Wednesday, 23 November 2011

Manusia, Puisi, dan Kesadaran Lingkungan

Hasil Penelitian Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun 2011

Persoalan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat menjadi masalah yang pelik setelah manusia mengenal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih serta gaya hidup modern. Semakin berkembang atau bertambahnya manusia dan makhluk lain penghuni dunia, dari tahun ke tahun, bahkan dari abad ke abad, semakin menambah persoalan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi penghuni dunia, alam semesta seisinya, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, buku hasil penelitian ini berusaha menganalisis makna dan pesan utama 18 puisi Indonesia modern yang ditulis oleh 8 penyair sastra Indonesia modern (Eka Budianta, Slamet Sukirnanto, Sapardi Djoko Damono, Taufiq Ismail, Suryatati A. Manan, Dorothea Rosa Herliany, Iwan Nurdaya Djafar, dan Ataswarin Kamariah Moewardi Bambang Sarah) sebagai salah satu upaya untuk menyadarkan masyarakat agar senantiasa menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah makna dan pesan utama persoalan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dalam puisi Indonesia modern yang ditulis oleh delapan penyair sastra Indonesia modern di tengah masyarakat perkotaan yang padat penduduknya, terutama masalah pengelolaan sampah dan limbah, usaha pencegahan berbagai polusi udara, pemeliharaan aliran sungai dan drainase, pelestarian hutan demi keseimbangan ekosistem, konteks sosial masyarakat enam kota di Indonesia dengan masalah lingkungan hidup, tingkat keberterimaan masyarakat enam kota di Indonesia atas makna dan pesan utama 18 puisi lingkungan hidup, serta bagaimana tanggapan, pesan, dan harapan masyarakat enam kota di Indonesia tentang puisi dan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup?
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan makna dan pesan utama yang termuat dalam 18 puisi bertema lingkungan hidup, konteks sosial masyarakat pembaca enam kota di Indonesia dengan masalah lingkungan hidup, tingkat keberterimaan masyarakat enam kota di Indonesia atas makna dan pesan utama 18 puisi lingkungan hidup, serta bagaimana tanggapan, pesan, dan harapan masyarakat enam kota di Indonesia tentang puisi dan kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup. Dengan masalah dan tujuan ini, hasil yang diharapkan dari penelitian adalah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk memelihara lingkungan hidupnya yang bersih dan sehat, bebas dari sampah dan limbah yang berserakan, sungai dan drainase airnya tetap jernih dan dapat lancar mengalir, berusaha mencegah terjadinya polusi udara, dan masyarakat gemar menanam dan memelihara pepohonan demi keseimbangan ekosistem.
Berdasarkan masalah dan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kualitatif, yaitu melalui analisis konten terhadap 18 puisi Indonesia modern untuk menemukan makna dan pesan utamanya, lalu menyebarluaskan makna dan pesan utama 18 puisi tersebut kepada masyarakat dengan teknik kuesioner yang dilengkapi dengan tanya jawab atau wawancara kepada 180 responden yang berada di Jakarta, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Pontianak, Mataram, dan Makassar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa makna dan pesan utama 18 puisi Indonesia modern yang bertema lingkungan hidup dan ditulis oleh delapan penyair sastra Indonesia modern adalah masyarakat diharapkan untuk senantiasa dapat: (1) mengelola sampah dan limbah agar tidak menimbulkan berbagai penyakit, terekspresikan dalam puisi “Sampah” karya Ataswarin, “Potret Tukang Sampah” karya Eka Budianta, dan “Air Selokan” karya Sapardi Djoko Damono, (2) mengusahakan pencegahan polusi udara agar dapat diperkecil ambang batas kotornya sehingga udara kembali menjadi bersih dan sehat, terekspresikan dalam puisi “Polusi Udara” karya Ataswarin, “Pohon di Tepi Jalan” karya Sapardi Djoko Damono, “Menengadah ke Atas, Merenungi Ozon yang Tak Tampak” karya Taufiq Ismail, “Membaca Tanda-Tanda” karya Taufiq Ismail, dan “Lingkungan Mati” karya Taufiq Ismail, (3) menjaga dan memelihara aliran sungai dan drainase secara baik agar air tetap jernih dan dapat mengalir lancar, terekspresikan dalam puisi “Perjalanan Sungai” karya Eka Budianta, “Sungai Ciliwung yang Miskin” karya Slamet Sukirnanto, “Sungai yang Mengalirkan Air Mata dan Hujan yang Meneteskan Pasir-Pasir” karya Dorothea Rosa Herliany, “Banjir” karya Suryatati A. Manan, dan “Banjir” karya Ataswarin, dan (4) berusaha melestarikan hutan dan tanaman untuk keseimbangan ekosistem, terekspresikan dalam puisi “Ada Belantara, Pohon di Mana” karya Slamet Sukirnanto, “Gergaji” karya Slamet Sukirnanto, “Hutan” karya Sapardi Djoko Damono, “Pokok Kayu” karya Sapardi Djoko Damono, dan “Cerita dari Hutan Bakau” karya Iwan Nurdaya Djafar.
