). Struktur dan Nilai Mitologi Melayu dalam Puisi Indonesia Modern. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  18. Santosa, P.; & Jayawati, M.T. (2010). Sastra dan Mitologi: Telaah Dunia Wayang dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  19. Santosa, P.; & Jayawati, M.T. (2011). Dunia Kesastraan Nasjah Djamin dalam Novel Malam Kuala Lumpur. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  20. Santosa, P.; Sayekti, S.; & Djamari. (2011). Manusia, Puisi, dan Kesadaran Lingkungan. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  21. Santosa, P.; & Djamari. (2012). Merajut Kearifan Budaya: Analisis Kepenyairan Darmanto Jatman. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  22. Santosa, P.; & Djamari. (2012). Struktur Tematik Puisi-Puisi Mimbar Indonesia. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  23. Santosa, P.; Suratno, P.; Sayekti, S.; Yetti, E.; & Djamari. (2013). Puisi Promosi Kepariwisataan. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  24. Santosa, P.; & Djamari. (2013). Dunia Kepenyairan Sapardi Djoko Damono. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  25. Santosa, P.; & Djamari. (2013). Peran Horison Sebagai Majalah Sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  26. Santosa, P.; & Djamari. (2014). Kritik Sastra Tempatan. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  27. Santosa, P.; & Djamari. (2014). Apresiasi Sastra Disertai Ulasan Karya, Proses Kreatif, dan Riwayat Sastrawan. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  28. Santosa, P.; & Djamari. (2015). Mengukur Kesesuaian Sastra Pada Siswa Sekolah Menengah. Yogyakarta: Elmatera Publishing.
  29. Santosa, P.; & Djamari. (2015). Strategi Pembelajaran Sastra Pada Era Globalisasi. Yogyakarta: Azzagrafika.
  30. Santosa, P.; & Jaruki, M. (2016). Mahir Berbahasa Indonesia Baik, Benar, dan Santun. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

D. Artikel, KTI, Esai, Kritik Sastra yang Terbit dalam Majalah/Jurnal
  1. Santosa, P. (1992). “Berbagai Isu Tentang Pengajaran Sastra di Sekolah Menengah”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 3 Tahun IX, 1992, hlm. 61–77.
  2. Santosa, P. (1993). “Mitos Nabi Nuh di Mata Tiga Penyair Indonesia”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 1 Tahun X, 1993, hlm. 55–66.
  3. Santosa, P. (1993). “Nilai Budaya dalam Cerita Perpatih Nan Sebatang”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 2 Tahun X, 1993, hlm. 38–50.
  4. Santosa, P. (1993). “Aliran, Upacara, dan Pikiran Utama dalam Lakon Sandyakala Ning Majapahit”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 3 Tahun XI, 1993, hlm. 37–54.
  5. Santosa, P. (1996). “Refleksi Kekuasaan dan Ideologi dalam Kesusastraan”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 2 Tahun XIV, 1996, hlm. 27–44.
  6. Santosa, P. (1996). “Hakikat dan Fungsi Studi Sastra”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 5 Tahun XIV, 1996, hlm. 41–59.
  7. Santosa, P. (1996). “Sastra Marginal dalam Peta Sejarah Kesusastraan di Indonesia”. Dalam Pangsura Bilangan 3/Jilid 2, Julai–Desember 1996, hlm. 50–57.
  8. Santosa, P. (1997). “Iptek Itu Bermula dari Mitos: Mengenal Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono”. Dalam Pangsura Bilangan 4/Jilid 3, Januari–Juni 1997, hlm. 49–62.
  9. Santosa, P. (1997). “Empat Sajak Tentang Nabi Nuh: Sebuah Kajian Muatan Unsur Agama dalam Puisi Indonesia”. Dalam Horison Nomor 1 Tahun XXXI, Januari 1997, hlm. 13–20.
  10. Santosa, P. (1998). “Citra Tokoh Wanita dalam Drama Indonesia Modern Periode Awal 1926–1945". Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 2 Tahun XVI, 1998, hlm. 49–72.
