Gubernur Lemhanas RI: Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA.
"Buah
 akan mencerminkan pohonnya. Keberhasilan orangtua akan dinilai  dari 
bagaimana mereka membesarkan dan mendidik putra-putrinya." Pepatah  
tersebut ditulis Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,  
Jakarta,  Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, pada halaman pertama buku biografi  
Roesmiati Soepandji, The Long and Winding Road (Metropolit Media Promosindo, Surabaya, 2009)
Dalam buku The Long and Winding 
Road:  Sebuah Biografi Roesmiati Soepandji dalam Memperoleh 
Kesejahteraan,  Ketenteraman, dan Kebahagiaan Hidup yang Abadi terbitan 2009,
 Komaruddin  menyatakan, dengan formula tersebut, Roesmiati Soepandji 
telah  membesarkan putra-putrinya menjadi sarjana mandiri, 
berintegritas,  terpandang dalam pergaulan nasional, dan sangat hormat 
kepada kedua  orangtua.
”Hanya akar dan pohon yang sehat akan 
melahirkan  dedaunan yang rimbun dan buah yang sehat sehingga memberi 
berkah bagi  lingkungannya,” tulis Komaruddin.
Roesmiati dan suaminya,  Brigadir 
Jenderal (Purn) dr Soepandji (alm), termasuk salah satu  keluarga di 
negeri ini yang melahirkan anak-anak yang sukses. Tiga dari  enam anak 
mereka menduduki jabatan tertinggi di beberapa lembaga, yakni  Hendarman
 Soepandji, SH (64), mantan Jaksa Agung; Mayor Jenderal TNI  Hendardji 
Soepandji (58), mantan Komandan Pusat Polisi Militer TNI dan  mantan 
Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat; serta Prof Dr Ir  Budi 
Susilo Soepandji, DEA (56) yang saat ini menjabat Gubernur Lembaga  Ketahanan
 Nasional (Lemhannas).
Dua anaknya yang lain sukses  
berkarier dalam bidang pendidikan, yakni dr Hendarto (66), dosen di  
Universitas Diponegoro, Semarang; dan Dra Hendarti (60),
 dosen  Universitas Yayasan Administrasi Indonesia, Jakarta. Adapun 
seorang  putra lainnya, Ir Bambang Tri Sasongko (48), adalah pengusaha 
yang  bergerak di berbagai bidang, antara lain batu bara dan pelabuhan.
Bagaimana  pasangan Roesmiati dan 
Soepandji mendidik dan membentuk karakter putra  mereka  hingga berhasil
 dalam studi dan karier? Saat ditemui, awal April  2011
 di rumahnya di Magelang, Jawa Tengah, Roesmiati yang September  
mendatang genap berusia 87 tahun menuturkan, sejak kecil anak-anaknya  
dilatih disiplin oleh ayah mereka. ”Pukul 04.30 pagi anak-anak sudah  dibangunkan dan diajari berenang oleh bapaknya,” ujarnya.
Sementara Roesmiati punya cara 
tersendiri membesarkan anak-anaknya.  Sejak anak-anaknya masih kecil, 
setiap malam, sebelum tidur, dia  menceritakan dongeng-dongeng dengan 
berbagai pesan moral. Kisah yang  didongengkan adalah cerita dari 
kumpulan dongeng Hans Christian Andersen yang diubah menjadi cerita 
rakyat dengan cara mengganti nama tokohnya dengan nama-nama Jawa.
”Dengan  mengganti nama yang lebih akrab
 dengan telinga mereka, anak-anak dapat  lebih cepat menangkap dan 
merekam pesan moral dari cerita yang saya  sampaikan. Dari  dongeng 
itulah saya tanamkan kepada mereka agar kelak  menjadi kusuma bangsa,” 
ujarnya seraya mengakui tidak begitu paham  cerita rakyat karena sejak 
kecil mengenyam pendidikan ala Belanda.
