Persoalan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan
sehat menjadi masalah yang pelik setelah manusia mengenal perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi canggih serta gaya hidup modern. Semakin berkembang
atau bertambahnya manusia dan makhluk lain penghuni dunia, dari tahun ke tahun,
bahkan dari abad ke abad, semakin menambah persoalan pemeliharaan lingkungan
hidup yang bersih dan sehat bagi penghuni dunia, alam semesta seisinya,
termasuk Indonesia. Oleh karena itu, buku hasil penelitian ini berusaha
menganalisis makna dan pesan utama 18 puisi Indonesia modern yang ditulis oleh 8
penyair sastra Indonesia modern (Eka Budianta, Slamet Sukirnanto, Sapardi Djoko
Damono, Taufiq Ismail, Suryatati A. Manan, Dorothea Rosa Herliany, Iwan Nurdaya
Djafar, dan Ataswarin Kamariah Moewardi Bambang Sarah) sebagai salah satu upaya
untuk menyadarkan masyarakat agar senantiasa menjaga, memelihara, dan
melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah makna dan
pesan utama persoalan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dalam
puisi Indonesia modern yang ditulis oleh delapan penyair sastra Indonesia
modern di tengah masyarakat perkotaan yang padat penduduknya, terutama masalah
pengelolaan sampah dan limbah, usaha pencegahan berbagai polusi udara,
pemeliharaan aliran sungai dan drainase, pelestarian hutan demi keseimbangan
ekosistem, konteks sosial masyarakat enam kota di Indonesia dengan masalah
lingkungan hidup, tingkat keberterimaan masyarakat enam kota di Indonesia atas
makna dan pesan utama 18 puisi lingkungan hidup, serta bagaimana tanggapan, pesan, dan harapan
masyarakat enam kota di Indonesia tentang puisi dan kesadaran masyarakat akan
lingkungan hidup?
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan dan
mendeskripsikan makna dan pesan utama yang termuat dalam 18 puisi bertema
lingkungan hidup, konteks sosial masyarakat pembaca enam kota di Indonesia
dengan masalah lingkungan hidup, tingkat keberterimaan masyarakat enam kota di
Indonesia atas makna dan pesan utama 18 puisi lingkungan hidup, serta bagaimana
tanggapan,
pesan, dan harapan masyarakat enam kota di Indonesia tentang puisi dan
kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup. Dengan masalah dan tujuan ini, hasil yang diharapkan dari penelitian adalah
agar masyarakat memiliki kesadaran untuk memelihara lingkungan hidupnya yang
bersih dan sehat, bebas dari sampah dan limbah yang berserakan, sungai dan
drainase airnya tetap jernih dan dapat lancar mengalir, berusaha mencegah
terjadinya polusi udara, dan masyarakat gemar menanam dan memelihara pepohonan
demi keseimbangan ekosistem.
Berdasarkan masalah dan tujuan tersebut penelitian ini
menggunakan metodologi pendekatan kualitatif, yaitu melalui analisis konten
terhadap 18 puisi Indonesia modern untuk menemukan makna dan pesan utamanya,
lalu menyebarluaskan makna dan pesan utama 18 puisi tersebut kepada masyarakat
dengan teknik kuesioner yang dilengkapi dengan tanya jawab atau wawancara
kepada 180 responden yang berada di Jakarta, Pekanbaru, Tanjung Pinang,
Pontianak, Mataram, dan Makassar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa makna dan pesan utama 18 puisi
Indonesia modern yang bertema lingkungan hidup dan ditulis oleh delapan penyair
sastra Indonesia modern adalah masyarakat diharapkan untuk senantiasa dapat:
(1) mengelola sampah dan limbah agar tidak menimbulkan berbagai penyakit,
terekspresikan dalam puisi “Sampah” karya Ataswarin, “Potret Tukang Sampah”
karya Eka Budianta, dan “Air Selokan” karya Sapardi Djoko Damono, (2)
mengusahakan pencegahan polusi udara agar dapat diperkecil ambang batas
kotornya sehingga udara kembali menjadi bersih dan sehat, terekspresikan dalam
puisi “Polusi Udara” karya Ataswarin, “Pohon di Tepi Jalan” karya Sapardi Djoko
Damono, “Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak” karya Taufiq
Ismail, “Membaca Tanda-Tanda” karya Taufiq Ismail, dan “Lingkungan Mati” karya
Taufiq Ismail, (3) menjaga dan memelihara aliran sungai dan drainase secara
baik agar air tetap jernih dan dapat mengalir lancar, terekspresikan dalam
puisi “Perjalanan Sungai” karya Eka Budianta, “Sungai Ciliwung yang Miskin”
karya Slamet Sukirnanto, “Sungai yang Mengalirkan Air Mata dan Hujan yang
Meneteskan Pasir-Pasir” karya Dorothea Rosa Herliany, “Banjir” karya Suryatati
A. Manan, dan “Banjir” karya Ataswarin, dan (4) berusaha melestarikan hutan dan
tanaman untuk keseimbangan ekosistem, terekspresikan dalam puisi “Ada
Belantara, Pohon di Mana” karya Slamet Sukirnanto, “Gergaji” karya Slamet
Sukirnanto, “Hutan” karya Sapardi Djoko Damono, “Pokok Kayu” karya Sapardi
Djoko Damono, dan “Cerita dari Hutan Bakau” karya Iwan Nurdaya Djafar.