  11. Santosa, P. (1998). “Analisis Struktur Sajak Pembicaraan Karya Subagio Sastrowardojo”. Dalam Pangsura Bilangan 6/Jilid 4, Januari–Juni 1998, hlm. 3–15.
  12. Santosa, P. (1998). “Refleksi Kekuasaan dan Ideologi dalam Kesusastraan”. Dalam Bahana Bilangan 215/Jilid 33, November 1998, hlm. 21–28.
  13. Santosa, P. (1998). “Dimensi Ketuhanan dalam Drama Iblis dan Kebinasaan Negeri Senja”.  Dalam Atavisme Nomor 1 Tahun 1, 1998, hlm. 1–15.
  14. Santosa, P. (1999). “Kajian Asmaradana dalam Sastra Bandingan”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 3 Tahun XVII, 1999, hlm. 30–50.
  15. Santosa, P. (1999). “Perkembangan Soneta di Indonesia dan Jatidiri Bangsa”. Dalam Pangsura Bilangan 9/Jilid 5, Julai–Desember 1999, hlm. 92–106.
  16. Santosa, P. (1999). “Cerita Pendek Blencong Karya Dorothea Rosa Herliany: Sebuah Analisis Struktural”. Dalam MIBAS Nomor 21/Tahun XI/1999, hlm. 29–50.
  17. Santosa, P. (1999). “Revitalisasi Sastra Marginal”. Dalam Kebudayaan Nomor 16 Tahun VIII, Maret 1999, hlm. 3–12.
  18. Santosa, P. (1999). “Reformasi Ideologi dan Kekuasaan dalam Kesusastraan”. Dalam Kebudayaan Nomor 17 Tahun IX, Oktober 1999, hlm. 4–15.
  19. Santosa, P. (2000). “Promosi Dunia Wisata dalam Puisi Indonesia”. Dalam Kebudayaan Nomor 18 Tahun IX, Maret 2000, hlm. 65–74.
  20. Santosa, P. (2000). “Analisis Stilistika Cerpen Armageddon Karya Danarto”. Bahasa dan Sastra Nomor 4 Tahun XVIII, 2000, hlm. 17–37).
  21. Santosa, P. (2000). “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah dalam Jalan Menikung Karya Umar Kayam”. Dalam Kajian Linguistik dan Sastra Volume XII/ Nomor 22, Tahun 2000, hlm. 11–19.
  22. Santosa, P. (2000). “Riwayat Hidup Sapardi Djoko Damono: Perjalanan Seorang Penyair dan Intelektual”. Dalam Kakilangit Nomor 37, Februari 2000, hlm. 12–13.
  23. Santosa, P. (2000). “Proses Kreatif Sapardi Djoko Damono: Bermain Kata Membentuk Dunia”. Dalam Kakilangit Nomor 37, Februari 2000, hlm. 14–15.
  24. Santosa, P. (2000). “Riwayat Hidup Goenawan Mohamad: Penyair Cendekia yang Piawai Membikin Pasemon”. Dalam Kakilangit Nomor 39, April 2000, hlm. 12–14.
  25. Santosa, P. (2000). “Proses Kreatif Goenawan Mohamad: Estetika Puisi Sebagai Pasemon”. Dalam Kakilangit Nomor 39, April 2000, hlm. 15–17.
  26. Santosa, P. (2000). “Anekdot: Jam Malam Kawin”. Dalam Kakilangit Nomor 40, Mei 2000, hlm. 28).
  27. Santosa, P. (2000). “Ulasan Novel Toha Mohtar: Kembali ke Akar Kembali ke Asal”. Dalam Kakilangit Nomor 41, Juni 2000, hlm. 7–9.
  28. Santosa, P. (2000). “Riwayat Hidup Toha Mohtar (1926–1992): Sastrawan Bersahaja yang Piawai Melukiskan Suasana”. Dalam Kakilangit Nomor 41, Juni 2000, hlm. 10–11.
  29. Santosa, P. (2000). “Proses Kreatif Toha Mohtar: Memadukan Realitas dengan Imajinasi”. Dalam Kakilangit Nomor 41, Juni 2000, hlm. 12–14.