Selain menanamkan nilai kesabaran, kasih
 sayang, dan kejujuran, sang ibu juga mendidik anak-anaknya takut akan 
Tuhan. ”Saya ingin anak-anak saya menjadi kekasih Tuhan,” ujarnya. Maka,
  sejak anak-anaknya lahir, doa Roesmiati selalu mengawal langkah anak- 
 anaknya. Bahkan, demi kesuksesan anak- anaknya, sang ibu rela melakukan
  ritual puasa selama tiga hari, sebelum dan sesudah weton (hari 
kelahiran  sesuai pasaran Jawa) tiap-tiap anak. Kebiasaan ini terus 
berlanjut  hingga mereka menamatkan pendidikan sarjana. Sesuai dengan 
adat  kebiasaan wanita Jawa, hal itu dilakukan sebagai upaya tirakat dan
 doa  agar putra-putrinya dapat hidup sukses dan bahagia.
”Saya  selalu pesan, jika jadi dokter 
sembuhkanlah banyak orang dan jangan cari  uang, jadi guru jangan kejam,
 jadi tentara jangan untuk membunuh, dan  jangan pernah korupsi dan 
memanipulasi dana pembangunan kalau jadi  insinyur,” ujarnya.
Pendidikan anak-anak diarahkan
Saat  anak-anak mereka lulus SMA, 
Roesmiati menegaskan, dia dan  suaminya  memang mempersiapkan ke mana 
anak- anak itu harus melanjutkan studi.  Kecuali Hendardji yang sejak 
kecil bercita-cita menjadi tentara, lima  anak pasangan Roesmiati dan 
Soepandji diarahkan kuliah dengan disiplin  ilmu berbeda-beda.
Putra sulung, dr Hendarto (Nto), 
mengikuti  jejak sang ayah, menjadi dokter dan kini dosen di Fakultas 
Kedokteran  Undip. Putra kedua, Hendarman Soepandji (Mamang), yang 
awalnya ngotot  masuk jurusan teknik, akhirnya mau kuliah di Fakultas 
Hukum, sebagaimana  keinginan orangtuanya. Hendarman tak hanya menjadi 
jaksa biasa, tetapi  dalam kariernya dia mencapai jabatan tertinggi di 
Kejaksaan Agung.
Anak  ketiga yang merupakan satu-satunya
 perempuan, Hendarti (Heni),  diarahkan kuliah di bidang psikologi dan 
hingga kini menjadi dosen  Psikologi di Kampus YAI Jakarta. Sementara 
putra keempat,  Hendardji (Haji), yang sejak kecil menunjukkan minat 
dengan dunia  tentara, sejak lulus SMA memantapkan diri masuk Akademi 
Militer  Magelang. Tak hanya sukses berkarier militer, kini  Hendardji 
juga  dipercaya menjabat Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks 
Kemayoran (PPKK) Jakarta.
Budi  Susilo Soepandji (Usi) yang 
merupakan anak kelima pasangan Roesmiati  dan Soepandji sejak kecil 
menunjukkan kemampuan berpikir secara  bijaksana. Budi pun mengenyam 
pendidikan S-2 dan S-3 di Perancis.  Sebelum dipercaya presiden menjabat
 Gubernur Lemhannas, Budi pernah  menjabat Direktur Jenderal Potensi 
Pertahanan Departemen Pertahanan dan  Dekan Fakultas Teknik Universitas 
Indonesia.
Berbeda dengan kelima kakaknya, putra 
bungsu, Bambang Tri Sasongko (48), memilih berkecimpung di dunia usaha. 
Pendidikan  karakter yang ditanamkan sejak kecil hingga kini dipegang 
anak-anak  Roesmiati dan Soepandji. Bahkan, Hendardji dalam buku 
biografinya  mengakui mendidik anak bukan hanya menjadikan seorang anak 
menjadi  pintar, melainkan yang jauh lebih penting harus mempunyai 
karakter.  ”Sehingga sekarang, saat usia kami sudah tua begini, dongeng 
itu masih  membekas sehingga saya merasa inilah pendidikan yang paling 
efektif,”  demikian pandangan Hendardji tentang sosok ibunya.
Sebagai  perempuan, Roesmiati 
menyatakan, dia tidak hanya sekadar menjadi ibu  yang melahirkan 
anak-anak, tetapi juga sebagai pendidik anak yang  pertama dan utama 
dalam membentuk anak-anak yang berbudi pekerti luhur.  Pertama, karena 
anak dikandung ibu dan utama karena ibulah yang setiap  saat berada di 
sisi anak-anaknya.