Pesan utama
dari 18 puisi tentang lingkungan hidup itu adalah (1) masyarakat perlu
mendapatkan informasi yang benar tentang penanganan sampah dan limbah sebab
selama ini mereka tidak diberi solusi tentang penanganan sampah dan limbah
secara benar. Oleh karena itu, perangilah sampah dan limbah walau dengan alat
sederhana dan jangan biarkan sampah dan limbah berserakan di mana-mana sehingga
menimbulkan berbagai penyakit; (2) udara di sebagian besar wilayah kita telah
tercemar oleh sisa pembakaran kendaraan bermesin, sisa pembakaran pabrik-pabrik
industri, dan asap pembakaran lahan dan hutan secara besar-besaran sehingga
udara kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, usahakanlah pencegahan semakin
berlarut-larutnya polusi udara dengan mengurangi pembakaran-pembakaran dan
berusahalah menanam dan memelihara pohon sebanyak-banyaknya, agar udara kembali
menjadi bersih dan nyaman kita hirup bernapas; (3) jaga dan peliharalah aliran
sungai dan drainase agar air tetap jernih dan mengalir lancar serta tidak
menimbulkan bencana banjir ketika musim penghujan datang. Oleh karena itu,
jangan membuang sampah dan limbah di sungai dan selokan, jangan tinggal di
bantaran sungai, dan berusahalah membersihkan aliran sungai dan drainase agar
tidak menimbulkan berbagai bencana dan penyakit; dan (4) lestarikan hutan dan
lahan sebagai paru-paru dunia, jagalah hutan dan lahan agar tidak dibalak dan
dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bangkitkan kembali
gerakan penghijauan, dan fungsikan lahan dan hutan secara benar sehingga
terdapat keseimbangan ekosistem.
Konteks sosial
masyarakat pembaca enam kota di Indonesia dan tingkat keberterimaan masyarakat
tersebut terhadap makna dan pesan utama 18 puisi adalah cukup besar, berkisar
50%--95%, responden tahu, mengerti, dan paham akan
persoalan lingkungan hidup dan mereka pun tahu dan paham bagaimana cara
mengatasinya, serta dapat menerima dengan baik dan tepat atas makna dan pesan
utama kedelapan belas puisi tersebut. Masyarakat berharap agar sosialisasi atau
kampanye “sadar lingkungan”, melalui penyuluhan ataupun dengan pembacaan puisi
lingkungan hidup, tetap terus dilakukan secara berkesinambungan dan jangan
hanya sporadis. Hal ini mengingat bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup
yang bersih dan sehat dapat bangkit dan diterapkan dalam perbuatan sehari-hari
apabila sering diingatkan atau dipesankan melalui berbagai cara tersebut.
Buku Manusia,
Puisi, dan Kesadaran Lingkungan ini merupakan hasil penelitian yang
bertajuk ”Persoalan Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Bersih dan Sehat dalam
Puisi Indonesia Modern” dari Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti
dan Perekayasa (PKPP) Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun 2011. Oleh
karena itu, atas terbitnya buku hasil penelitian ini kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: (1) Menteri Negara Riset dan
Teknologi melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah menyetujui penelitian ini dilaksanakan
dengan dukungan dana riset insentif yang diberikannya; (2) Dr. Ir. Anny
Sulaswatty, M.Eng., Kepala Biro Hukum dan Humas, beserta Dr. Wisnu dari
Kementerian Negara Riset dan Teknologi, atas monitoring dan pengarahannya dalam
melaksanakan penelitian ini, (3) teman-teman dari jajaran Pusat Penelitian
Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, atas pengelolaan program insentif PKPP TA 2011, (4) Prof. Dr. Cece
Sobarna selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
telah mengusulkan dan menyetujui kegiatan penelitian ini dilakukan hingga
selesai; (5) Dr. Mu’jizah selaku Kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra,
Badan Bahasa, dan sekaligus sebagai konsultan dan narasumber penelitian yang
telah rela meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penelitian ini
hingga mencapai hasil yang sedemikian; dan (6) Drs. Dhanu Priyo Prabowo,
M.Hum., yang berkenan meyunting hasil penelitian dan mengusahakan terbitan buku
ini. Semoga amal baik beliau-beliau mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Harapan kami, buku hasil laporan penelitian yang sangat
bersahaja ini dapat memberi sumbang sih bagi usaha pelestarian dan pemeliharaan
lingkungan hidup yang bersih dan sehat kepada masyarakat di Indonesia,
khususnya dalam usaha sosialisasi atau kampanye sadar lingkungan kepada
masyarakat Indonesia, dan memberikan apresiasi puisi Indonesia modern yang
bertema masalah lingkungan hidup. Buku ini hanya sebagai salah satu sarana
untuk ikut serta mengingatkan masyarakat agar sadar lingkungan. Semoga. Amin.
No comments:
Post a Comment