  30. Santosa, P. (2000). “Ulasan Novel Achdiat K. Mihardja: Benturan Dua Dunia”. Dalam Kakilangit Nomor 45, Oktober 2000, hlm. 8–10.
  31. Santosa, P. (2000). “Proses Kreatif Achdiat K. Mihardja: Peran Orang Tua, Pendidikan, dan Karier”. Dalam Kakilangit Nomor 45, Oktober 2000, hlm. 11–13.
  32. Santosa, P. (2000). “Riwayat Hidup Pengarang Achdiat K. Mihardja: Perjalanan Seorang Intelektual”. Dalam Kakilangit Nomor 45, Oktober 2000, hlm. 14–16.
  33. Santosa, P. (2000). “Pengetahuan Sastra: Soneta Masa Pra-Pujangga Baru”. Dalam Kakilangit Nomor 46, Februari 2000, hlm. 25–27.
  34. Santosa, P. (2001). “Analisis Stilistika Sajak ‘Pada Suatu Hari’ Karya Agus R. Sardjono”. Dalam Bahasa dan Sastra Nomor 4 Tahun XIX, 2001, hlm. 17–37.
  35. Santosa, P. (2001). “Sumbangan Sastra Jawa dalam Menghadapi Zaman Edan”. Dalam Fenomena Nomor 2 Tahun 9, Agustus 2001, hlm. 212–234.
  36. Santosa, P. (2001). “Tuhan Kita Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi W.M. Dalam Kajian Semiotika Riffaterre”. Dalam Pangsura Bilangan 13/Jilid 7, Julai–Desember 2001, hlm. 126–137.
  37. Santosa, P. (2001). “Ulasan Drama Trisno Sumardja: Peran Kaum Terpelajar di Awal Kemerdekaan”. Dalam Kakilangit Nomor 53, Juni 2001, hlm. 8–10.
  38. Santosa, P. (2001). “Proses Kreatif Trisno Sumardjo: Kesenian Bukan Alat Mengejar Materi”. Dalam Kakilangit Nomor 53, Juni 2001, hlm. 11–13.
  39. Santosa, P. (2001). “Riwayat Hidup Pengarang Trisno Sumardjo (1916–1969): Pejuang Kesenian yang Tekun”. Dalam Kakilangit Nomor 53, Juni 2001, hlm. 14–16.
  40. Santosa, P. (2003). “Hanya Satu Karya Amir Hamzah dalam Analisis Semiotika Todorov”. Dalam Pangsura Bilangan 16/Jilid 9, Januari-Juni 2003, hlm. 46–70.
  41. Santosa, P. (2003). “Ulasan Puisi Darmanto Jatman: Sori Gusti: Keberagaman Tujuh Banjaran”. Dalam Kakilangit Nomor 75, Maret 2003, hlm. 8–10.
  42. Santosa, P. (2003). “Proses Kreatif Darmanto Jatman: Pada Mulanya Adalah Suara”. Dalam Kakilangit Nomor 75, Maret 2003, hlm. 11–12.
  43. Santosa, P. (2003). “Riwayat Hidup Pengarang Darmanto Jatman (1942– ): Penyair dengan Segudang Puisi dan Prestasi”. Dalam Kakilangit Nomor 75, Maret 2003, hlm. 13–14.
  44. Santosa, P. (2003). “Hanya Satu” Karya Amir Hamzah dalam Analisis Semiotika Todorov”. Dalam Pangsura, Brunei-Darussalam, Januari-Juni 2003, Bilangan 16/Jilid 9, hlm. 46—70.
  45. Santosa, P. (2005). Proses Kreatif: “Memburu Misteri Lewat Cerita”. Dalam Kakilangit Nomor 99, Maret 2005, hlm. 8–9.
  46. Santosa, P. (2005). Riwayat Hidup Pengarang Rijono Pratikto (1932—): “Nasib Tragis Seorang Cerpenis”. Dalam Kakilangit Nomor 99, Maret 2005, hlm. 10–11.