Seperti ungkapan dalam sebuah  buku, 
when you educate one man, you educate one person, but when you  educate 
one women, you educate one generation. Ketika Anda mendidik satu  orang,
 Anda mendidik satu orang, tetapi ketika Anda mendidik satu  perempuan, 
Anda mendidik satu generasi.
Nama:  Budi Susilo Soepandji
Gelar : Prof., Dr., Ir., DEA.
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
NIP / NUP : 130888610
Jabatan Fungsional : Guru Besar
Jenis Kelamin : Pria
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 27 Oktober 1954
E Mail : budisus@eng.ui.ac.id,
budisoepandji@yahoo.com
Gelar : Prof., Dr., Ir., DEA.
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
NIP / NUP : 130888610
Jabatan Fungsional : Guru Besar
Jenis Kelamin : Pria
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 27 Oktober 1954
E Mail : budisus@eng.ui.ac.id,
budisoepandji@yahoo.com
Penelitian yang Telah Dilakukan (5 Tahun Terakhir):
- Peneliti Utama Riset Unggulan Terpadu VIII (RUT/VIII) dengan judul “Uji Laboratorium dan Aplikasi Piranti Lunak untuk Kasus Geotextile sebagai Reinforcement pada Konstruksi Timbunan di atas Tanah Gambut” (2001/2003)
 - Peneliti Utama Riset Unggulan Kemitraan V (RUK/V) dengan judul “Sistem Pondasi dan Lapisan Pendukung Konstruksi Jalan di atas Tanah Gambut” (1999/2001)
 
Publikasi Karya Ilmiah; Buku, Artikel, Jurnal, Makalah, Presentasi, Paten/ Hak Cipta (5 Tahun Terakhir) :
- T. Ilyas, C. F. Leung, Y.K. Chow, Soepandji Budi. Centrifuge Model Study of Laterally Loaded Plie Groups in Clay. Journal ASCE Geotecnical and Geoenvieonment Engineering, March 2004
 - Budi Soepandji, Rahayu W.A. Prakoso W, Peran Geoteknik Dalam Reklamasi Pantai, Seminar terbatas FT UI, 10 Desember 2003 • Budi Soepandji, Uji Timbunan Jalan (Trial Embankment) di atas Tanah Gambut Bereng Bengkel, Palangkaraya Menggunakan Bahan Material Ringan (Expanded Poly Styrene), Pertemuan Ilmiah Tahunan HATTI, Jakarta, Agustus 2003
 - Rahayu, W., Fleureau, J.M., Soepandji, B.S., (8--9 Oktober 2002). “Etude de la Tourbe : Comportemen, Mechanique de la Tourbe Indonesienne”, dipresentasikan dan dipublikasikan pada JNGG 2002, Nancy.
 - Trigunarsyah B, Soepandji, B.S., Abidin, I.A., (25027 September 2002). “Improving Building Mantainability using Constructability Approach : A Review of Indonesian Constructed Facilities”, dipresentasikan dan dipublikasikan pada the 3rd Asia Pasific Conference on System Integrity and Mantainance, Brisbane, Australia.
 - Soepandji, B.S., Samudra, H., (6--7 Agustus 2002). “Korelasi Pendekatan dengan Settlement dan Pore Pressure untuk Evaluasi Koefisien Konsolidasi Primer”, dipublikasikan pada The 2001 FTUI Seminar Quality in Research Proceeding (ISSN 1411.1284).
 - Soepandji B.S., Damoerin, D., D. Katili, I., Apriia, Asti W., (6--7 AGUSTUS 2002). “Penelitian Penurunan Konstruksi Trial Embankment dengan EPS di atas Tanah Gambut Menggunakan Metode Elemen Hingga – Studi Kasus Bereng Bengkel, Kalimantan Tengah”, dipresentasikan dan dipublikasikan pada The 2002 FT UI Seminar Quality in Research (ISSN 1411.1284).
 
Keanggotaan Organisasi Ilmiah:
- Anggota Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI)
 - Anggota Himpunan Ahli Manajemen Konstruksi Indonesia (HAMKI)
 - Anggota Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI)
 - Anggota Conseille Internationale du Batiment (CIB)
 - Anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
 - Anggota Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI)
 
Sumber : ekstra.kompas.com 