Pesan utama dari 18 puisi tentang lingkungan hidup itu adalah (1) masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar tentang penanganan sampah dan limbah sebab selama ini mereka tidak diberi solusi tentang penanganan sampah dan limbah secara benar. Oleh karena itu, perangilah sampah dan limbah walau dengan alat sederhana dan jangan biarkan sampah dan limbah berserakan di mana-mana sehingga menimbulkan berbagai penyakit; (2) udara di sebagian besar wilayah kita telah tercemar oleh sisa pembakaran kendaraan bermesin, sisa pembakaran pabrik-pabrik industri, dan asap pembakaran lahan dan hutan secara besar-besaran sehingga udara kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, usahakanlah pencegahan semakin berlarut-larutnya polusi udara dengan mengurangi pembakaran-pembakaran dan berusahalah menanam dan memelihara pohon sebanyak-banyaknya, agar udara kembali menjadi bersih dan nyaman kita hirup bernapas; (3) jaga dan peliharalah aliran sungai dan drainase agar air tetap jernih dan mengalir lancar serta tidak menimbulkan bencana banjir ketika musim penghujan datang. Oleh karena itu, jangan membuang sampah dan limbah di sungai dan selokan, jangan tinggal di bantaran sungai, dan berusahalah membersihkan aliran sungai dan drainase agar tidak menimbulkan berbagai bencana dan penyakit; dan (4) lestarikan hutan dan lahan sebagai paru-paru dunia, jagalah hutan dan lahan agar tidak dibalak dan dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, bangkitkan kembali gerakan penghijauan, dan fungsikan lahan dan hutan secara benar sehingga terdapat keseimbangan ekosistem.
Konteks sosial masyarakat pembaca enam kota di Indonesia dan tingkat keberterimaan masyarakat tersebut terhadap makna dan pesan utama 18 puisi adalah cukup besar, berkisar 50%--95%, responden tahu, mengerti, dan paham akan persoalan lingkungan hidup dan mereka pun tahu dan paham bagaimana cara mengatasinya, serta dapat menerima dengan baik dan tepat atas makna dan pesan utama kedelapan belas puisi tersebut. Masyarakat berharap agar sosialisasi atau kampanye “sadar lingkungan”, melalui penyuluhan ataupun dengan pembacaan puisi lingkungan hidup, tetap terus dilakukan secara berkesinambungan dan jangan hanya sporadis. Hal ini mengingat bahwa kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dapat bangkit dan diterapkan dalam perbuatan sehari-hari apabila sering diingatkan atau dipesankan melalui berbagai cara tersebut.
Buku Manusia, Puisi, dan Kesadaran Lingkungan ini merupakan hasil penelitian yang bertajuk ”Persoalan Pemeliharaan Lingkungan Hidup yang Bersih dan Sehat dalam Puisi Indonesia Modern” dari Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kementerian Negara Riset dan Teknologi Tahun 2011. Oleh karena itu, atas terbitnya buku hasil penelitian ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: (1) Menteri Negara Riset dan Teknologi melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah menyetujui penelitian ini dilaksanakan dengan dukungan dana riset insentif yang diberikannya; (2) Dr. Ir. Anny Sulaswatty, M.Eng., Kepala Biro Hukum dan Humas, beserta Dr. Wisnu dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, atas monitoring dan pengarahannya dalam melaksanakan penelitian ini, (3) teman-teman dari jajaran Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atas pengelolaan program insentif PKPP TA 2011, (4) Prof. Dr. Cece Sobarna selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mengusulkan dan menyetujui kegiatan penelitian ini dilakukan hingga selesai; (5) Dr. Mu’jizah selaku Kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa, dan sekaligus sebagai konsultan dan narasumber penelitian yang telah rela meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penelitian ini hingga mencapai hasil yang sedemikian; dan (6) Drs. Dhanu Priyo Prabowo, M.Hum., yang berkenan meyunting hasil penelitian dan mengusahakan terbitan buku ini. Semoga amal baik beliau-beliau mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Harapan kami, buku hasil laporan penelitian yang sangat bersahaja ini dapat memberi sumbang sih bagi usaha pelestarian dan pemeliharaan lingkungan hidup yang bersih dan sehat kepada masyarakat di Indonesia, khususnya dalam usaha sosialisasi atau kampanye sadar lingkungan kepada masyarakat Indonesia, dan memberikan apresiasi puisi Indonesia modern yang bertema masalah lingkungan hidup. Buku ini hanya sebagai salah satu sarana untuk ikut serta mengingatkan masyarakat agar sadar lingkungan. Semoga. Amin.

Pertemuan 15 Teori Sastra Tempatan