  47. Santosa, P. (2006).  “Tolok Ukur dalam Kritik Sastra”. Dalam Sawo Manila Nomor 1 Tahun 1, 2006. hlm. 40—46.
  48. Santosa, P. (2007). “Estetika Resepsi, Metode, dan Penerapannya: Studi Kasus Resepsi Produktif Soneta Indonesia”. Dalam Suar Betang volume II, Nomor 1, Juni 2007, hlm. 1—18.
  49. Santosa, P. (2007). “Maut dalam Tiga Buku Kumpulan Sajak Subagio Sastrowardojo”. Dalam Suar Betang volume II, Nomor 2, Desember 2007, hlm. 166—187.
  50. Santosa, P. (2008). “Pembelajaran Sastra yang Menyenangkan dan Inivatif”. Dalam Suar Betang volume III, Nomor 1, Juni 2008, hlm. 73—88.
  51. Santosa, P. (2008). “Mitologi Melayu Nusantara dalam Konteks Keindonesiaan”. Dalam Suar Betang volume III, Nomor 2, Desember 2008, hlm. 14—27).
  52. Santosa, P. (2008). “Sapi Rela Disembelih di Negeri Tiada Cinta: Semangat Kebangsaan dalam Karya Sastra M. Balfas”. Dalam LOA Volume 6 Nomor 6, September 2008, hlm. 25—35.
  53. Santosa, P. (2009). “Dasar-Dasar Apresiasi Sastra: Menyenangkan, Kreatif, dan Inovatif”. Dalam LOA Volume 7 Nomor 7, Juli 2009, hlm. 29—47.
  54. Santosa, P. (2009). “Perlawanan Bangsa Terjajah Atas Harkat dan Martabat Bangsa: Telaah Postkolonial Atas Tiga Sajak Indonesia Modern”. Dalam Atavisme: Jurnal Ilmiah Kajian Sastra. Volume 12 Nomor 2, Desember 2009, hlm. 147—156.
  55. Santosa, P. (2009).  “Dua Kidung dalam Perbandingan”. Dalam Pangsura: Jurnal Pengkajian dan Penelitian Sastera Asia Tenggara. Januari—Juni 2009, Bilangan 28, jilid 15, halaman 39—55.
  56. Santosa, P. (2009).  “Pandangan Maut Motinggo Busye”. Dalam SEMIOTIKA. Nomor 10 (1), Januari—Juni 2009, halaman 37--51.
  57. Santosa, P. (2010).  “Ciliwung Merana Sepanjang Masa: Telaah Objektif Sajak-Sajak ‘Ciliwung’ Slamet Sukirnanto”. Dalam LOA. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Nomor 9, Volume IX, Samarindra, Juli 2010, halaman 1--8.
  58. Santosa, P. (2010).  “Analisis Semiotik Sajak Asmaradana Goenawan Mohamad”. Suar Betang. Jurnal Kebahasaan, Kesastraan, dan Pengajarannya. Volume V Nomor 2, Desember 2010, halaman 1—20.
  59. Santosa, P. (2010). Ulasan Puisi: “Teladan Keutamaan bagi Wira Tamtama”. Dalam Kakilangit Nomor 157, Januari 2010, hlm. 5—7.
  60. Santosa, P. (2010). Proses Kreatif: “Sastra Sebagai Pendidikan Jiwa”. Dalam Kakilangit Nomor 157, Januari 2010, hlm. 8–-10.
  61. Santosa, P. (2010). Riwayat Hidup Pengarang Sri Mangkunegara IV: “Sastrawan Pujangga dan Negarawan Bijak”. Dalam Kakilangit Nomor 157, Januari 2010, hlm. 11–-12.
  62. Santosa, P. (2010). Ulasan Novel: “Benturan Dua Dunia”. Dalam Kakilangit Nomor 160, April 2010, hlm. 7–-8.
  63. Santosa, P. (2010). Proses Kreatif Achdiat K. Mihardja: “Peran Orang Tua, Pendidikan, dan Karier”. Dalam Kakilangit Nomor 160, April 2010, hlm. 9–-10.
