Begawan Mintaraga, demikian nama Arjuna 
ketika melakukan tapa brata di Gunung Indrakila. Arjuna bertapa dengan 
sepenuh jiwa, mesu budi. Minta berarti memisah, raga berarti wadak atau badan jasmani yang kasar. Jadi
 pada masa itu Arjuna menjernihkan pikirannya, angan-angan, perasaan, dan nafsu-nafsunya supaya terpisah dari 
badan wadak yang kasar. Kehendak Arjuna bertapa di gunung Indrakila itu supaya jaya nantinya pada 
perang Baratayuda. Arjuna sudah tidak memperhatikan raganya lagi, seolah 
olah antara jiwa dan raga telah terpisah dialam yang berbeda. Oleh karena itu, Arjuna 
juga dikenal dengan nama Begawan Ciptaning (Angan-angan, Perasaan, dan Nafsu-nafsunya tersilam dalam keheningan), dan  karena Arjuna selalu 
mengheningkan cipta, rasa, dan karsa secara terus menerus yang terujukan hanya semata kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ketika melihat akan keteguhan Arjuna bertapa brata, Batara Indra mencoba menggodanya. 
Untuk itu maka dikirimnya tujuh bidadari yang cantik jelita na molek mempesona untuk menggoda Arjuna. Adapun bidadari yang 
diutus untuk menggoda Arjuna yang sedang bertapa itu adalah: 1. Dewi Warsiki, 2. Dewi Irimrin , 3. Dewi Tunjungbiru, 4. Dewi 
Wilutama, 5. Dewi Supraba, 6. Dewi Gagarmayang dan 7. Dewi Lengleng 
Mulat.
 
 
 
 
 
 
Dalam melaksanakan tapa bratanya itu Arjuna sama sekali tidak tergoda akan kemolekan tujuh bidadari tersebut. Kemudian, datang lagi bidadari-bidari yang 
menyamar menjadi istri istri Arjuna, seperti Dewi Wara Sembadra, Dewi 
Wara Srikandi. Niken Larasati, Niken Sulastri, dan tidak lupa Abimanyu 
yang masih kecil. Memang keteguhan hati Arjuna di dalam bertapa brata tidak 
ada satupun yang dapat menyamainya. Batara Indra pun kini percaya kalau keteguhan hati Arjuna tidak tergoyahkan. Akhirnya, Batara Indra pun tidak mengirimkan bidadarinya lagi untuk mengganggu dan menggoda Arjuna.
Tidak lama kemudian, datang seekor babi hutan mendengus-dengus dan 
menyerang Arjuna. Berkali kali Arjuna diserudug oleh hewan itu. Arjuna merasa
 terganggu dengan serangan hewan tersebut. Arjuna segera mengejar hewan 
itu dan memanahnya. Dua buah anak panah dari
 arah berlainan mengenai hewan itu secara bersamaan. Ketika Arjuna 
mendekati buruannya. Tiba tiba datang juga seorang ksatria yang bernama
 Kiratarupa. Kiratarupa mengakui kalau hewan itu buruannya, terbukti anak panahnya
 menancap di badan hewan itu. Arjuna pun beralasan demikian. Oleh karena itu, terjadilah perkelahian diantara mereka. Tiba tiba Kiratarupa beralih 
rupa menjadi Batara Guru, sedangkan hewan buruannya, si Celeng berubah menjadi Batara 
Narada.

Batara Guru menyampaikan maksud dan tujuannya mendatangi 
Arjuna, adalah mau meminta Arjuna menjadi jago para dewata di kahyangan. Karena
 kahyangan sedang diserang oleh Prabu Niwatakawaca dari negara Imanimantaka. 
Prabu Niwatakawaca menyerang ke kahyangan karena keinginannya untuk 
melamar seorang bidadari yang bernama Dewi Supraba, tetapi para Dewa 
menolaknya. Apabila Arjuna dapat mengalahkan Prabu Niwatakawaca, maka 
akan mendapatkan Dewi Supraba sebagai jatukrama Arjuna, dan juga 
mendapat kesempatan menjadi Raja Bidadari di Kahyangan Jonggirisaloka. Arjuna pun tidak menyia-nyiakan 
kesempatan baik ini. Akhirnya, Arjuna pun menyanggupinya. Batara Guru memberikan pusaka Pasopati kepada Arjuna, untuk menjadi kekuatan dalam melawan Prabu Niwatakawaca.
Panah ini pusaka Posopati milik Arjuna ini merupakan pemberian dari Dewa Syiwa atau Batara Guru, dan berasal dari taring Batara Kala yang dicabut oleh Batara Guru sewaktu Batara Kala berlutut meminta diakui sebagai puteranya. Di tangan Arjuna senjata pamungkas panah pusaka Pasopati ini menewaskan Prabu Niwatakawaca, Jayadrata, Adipati Karna, dan Aswatama ketika perang Baratayuda telah berakhir sewaktu Aswatama nglandak. Waktu itu Aswatama mencoba membunuh Parikesit selagi masih bayi dan Pasopati diletakkan dekat sang bayi sebagai penjaga. Panah ditendang oleh Parikesit dan mengenai badan Aswatama hingga tewas.
Dengan demikian, Arjuna mendapat pusaka Pasopati seusai lakon Arjuna Wiwaha adalah karena bertapa brata yang sempurna di gunung Indrakila. Ketika itu Arjuna memuja Syiwa Batara dan menjadi Begawan Cipta Hening. yang pada waktu itu Arjuna digoda oleh bidadari dan bermacam-macam hal lainya dan dia lolos. Atas kesempurnaan Arjuna bertapa brata itulah yang membuat batara Siwa sang mahadewa turun untuk bertemu Arjuna dan memberikan pasopati. Tidak cukup itu saja Arjuna juga diangkat ke khayangan dan didaupkan dengan para bidadari, karena arjuna telah berjasa membunuh raksasa Niwatakaca yang hendak menyerang khayangan dengan senjata Pasopati yang berasal dari tapa yang sempurna.Korban atas keganasan senjata Pasopati berikutnya adalah Jayadrata, Adipati Karna, dan Aswatama. Luar biasa Pasopati.




 