  64. Santosa, P. (2010). Riwayat Hidup Pengarang Achdiat K. Mihardja (1911--...?): “Perjalanan Seorang Intelektual”. Dalam Kakilangit Nomor 160, April 2010, hlm. 11–-12.
  65. Santosa, P. (2010). Ulasan Puisi: “Zaman Edan, Zaman Penuh Kutukan”. Dalam Kakilangit Nomor 161, Mei 2010, hlm. 6–-8.
  66. Santosa, P. (2010). Proses Kreatif: “Belajar dari Lingkungan dan Pengalaman Hidup”. Dalam Kakilangit Nomor 161, Mei 2010, hlm. 9–-10.
  67. Santosa, P. (2010). Riwayat Hidup Pengarang Ronggowarsito (1802—1873): “Pujangga Pamungkas Sastra Jawa Klasik”. Dalam Kakilangit Nomor 161, Mei 2010, hlm. 11–-13.
  68. Santosa, P. (2010). Ulasan Cerpen: “Ketabahan Seorang Anak Ketika Ditinggal Mati Ibunya”. Dalam Kakilangit Nomor 163, Juli 2010, hlm. 6–-8.
  69. Santosa, P. (2010). Proses Kreatif: “Pengalaman Hidup Sebagai Sumber Cerita”. Dalam Kakilangit Nomor 163, Juli 2010, hlm. 9–-10.
  70. Santosa, P. (2010). Riwayat Hidup Pengarang Lukman Ali (1931—2000): “Guru yang Pakar Bahasa dan Sastra”. Dalam Kakilangit Nomor 163, Juli 2010, hlm. 11–-2.
  71. Santosa, P. (2010). “Zaman Edan: Derajat Negara Suram”. Dalam Prosiding Workshop Forum Peneliti Dilingkungan Kemendiknas, Yogyakarta, 3—5 Maret 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2010, hlm. 563—578.
  72. Santosa, P. (2011).  “Telaah Intertekstual terhadap Sajak-sajak tentang Nabi Ayub”. Dalam ATAVISME. Jurnal Ilmiah Kajian Sastra. Nomor 1 Volume 14, Sidoarjo, Juni 2011, halaman 15--27. 
  73. Santosa, P. (2011). “Representasi Kisah Nabi Ibrahim dalam Delapan Sajak Indonesia Modern”. Dalam METASASTRA. Jurnal Penelitian Sastra. Volume 4. Nomor 1. Bandung. Juni 2011. halaman 68—81.
  74. Santosa, P. (2011). “Rapsodi Mahogani dalam Pemahaman Lintas-Budaya Serumpun”. Dalam Widyaparwa. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Volume 39, Nomor 1, Juni 2011, halaman 37--46.
  75. Santosa, P. (2011). "Kajian Estetika Resepsi Produktif Kkafilahan Nabi Adam dalam Puisi Indonesia Modern". Dalam SAWERIGADING. Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 17, Nomor 3, Desember 2011. halaman 321--334.
  76. Santosa, P. (2012).  “Mimesis Kisah Nabi Nuh dalam Tiga Sajak Modern Indonesia”. Dalam SALINGKA. Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra. Volume 9. Nomor 1. Padang, Juni 2012, halaman 30—42.
  77. Santosa, P. (2012). “Kearifan Budaya dan Fungsi Kemasyarakatan dalam Sastra Lisan Kafoa”. Dalam METASASTRA. Jurnal Penelitian Sastra. Volume 5, Nomor 1, Bandung, Juni 2012, halaman 67—82.
  78. Santosa, P.; Sayekti, S.; & Djamari. (2012). “Persoalan Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Bersih dan Sehat dalam Puisi Indonesia Modern”. Dalam KANDAI. Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume 8, Nomor 2, Kendari,  November 2012, halaman 171—184.
  79. Santosa, P. (2012). “Marsinah dan Wiji Thukul dalam Kajian Sosiologi Sastra”. Dalam LOA. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Volume 8. Nomor 2. Samarinda, Desember 2012, halaman 95—106.
  80. Santosa, P.; & Djamari. (2013). “Kajian Intertekstual Tiga Puisi tentang Nabi Luth Bersama Kaum Sodom dan Gomora”. Dalam WIDYAPARWA. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Volume 41, Nomor 1, Yogyakarta, Juni 2013, halaman 13—27.
  81. Santosa, P. (2013). “Analisis Kontekstual Ilir-Ilir Sunan Kalijaga”. Dalam LOA. Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan. Volume 9. Nomor 2. Samarinda, Desember 2013, halaman 105—118.
  82. Santosa, P. (2014). Kritik Mitos Tentang Hang Tuah Karya Amir Hamzah”. Dalam ATAVISME. Jurnal Ilmiah Kajian Sastra. Nomor 1 Volume 17, Edisi Juni 2014, halaman 29—39.
  83. Santosa, P.; & Djamari (2015). “Kajian Historis Komparatif Cerita Batang Garing”. Dalam KANDAI. Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume 11, Nomor 2, Kendari,  November 2015, halaman 248—265.
  84. Santosa, P. (2016). “Tanda-Tanda Puitik Sajak Pertanyaan Srikandi Karya Wiyatmi”. ATAVISME. Jurnal Ilmiah Kajian Sastra. Nomor 1 Volume 19, Edisi Juni 2016, halaman 15—28.
  85. Santosa, P. (2016). “Fungsi Sosial Kemasyarakatan Tembang Macapat”. Dalam Widyaparwa Volume 44 Nomor 2, Desember 2016, hlm. 85—97.

E. Makalah Disampaikan dalam Berbagai Pertemuan
  1. Santosa, P. (1984). “Kritik Sastra Pada Puisi-Puisi Kontemporer”. Makalah disampaikan dalam Sarasehan Hari Sastra, Himpunan Mahasiswa Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 28 April 1984.
  2. Santosa, P. (1989). “Puisi-puisi Indonesia 1980-an dan Kecenderungannya”. Makalah disampaikan dalam Dialog Penyair Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 7–8 November 1989.
  3. Santosa, P. (1991). “Penelitian Sastra dengan Menggunakan Angket”. Makalah disampaikan dalam Seminar Sehari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta, 8 Juni 1991.
  4. Santosa, P. (1991). “Berbagai Isu Tentang Pengajaran sastra di Sekolah”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) IV Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI, Bandung-Lembang, 12–15 Desember 1991.
  5. Santosa, P. (1992). “Pengajaran Apresiasi Puisi di SMP Kurikulum 1984". Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) V Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI dan Universitas Pakuan, Bogor, 15–17 Desember 1992.
  6. Santosa, P. (1993). “Analisis Masalah Upacara, Aliran, dan Pikiran Utama dalam Lakon Sandyakala Ning Majapahit Karya Sanusi Pane”. Makalah disampaikan dalam Seminar Sehari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta, 10 Juli 1993.
  7. Santosa, P. (1993). “Hakikat dan Fungsi Studi Sastra”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) VI Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Komda Yogyakarta, Kaliurang-Yogyakarta, 12–16 Desember 1993.
  8. Santosa, P. (1996). “Refleksi Kekuasaan dan Ideologi dalam Kesusastraan”. Makalah disampaikan dalam Seminar Sehari Bahasa, Sastra, dan Ideologi, HISKI Komda Jakarta dan Universitas Nasional, Jakarta, 18 Mei 1996.
  9. Santosa, P. (1996). “Sastra Marginal dalam Peta Sejarah Kesusastraan di Indonesia”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) VII Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Pusat, Parung-Bogor, 3–5 September 1996.
  10. Santosa, P. (1996). “IPTEK Itu Bermula dari Mitos: Mengenal Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia VI, Himpunan Pembina Bahasa Indonesia, HPBI Pusat, Bandung, 12–15 Desember 1996.
  11. Santosa, P. (1997). “Si Elok Selandang Dunia Sabai Nan Aluih: Citra Tokoh Wanita dalam Drama Sabai Nan Aluih Karya Tulis Sutan Sati”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) VIII Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Komda Padang, Padang, 12–14 Desember 1997.
  12. Santosa, P. (1998). “Promosi Kepariwisataan Indonesia dalam Puisi”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia VIII, Himpunan Pembina Bahasa Indonesia, HPBI Pusat dan Unes, Semarang, 21–23 Juli 1998.
  13. Santosa, P. (1998). “Asmaradana: Matra Puisi Jawa Klasik dan Pengaruhnya Terhadap Puisi Nasional”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) IX Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Komda Semarang, Bandungan, 22–24 Oktober 1998.
  14. Santosa, P. (1999). “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Daerah dalam Sastra Indonesia”. Makalah disampai-kan dalam Kongres Linguistik Nasional IX, MLI Pusat, Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, 28–31 Juli 1999.
  15. Santosa, P. (1999). “Pengajaran Sastra di Sekolah dan Tantangan Abad yang Akan Datang”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) X Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Pusat dan Pusat Bahasa, Jakarta, 18–20 Oktober 1999.
  16. Santosa, P. (2000). “Pelanggaran HAM dan Penyalahgunaan Kekuasaan”. Makalah disampaikan dalam Seminar Sehari Sastra dan HAM, HISKI Komda Jakarta dan Universitas Indonesia, Depok, 29 April 2000.
  17. Santosa, P. (2000). “Pegajaran Sastra dalam Era Globalisasi”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia X, Himpunan Pembina Bahasa Indonesia, HPBI Pusat dan Pusat Bahasa, Jakarta, 27–29 September 2000.
  18. Santosa, P. (2000). “Kekuasaan, Ideologi, dan Politik dalam Dunia Kesusastraan”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) XI Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Komda Surakarta, 2–3 Oktober 2000.
  19. Santosa, P. (2001). “Sumbangan Sastra Jawa dalam Menghadapi Zaman Edan”. Makalah disampaikan dalam Kongres Bahasa Jawa III. Pemda DIY, Yogyakarta, 15–21 Juli 2001.
  20. Santosa, P. (2001). “Kabar Yang Bertolak dari Realitas: Politik dan Gerakan Mahasiswa dalam Sajak-Sajak Taufiq Ismail”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXIII, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 9–10 Oktober 2001.
  21. Santosa, P. (2001). “Sastra Indonesia dalam Pluralisme Budaya”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) XII Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Komda Sumatera Utara, Medan, 5–7 November 2001.
  22. Santosa, P. (2002). “Wacana Desentralisasi dalam Sastra: Wacana Tinggallah Wacana”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Daerah (PILDA) dan Musyawarah Daerah (MUSDA) HISKI Komda DKI, Universitas Nasional, Jakarta, 3 Agustus 2002.
  23. Santosa, P. (2002). “Wacana Desentralisasi dalam Sastra: Persoalan Politis atau Persoalan Sastra”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) XIII Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, 8–10 September 2002.
  24. Santosa, P. (2002). “Pluralisme Budaya dalam Sastra Indonesia Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia”. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia XXIV, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Tawangmangu-Solo, 15–16 Oktober 2002.
  25. Santosa, P. (2003). “Estetika Kasunyatan dalam “Serat Warisan Langgeng” Karya R. Soenarto Mertowardojo”. Makalah disampaikan dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusan-tara VII, Manassa dan Fakultas Sastra Universitas Udayana, Denpasar, Bali, 28–30 Juli 2003.
  26. Santosa, P. (2003). “Pengembangan Teori Sastra Bangesgresem: Sebuah Alternatif Teori Sastra Lokal Genius” (Makalah disampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional (PILNAS) XIV Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia, HISKI Pusat dan Fakultas Sastra Univer-sitas Airlangga, Hotel Santika, Surabaya, 26–28 Agustus 2003).
  27. Santosa, P. (2003). “Multikulturalisme Sastra Indonesia Modern Memantapkan Peran Sastra Indonesia Modern dalam Mengahadapi Budaya Global”. Makalah dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII. Jakarta, 14–17 Oktober 2003, Kelompok B, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
  28. Santosa, P. (2004). “Pembelajaran Apresiasi Sastra Berbasis Kompetensi”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Aula Universitas Nasional. Jakarta, 19–20 Maret 2004.
  29. Santosa, P. (2016). “Keberagaman Sastra di Indonesia dalam Membangun Keindonesiaan”. Makalah disampaikan dalam Sarasehan Kebahasaan dan Kesastraan: Bahasa dan Sastra Indonesia Memantapkan Identitas Keindonesiaan. Diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya, Kamis, 29 Desember 2016.
  30. Santosa, P. (2017). “Keberagaman Sastra Indonesia dalam Membangun Keindonesiaan”. Makalah disampaikan dalam Bincang-Bincang Kebangsaan dalam Perspektif Kebahasaan dan Kesastraan. Diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1 Maret 2017.
  31. Santosa, P. (2017). “Multikulturalisme Sastra Indonesia dalam Membangun Jati Diri Bangsa”. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Sastra Merajut Keberagaman Mengukuhkan Kebangsaan. Diselenggarakan oleh Himpunan Sarjana Kesusastraan (HISKI) Komisariat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Yogyakarta, Sabtu, 20 Mei 2017.

F. Artikel KTI dan Esai dalam Buku Antologi
  1. Santosa, P. (2000). “Pegajaran Sastra dalam Era Globalisasi”. Dalam Dendy Sugono dan Suladi (editor). Kiprah HPBI 2000: Bahasa Indonesia, Negara, dan Era Globalisasi. Jakarta: HPBI-Pusat.
  2. Santosa, P. (2000). “Kekuasaan, Ideologi, dan Politik dalam Dunia Kesusastraan”. Dalam Soediro Satoto dan Zainuddin Fanani (editor). Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
  3. Santosa, P. (2002). “Kabar Yang Bertolak dari Realitas: Politik dan Gerakan Mahasiswa dalam Sajak-Sajak Taufiq Ismail”. Sujarwanto dan Jabrohim (editor). Bahasa dan Sastra Indonesia Menuju Peran Transformasi Sosial Budaya Abad XXI. Yogyakarta: Panitia PIBSI XXIII, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan Gama Media.
  4. Santosa, P. (2003). “Asmaradana dalam Sastra Bandingan”. Dalam Trisman, B. et al (editor). Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
  5. Santosa, P. (2004). “Tuhan, Kita Begitu Dekat” Karya Abdul Hadi W.M.: Kajian Semiotika Riffatere”. Dalam T. Cristomy dan Untung Yuwono (penyunting). Semiotika Budaya. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Indonesia.
  6. Santosa, P. (2004). “Sastra Marginal dalam Peta Sejarah Sastra Indonesia”. Dalam Ibnu Wahyudi (editor). Menyoal Sastra Marginal. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia Pusat.
  7. Santosa, P. (2009). “Wedhatama, Wirawiyata, dan Tripama: Ekspresi Ilmu Keutamaan Seorang Raja Jawa”. Dalam Abdul Hadi W.M. dkk. (editor). Kakawin dan Hikayat: Refleksi Sastra Nusantara 3. Jakarta: Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional, halaman 139—186. 

G. Materi Pelatihan/Kuliah Umum
1.      Santosa, P. (2013). “Metodologi Penelitian dan Pembelajaran Sastra”. Kuliah umum mahasiswa S-1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Sabtu, 21 Desember 2013.
2.      Santosa, P. (2014). “Sikap Positip Berbahasa Indonesia”. Kuliah umum mahasiswa S-2 Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Muslim Nusantara Alwashiliyah Medan, Medan, Rabu, 16 April 2014.
3.      Santosa, P. (2015). “Metodologi Penelitian Sastra di Kalimantan”. Kuliah umum mahasiswa S-1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Balikpapan, Balikpapan, Jumat, 12 Juni 2015.
4.      Santosa, P. (2016). “Pengembangan Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan Kualitas Bernas”. Kuliah umum mahasiswa S-2 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Jambi, Jambi, Selasa, 1 November 2016.

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan